Memuridkan dan Tetap Tinggal di Dalam Kristus

Pendahuluan:

Setiap murid agar dapat berbuah lebat menghasilkan murid rohani lagi harus terus-menerus menjalani kehidupan yang tetap tinggal di dalam Kristus. Yesus mengajarkan, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan Firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya" (Yohanes 15:7). Tinggal di dalam Kristus berarti terus-menerus bersekutu dengan Dia. Ini dilakukan melalui doa dan firman Tuhan. 

Jika orang percaya melakukan hal ini dengan setia, Yesus berjanji bahwa orang percaya kepada-Nya akan dapat berbuah lebat, "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku" (Yohanes 15:8).
Memuridkan dan Tetap Tinggal di Dalam Kristus
Hidup Dengan Tujuan Menghasilkan Buah

Yesus menugaskan setiap murid-Nya untuk "pergi untuk menghasilkan buah" (Yohanes 15:16). Ini adalah tugas yang besar dan merupakan Amanat Agung. Setiap orang percaya yang mengaku murid-Nya harus taat dan bertindak, yaitu pergi sebagai terang yang masuk ke dalam dunia yang gelap. Perintah ini berulang-ulang disampaikan: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil" (Markus 16:15); "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku..." (Matius 28:19-20); "...dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem... sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul 1:8). Kristus mengutus orang percaya yang tinggal di dalam Yesus dan yang telah dewasa rohani ke dalam dunia untuk menjadi saksi melalui perbuatan dan perkataan agar orang-orang dapat dibawa kepada Kristus dan menjadi anak-anak secara rohani.

Meneladani Yesus yang Memuridkan Murid

Selama pelayanan-Nya di dunia, Yesus bertemu dan mengajar banyak orang, namun jelas sekali Yesus memilih hanya beberapa orang yang sengaja diminta-Nya menjadi murid-murid dekat-Nya. Hampir semua orang yang dipilih-Nya adalah orang-orang sederhana yang kemungkinan tidak masuk hitungan bagi orang-orang pada waktu itu. Tetapi Yesus melihat jauh ke dalam hidup para murid dan jauh ke depan pada apa yang akan terjadi dengan mereka. Yesus menemukan orang-orang yang menyediakan diri dan bersedia belajar dari-Nya. Orang-orang inilah yang kemudian meneruskan pelayanan-Nya dan memungkinkan Injil sampai kepada orang percaya saat ini.

Yesus memulai pelayanan-Nya dengan merekrut dua belas murid dan menghabiskan sisa waktu-Nya di dunia dengan mencurahkan pelajaran-pelajaran kunci yang dibutuhkan untuk memahami kehidupan kepada para murid-Nya. Tujuan Yesus adalah mempersiapkan para murid untuk melaksanakan misi-Nya pada saat diri-Nya tidak ada secara fisik. Yesus melakukan pendekatan dalam memuridkan para pengikut-Nya dengan mengajar, memberikan teladan, mendesak, dan mendorong. Orang Kristen tidak akan dapat melakukan lebih baik selain mengikuti proses yang sudah Yesus teladankan dalam memuridkan.

Gereja dan Pemimpin Rohani yang Memuridkan

Tujuan dan panggilan utama gereja adalah menghasilkan murid yang bermisi sepenuh waktu. Panggilan untuk hidup sebagai pribadi kerajaan Allah berlaku untuk semua orang. Allah ingin para murid menjalani hidup yang berbuah yaitu menghasilkan murid lagi. Gereja yang memuridkan akan mengubah pribadi dan komunitasnya menjadi serupa Kristus. Panggilan utama bagi setiap pendeta adalah terlibat erat dalam pemuridan di gereja. Allah ingin orang percaya memandang orang Kristen lainnya sebagai rekan pelayanan. Allah tidak memanggil orang percaya untuk membuat murid sendirian; Allah menempatkan orang percaya dalam konteks tubuh gereja agar dapat didorong dan ditantang oleh orang-orang di sekitarnya untuk memuridkan.

Menjadikan Pemuridan Sebagai Gaya Hidup

Dalam arti yang paling mendasar, seorang murid adalah seorang pembelajar, seorang yang mengikuti ajaran-ajaran seorang guru dan menyebarkannya. Namun, menjadi seorang murid Kristus lebih dari sekadar mempelajari, menaati, dan menyebarkan doktrin-doktrin Kristen. Menjadi murid Yesus berarti menjadi pengikut Yesus, pergi ke mana pun Dia memimpin, dan melakukan apa pun yang Allah perintahkan, berapa pun harga atau risiko yang harus ditanggungnya. Pemuridan bukanlah sesuatu yang orang Kristen lakukan, tetapi lebih merupakan sebuah gaya hidup. Menjadi seorang murid menyangkut penyerahan diri total kepada Kristus Yesus.

Pemuridan merupakan komitmen seumur hidup terhadap sebuah gaya hidup. Pemuridan bukanlah suatu program atau pelayanan. Tujuan akhir pemuridan bersifat pribadi dan juga bersama. Tujuan pribadinya adalah untuk menjalani hidup yang layak disebut Kristen. Tujuan bersamanya adalah untuk memperkenalkan orang lain kepada Yesus, menolong orang-orang untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat, dan memampukan orang untuk menjalani hidup yang pantas disebut sebagai orang Kristen.

Menjadi Murid yang Berbuah

Yesus berkata, "Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah" (Yohanes 15:16). Seorang murid dengan sendirinya akan bergerak kepada orang-orang yang membutuhkan Injil kasih Kristus yang menyelamatkan. Semangat untuk pergi ini, ciri pertama seorang murid, menyatakan diri setidaknya dalam tiga hal: 

1.Murid yang berperan dalam misi memperkenalkan Yesus kepada "segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa" (Wahyu 7:9).

2. Murid yang menjadi mata rantai penghubung kepada Injil Yesus.

3.Murid yang menghidupi Injil Yesus melalui tindakan belas kasihan dan keadilan.

Memiliki Hasrat untuk Regenerasi dan Pelipatgandaan Murid

Jika menginginkan murid terus ada, harus ada murid yang menghasilkan murid. Pemuridan berkaitan dengan memaksimalkan pengaruh melalui pelipatgandaan. Tidak ada pemuridan tanpa pelipatgandaan murid-murid yang dapat menghasilkan murid-murid lain. Jika gereja mau menilai seberapa baik seseorang dalam pemuridan, gereja harus melihatnya dari buah-buah rohani yang dihasilkan, bukan saja pada orang-orang yang orang Kristen muridkan, tetapi juga pada orang-orang yang telah dimuridkannya. Inilah pelipatgandaan rohani.

Pelipatgandaan rohani berkaitan dengan kehidupan manusia secara rohani. Pertumbuhan rohani orang percaya sebagai murid Kristus bukan saja agar orang percaya semakin dibentuk seperti Kristus, tetapi juga membangun keserupaan dengan Kristus itu di dalam diri orang lain. Satu ayat pelipatgandaan rohani yang terkenal dari Paulus kepada Timotius ditemukan dalam 2 Timotius 2:2, "Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain."

Kesimpulan

Tetap tinggal di dalam Kristus adalah panggilan setiap murid untuk menjalani kehidupan yang menghasilkan buah rohani. Dengan mengikuti teladan Yesus dalam memuridkan, orang percaya dapat mengubah dunia melalui pemuridan yang berdampak dan menghasilkan murid-murid baru. Gereja dan pemimpin rohani memiliki peran penting dalam mendukung proses ini. Menjadikan pemuridan sebagai gaya hidup berarti berkomitmen seumur hidup untuk mengikuti Kristus dan menanamkan semangat yang sama dalam diri orang lain. Pelipatgandaan murid-murid melalui regenerasi dan kesetiaan dalam mengikuti Yesus adalah kunci untuk menggenapi Amanat Agung dan membangun kerajaan Allah di bumi.
Next Post Previous Post