Amsal 14:1-13 - Hikmat dan Kebodohan

Matthew Henry (1662 – 1714).

BAHASAN : Amsal 14:1-13 - Hikmat dan Kebodohan

Amsal 14:1. “Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.”
Amsal 14:1-13 - Hikmat dan Kebodohan
Perhatikanlah:

1. Seorang istri yang baik merupakan berkat yang besar bagi keluarganya. Melalui istri yang subur, sebuah keluarga akan bertambah banyak dan dilengkapi dengan anak-anak. Dengan begitu, keluarga itu dibangun. 

Namun, melalui seorang istri yang bijaksana, yang saleh, rajin, dan penuh perhatian, semua urusan keluarga akan berhasil, utang-utang dilunasi, pendapatan meningkat, persediaan makanan disimpan, anak-anak dididik dan diurus dengan baik, dan seluruh keluarga merasa sejahtera di dalam rumah serta dipuji di luar rumah. Demikianlah rumah itu dibangun. Ia memandang rumah itu sebagai miliknya sendiri untuk dipelihara, walaupun ia tahu bahwa suaminya yang memerintah atasnya (Ester 1:22).

2. Banyak keluarga yang hancur karena perilaku para istri ataupun suami yang buruk. Seorang perempuan yang bodoh, yang tidak takut kepada Allah, tidak menghargai urusannya sendiri, degil, boros, dan gemar bersenang-senang. 

Seorang perempuan yang memuaskan diri dengan kesenangan dan seleranya, dan sangat suka bertamasya dan berpesta, bermain kartu dan pergi ke tempat hiburan meskipun memiliki banyak harta dan berasal dari keluarga berada, akan jatuh miskin dan menyia-nyiakan semua itu. Dia pasti akan menghancurkan rumah tangganya seakan-akan meruntuhkannya dengan tangannya sendiri. Sang suami yang sangat merisaukan hal ini nyaris tidak mampu mencegahnya.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:2. “Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.”

Di sini terdapat :

1. Perbuatan baik dan dosa dalam warnanya yang sebenarnya. Perbuatan baik yang memerintah adalah rasa hormat akan Allah dan memberikan kehormatan kepada Dia yang maha besar dan maha tinggi, yang layak menerima segala kehormatan. Dengan demikian, apa lagi yang lebih pantas dan menyenangkan bagi makhluk yang berakal selain daripada perbuatan baik? 

Dosa yang memerintah sama saja dengan menghina Allah. Dalam hal ini, lebih daripada apa pun, dosa tampak begitu jahat hingga ia memandang rendah Allah yang dipuja para malaikat. Orang-orang yang memandang rendah aturan-aturan Allah, tidak mau tunduk pada aturan-aturan tersebut dan janji-janji-Nya serta tidak mau menerima¬ semuanya itu, sudah memandang rendah Allah berikut sifat-sifat-Nya.

2. Perbuatan baik dan dosa di dalam sifatnya sebenarnya. Melalui hal ini kita dapat mengenali orang yang berbuat baik dan takut akan Allah yang memerintah di dalam dirinya, yaitu bahwa ia berjalan dengan jujur, menyadari sepenuhnya semua tindakannya, setia kepada Allah dan manusia, dan setiap kali berhenti ataupun melangkah, ia melakukannya berdasarkan aturan. 

Inilah orang yang menghormati Allah. Sebaliknya, orang yang sesat jalannya, yang dengan senang hati mengikuti keinginan dan hawa nafsunya, yang berlaku tidak adil dan curang, yang perilakunya bertolak belakang dengan pengakuannya, sehebat apa pun ia berpura-pura beribadah, dia adalah orang yang fasik dan akan diperhitungkan sebagai orang yang menghina Allah sendiri.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:3. “Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya.”

Amatilah di sini:

1. Seorang bodoh yang menyombongkan diri. Saat kebanggaan ada di dalam hati sementara hikmat tidak ada di kepala untuk menekannya, maka kebanggaan itu biasanya akan menampakkan diri di dalam kata-kata: Dalam mulut orang bodoh adalah cemeti congkak, menyombongkan diri dengan congkak, menegur dengan congkak, mengecam dengan congkak, memerintah dan menetapkan hukum dengan congkak. Inilah cemeti, atau taruk congkak. 

Istilah taruk atau juga ranting hanya digunakan di sini dan di dalam Yesaya 11:1. Ranting ini tumbuh dari akar kepahitan yang ada di dalam hati, sebuah ranting dari dahan itu. Akarnya harus dicabut, atau kita tidak akan dapat mengalahkan ranting ini.

Ini juga berarti tongkat untuk memukul, cemeti congkak yang memukul orang lain. Dengan lidahnya, orang yang congkak akan menyerang dan memukul orang-orang di sekelilingnya sesuka hati, tetapi akhirnya akan mengenai dirinya sendiri. Orang yang congkak akan ditegur dan dihukum secara memalukan oleh perkataan mulutnya sendiri. Dia tidak akan diperlakukan sebagai prajurit melainkan dihajar seperti budak. Dalam hal ini ia akan dipukul dengan tongkatnya sendiri (Mazmur 64:8).

2. Seorang bijak yang rendah hati menyelamatkan diri sendiri dan bertanya-tanya demi kebaikannya sendiri: Orang bijak dipelihara oleh bibirnya dengan tidak mendatangkan celaka ke atas orang lain seperti yang dilakukan orang-orang congkak dengan lidah mereka, dan tidak mendatangkan ke atas diri mereka sendiri celaka yang sering kali melibatkan para pencemooh yang congkak.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:4. “Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.”

Perhatikanlah:

1. Menyia-nyiakan peternakan merupakan jalan menuju kemiskinan: Kalau tidak ada lembu untuk membajak tanah dan mengirik bulir-bulir, maka tidak ada gandum. Kandang pun kosong, bersih. Tidak ada jerami untuk ternak, dan akhirnya tidak ada roti untuk keperluan manusia. Kelangkaan bahan pangan digambarkan melalui gigi yang tidak disentuh makanan (Amsal 4:6). 

Kalau tidak ada lembu, maka tidak ada yang dapat dikerjakan pada tanah, dan akibatnya tidak ada yang bisa dihasilkan darinya. Kandang bersih dari kotoran ternak, yang menyenangkan orang yang menyukai kerapian dan kebersihan, yang tidak tahan dengan peternakan karena ada begitu banyak pekerjaan kotor di dalamnya, sehingga ia rela menjual lembunya supaya kandang tetap bersih.

Namun, bukan saja kerja keras, tetapi bahkan kotoran lembu pun dibutuhkan. Ini menunjukkan kebodohan orang-orang yang sangat menyukai kesenangan dari daerah pedesaan tetapi tidak berminat dengan pekerjaan di sana, yang memelihara lebih banyak kuda daripada lembu, dan lebih banyak anjing daripada babi. Keluarga orang-orang bodoh seperti ini pasti menderita karena kebodohan mereka itu.

2. Orang-orang yang berjerih payah mengerjakan tanah mereka besar kemungkinan akan meraup keuntungan darinya. Orang-orang yang memelihara hal yang bermanfaat dan bisa digunakan, bukan untuk bermewah-mewah atau pamer, yang memiliki lebih banyak pengurus ternak daripada pelayan, besar kemungkinan akan berkembang pesat. Dengan kekuatan sapi banyaklah hasil. Sapi yang dimaksudkan untuk melayani kita, yang menguntungkan, baik dalam keadaan hidup ataupun mati.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:5. “Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta.”

Dalam menjalankan keadilan, banyak hal yang bergantung pada para saksi, dan oleh sebab itu penting bagi kebaikan umum bahwa para saksi diajar sebagaimana seharusnya. Karena:

1. Seorang saksi yang benar tidak akan berani memberikan kesaksian yang palsu, atau, demi perbuatan baik atau dendam tidak akan menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diketahuinya dengan tepat. Ia tidak peduli siapa yang senang atau tidak senang dengan kesaksiannya. Dengan demikian penghakiman akan mengalir lancar bagaikan sungai.

2. Sebaliknya, saksi yang bersedia disuap, berat sebelah, dan bisa digertak, akan menyembur-nyemburkan kebohongan (dan tidak akan ragu melakukannya) dengan bersemangat dan yakin seolah-olah apa yang dikatakannya itu semua benar.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:6. “Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh.”

Perhatikanlah:

1. Alasan mengapa beberapa orang mencari hikmat dan tidak mendapatkannya, adalah karena mereka tidak mencarinya berdasarkan asas dan cara yang benar. Mereka adalah pencemooh, dan dengan sikap menghinalah mereka meminta pengajaran, supaya bisa mencemooh apa yang dikatakan kepada mereka dan bertengkar mengenainya. Banyak orang mengajukan pertanyaan kepada Kristus sambil mencobai Dia, supaya mereka mendapat alasan untuk menuduh Dia, tetapi mereka tidak pernah menjadi lebih bijak.

Tidaklah mengherankan apabila orang-orang yang mencari hikmat seperti Simon si ahli sihir yang mencari karunia-karunia Roh Kudus demi memuaskan kecongkakan dan ketamakan mereka, tidak mendapatkannya karena mereka mencari dengan cara yang salah. Herodes ingin melihat mukjizat, tetapi karena ia seorang pencemooh, keinginannya tidak terkabul (Lukas 23:8). Para pencemooh tidak akan berhasil dengan doa-doa mereka.

2. Bagi mereka yang mengerti dengan benar dan menjauhi kejahatan (karena itulah akal budi ), pengetahuan tentang Allah dan kehendak-Nya mudah diperoleh. Perumpamaan-perumpamaan yang menyebabkan hati para pencemooh mengeras dalam cemooh mereka dan membuat perkara-perkara ilahi semakin sulit mereka pahami, justru akan menerangi hati mereka yang mau belajar serta membuat hal-hal yang sama tampak lebih jelas dan mudah dimengerti sekaligus dikenali (Matius 13:11, 15-16). 

Perkataan yang sama yang bagi pencemooh adalah bau kematian yang mematikan, bagi orang yang rendah hati adalah bau kehidupan yang menghidupkan. Orang yang berpengertian sehingga menjauhi kejahatan (karena itulah akal budi), sehingga berhenti berprasangka dan menyingkirkan semua sifat dan perasaan buruk, akan mudah menangkap pengajaran dan menerima pengaruhnya.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:7.“Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya.”

Amatilah di sini:

1. Bagaimana kita dapat mengenali seorang yang bodoh dan mendapati bahwa dia orang yang fasik, karena ia adalah orang bebal. Jika pengetahuan tidak kita dapati dari bibirnya, jika kita mendapati bahwa tidak terdapat sesuatu yang memberikan kelegaan ataupun kesalehan di dalam perkataannya, bahwa percakapannya kotor dan merusak, dan tidak terdapat suatu pun yang baik untuk membangun, kita boleh menyimpulkan bahwa yang tersimpan dalam dirinya adalah buruk.

2. Bagaimana kita harus menjauhi orang seperti itu dan meninggalkan dia. Jauhilah orang bebal, karena tidak kaudapati apa pun yang baik dari kehadirannya, selain bahaya yang bisa mencelakakan. Adakalanya satu-satunya cara yang kita miliki untuk mencela perkataan yang jahat dan bersaksi untuk menentangnya adalah dengan menjauhkan diri darinya hingga tidak dapat mendengarkan perkataannya lagi.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:8.“Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya.”

Amatilah di sini :

1). Perilaku yang baik dari orang yang bijaksana dan baik. Ia mampu mengatur diri dengan baik. Bukanlah pengetahuan orang terpelajar, yang hanya terdiri atas dugaan, yang dianjurkan di sini, melainkan hikmat orang cerdik, yang mudah dilaksanakan dan berguna untuk mengarahkan perkataan dan perbuatan kita. 

Hikmat kristiani terdiri atas pengertian yang benar akan jalan kita sendiri, sebab kita hanyalah pelancong yang urusannya bukanlah untuk mencari-cari sesuatu yang aneh atau ajaib, melainkan untuk maju terus menuju akhir perjalanan. Tugas kita adalah untuk mengerti jalan sendiri, bukan untuk mengkritik dan mencampuri urusan orang lain, melainkan untuk memeriksa diri dan menempuh jalan yang rata.

Tugas kita adalah untuk memahami arah jalan kita, supaya kita dapat mengamatinya, dapat melihat bahaya yang menghadang supaya menghindarinya, dapat memahami kesulitan yang kita hadapi supaya dapat mengatasinya, dan melihat keuntungan yang ada sehingga kita dapat meningkatkannya. Tugas kita adalah untuk mengerti aturan yang harus kita jalani dan tujuan perjalanan yang akan kita tempuh, dan dengan demikian berjalan sesuai dengan aturan dan tujuan itu.

2. Perilaku buruk orang fasik. Dia menipu diri sendiri. Dia tidak mengerti jalannya dengan benar. Dia menyangka bahwa dia sudah mengerti sehingga tersesat dan terus melakukan kesalahan: orang yang bebal ditipu oleh kebodohannya yang membawa mereka kepada kehancuran. Kebodohan orang yang membangun di atas pasir adalah tipuan.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:9. “Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan kebaikan.’

Amatilah di sini:

1. Bagaimana hati orang fasik dikeraskan dalam kejahatan mereka: mereka mencemoohkan korban tebusan. Mereka menertawakan dosa-dosa orang lain dan bergembira bersama teman-teman mereka dengan hal yang seharusnya mereka ratapi. Mereka juga meremehkan dosa-dosa mereka sendiri, baik ketika tergoda untuk berbuat dosa, maupun setelah mereka melakukannya. Mereka menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat (Yesaya 5:20), memutar-balikkannya dengan gurauan, dan bergegas masuk ke dalam dosa (Yeremia 8:6).

Mereka berkata bahwa mereka akan tetap merasa damai meskipun mereka terus berbuat jahat. Mereka tidak peduli pada celaka yang mereka timbulkan dengan dosa-dosa mereka dan menertawakan orang-orang yang memberi tahu mereka tentang hal itu. Mereka mendukung dosa dan mempunyai banyak akal untuk berdalih. 

Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan. Mereka yang meremehkan dosa juga meremehkan Kristus. Orang-orang bodohlah yang meremehkan dosa sebab mereka juga meremehkan apa yang dikeluhkan oleh Allah (Amsal 2:13), yang ditanggungkan ke atas Kristus, dan yang tidak lama lagi akan membuat mereka berubah pikiran.

2. Bagaimana orang yang baik dikuatkan dalam kebaikan mereka: orang jujur saling menunjukkan kebaikan. Jika mereka telah melukai perasaan seseorang dalam hal apa pun, mereka akan langsung menyesal dan memperoleh perkenan Allah. Mereka saling berbuat baik. Di antara sesama dan perkumpulan mereka, mereka saling menunjukkan kemurahan hati dan belas kasihan bersama bila ada yang berbuat salah, dan tidak ada saling mencemooh.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:10. “Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya.”

Ayat ini sesuai dengan 1 Korintus 2:11, Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia, dan perubahan tabiatnya, selain roh manusia sendiri?

1. Setiap orang paling mampu merasakan bebannya sendiri, terutama beban yang menimpa rohnya, karena biasanya beban inilah yang tidak tampak dan disembunyikan olehnya. Janganlah kita mengecam kesedihan orang lain, karena kita tidak tahu apa yang mereka rasakan. Boleh jadi penderitaan mereka lebih besar daripada keluhan mereka.

2. Banyak orang yang menikmati kesenangan yang tersembunyi, terutama penghiburan ilahi yang tidak disadari apa lagi dialami orang lain. Sama seperti kesedihan orang yang menyesali dosa-dosanya, demikian pula sukacita orang percaya tidak dapat turut dirasakan orang lain yang oleh karena itu juga tidak memenuhi syarat untuk menilai.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:11.“Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar.”

Perhatikanlah:

1. Dosa merupakan kehancuran banyak keluarga: Rumah orang fasik, meskipun dibangun dengan kokoh dan tinggi, akan musnah, akan jatuh ke dalam kemiskinan serta kehinaan, dan akhirnya lenyap. Harapannya untuk mencapai sorga, yakni rumah yang diandalkannya, tidak akan bertahan dan roboh diterpa badai. Air bah yang datang akan menghanyutkannya.

2. Kebenaran akan meninggikan dan meneguhkan keluarga-keluarga yang miskin sekalipun: bahkan kemah orang jujur, yang mudah dipindah- pindahkan dan sebagai tenda dianggap rendah, akan mekar, baik dalam kemakmuran lahiriah bila itu memang dianggap baik oleh Hikmat yang Tidak Terbatas, dalam segala keadaan di dalam anugerah dan penghiburan, yang merupakan kekayaan dan kehormatan yang sejati.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:12.“Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”

Di sini diceritakan tentang jalan dan kesudahan banyak jiwa yang menipu diri sendiri.

1. Jalan mereka tampak adil: yang disangka lurus oleh mereka. Mereka menghibur diri dengan mengkhayal bahwa mereka sudah menjadi seperti seharusnya, bahwa pendapat serta perilaku mereka sudah baik, dan dengan cara sedemikian rupa hingga menipu diri sendiri. Jalan kebodohan dan kesembronoan, jalan keduniawian dan fana, jalan penuh hawa nafsu dan memuaskan kedagingan, tampak benar di mata orang-orang yang menjalaninya.

Terlebih lagi jalan kemunafikan dalam beragama, perbuatan lahiriah, pembaharuan yang hanya sebagian, dan semangat yang membabi buta. Mereka beranggapan bahwa semua hal ini akan membawa mereka ke surga. Mereka menyenangkan diri menurut pandangan sendiri bahwa akhirnya nanti segala sesuatu akan baik-baik saja.

2. Kesudahan mereka akan sangat mengerikan, terlebih lagi karena kesalahan mereka: jalan yang menuju maut, kematian yang kekal. Kejahatan mereka pasti akan menjadi kehancuran mereka, dan mereka akan binasa sambil menggenggam dusta di tangan kanan mereka. Pada akhirnya nanti, orang-orang yang menipu diri sendiri akan terbukti menghancurkan diri sendiri.
----------
HIKMAT DAN KEBODOHAN.
Amsal 14:13 “Di dalam tertawa pun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan.”
Ini menunjukkan kesia-siaan kegembiraan duniawi dan membuktikan apa yang dikatakan Salomo perihal tertawa, bahwa itu bodoh, karena,

1). Di baliknya terdapat dukacita. Ada kalanya, ketika orang berdosa berada di bawah penghukuman atau masalah besar, mereka menyem-bunyikan kesedihan mereka dengan kegembiraan yang dipaksakan dan memasang muka ceria, karena mereka tidak mau tampak menyerah: mereka tidak berteriak saat Ia mengikat mereka. Sungguh, ketika seseorang benar-benar tampak ceria, pada saat yang sama ada hal lain yang tercampur dalam kegembiraan mereka.

Sesuatu yang menutupi dan mengaburkannya, yang tidak dapat dihilangkan dari hati mereka oleh keceriaan. Hati nurani mereka mengatakan bahwa mereka tidak punya alasan untuk bergembira (Hosea 9:1). Mau tidak mau mereka akan melihat kesia-siaannya. Sukacita rohani berada di dalam jiwa. Kegembiraan orang munafik hanyalah dari gigi ke luar belaka (Yohanes 16:22, 2 Korintus 6:10).

2. Ada hal yang lebih buruk setelah itu: kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan. Kegembiraan itu akan segera berlalu bagaikan duri-duri yang meletup-letup dalam api di bawah belanga. Jika hati nurani itu terjaga, seluruh kegembiraan yang penuh dosa dan kotor akan direnungkan dengan penuh kegetiran. 

Jika tidak, kedukaan itu akan menjadi semakin besar ketika karena segala hal ini Allah akan membawa orang berdosa ke pengadilan. Kedukaan orang-orang yang dikasihi-Nya akan berakhir dengan sukacita sampai selama-lamanya (Mazmur 126:5), tetapi gelak tawa orang-orang bodoh akan berakhir dalam tangis dan ratap tanpa akhir.
Next Post Previous Post