Amsal 14:14-18 - Perbedaan Orang Benar dan Orang Fasik
Matthew Henry (1662 – 1714).
BAHASAN : Amsal 14:14-18 - Perbedaan Orang Benar dan Orang Fasik
BAHASAN : Amsal 14:14-18 - Perbedaan Orang Benar dan Orang Fasik
Amsal 14:14. “Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya.”
Perhatikanlah:
1. Penderitaan orang berdosa akan sangat berlimpah sampai selamanya: Orang yang murtad hatinya, yang karena takut menderita atau mengharapkan keuntungan dan kesenangan lalu meninggalkan Allah dan kewajibannya, akan menjadi kenyang dengan jalannya. Allah akan membiarkan mereka memuaskan diri dengannya.
Mereka tidak akan meninggalkan hawa nafsu dan gairah mereka, dan oleh karenanya, sifat-sifat itu akan tetap melekat pada mereka serta menjadi siksa dan penderitaan sampai selamanya. Orang yang najis itu menjadi najis.
Perkataan “Anak, ingatlah ,” akan mengenyangkan mereka dengan jalan mereka dan menata dosa-dosa mereka di hadapan mereka. Kemurtadan diawali di dalam hati. Hati yang jahat dan penuh ketidakpercayaanlah yang membuat orang meninggalkan Allah. Dari semua orang berdosa, orang murtadlah yang akan mengalami ketakutan paling besar saat mereka merenungkan jalan-jalan mereka (Lukas 11:26).
2. Kebahagiaan orang-orang kudus akan memuaskan mereka sampai selamanya dalam perbuatan baik mereka, sebagai tanda penghargaan dan persyaratan untuk memperoleh perkenan Allah yang khusus: orang yang baik menjadi sangat kenyang dengan apa yang ada padanya, dengan apa yang dikerjakan Allah di dalam dirinya. Ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri (Galatia 6:4).
Sama seperti orang berdosa tidak pernah berpikir bahwa mereka telah cukup banyak berbuat dosa sampai dosa itu membawa mereka ke neraka, begitu pula orang-orang kudus tidak pernah berpikir bahwa mereka telah cukup banyak berbuat baik sampai mereka tiba di surga.
----------
PERBEDAAN ORANG BENAR DAN ORANG FASIK.
Amsal 14:15.“Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.”
----------
PERBEDAAN ORANG BENAR DAN ORANG FASIK.
Amsal 14:15.“Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.”
Perhatikanlah:
1. Sungguh bodoh untuk terlampau mudah percaya dan memperhatikan setiap laporan yang masuk, memberi telinga kepada kisah tiap orang meskipun sangat tidak masuk akal, untuk mempercayai semua hal berdasarkan anggapan umum yang populer, untuk mengandalkan diri kepada tiap orang yang mengaku berteman, dan memberikan pinjaman kepada setiap orang yang berjanji akan melunasinya.
Orang yang tidak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan seperti itu, dan lupa bahwa dalam pengertian tertentu, semua orang adalah pendusta bila dibandingkan dengan Allah yang semua perkataan-Nya harus kita percayai dengan penuh iman, sebab Ia tidak dapat berdusta.
2. Sungguh bijaksana untuk bersikap hati-hati: Orang yang bijak akan menguji terlebih dahulu sebelum ia percaya. Ia akan menimbang-nimbang apakah saksi itu bisa dipercaya, juga tingkat kemungkinan kesaksian itu sendiri, dan baru setelah itu memberikan penilaian ketika hal itu sudah tampak, atau menangguhkan penilaiannya sampai halnya benar-benar tampak jelas bagi dia. Ujilah segala sesuatu dan janganlah percaya akan setiap roh.
----------
PERBEDAAN ORANG BENAR DAN ORANG FASIK.
Amsal 14:16. “Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.”
----------
PERBEDAAN ORANG BENAR DAN ORANG FASIK.
Amsal 14:16. “Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.”
Perhatikanlah:
1. Rasa takut yang kudus merupakan penjaga yang sangat baik untuk memelihara setiap hal yang kudus, dan melindungi dari setiap hal yang najis. Sungguh bijaksana untuk menjauhi kejahatan, kejahatan dosa, dan dengan cara demikian, juga semua kejahatan lainnya.
Oleh sebab itu, merupakan hikmat untuk berhati-hati atau takut. Artinya, waspada terhadap diri sendiri dengan kewaspadaan yang ilahi, untuk takut akan murka Allah, untuk takut mendekati dosa atau mulai bermain-main dengannya. Orang yang bijak akan menjauhi jalan yang berbahaya karena takut bahaya dan mundur ketakutan saat ia mendapati diri sedang masuk dalam pencobaan.
2. Kepongahan adalah kebodohan. Orang bodoh adalah orang yang ketika diperingatkan akan adanya bahaya justru melampiaskan nafsunya dan merasa aman, dan bersikeras meneruskan niatnya. Orang bodoh tidak tahan menerima teguran. Dia akan menuntut bukti perihal murka dan kutukan Allah, dan karena tidak takut kepada bahaya, ia terus memberontak, berani untuk mencari-cari kesempatan berbuat dosa, dan bermain-main di tepi jurang. Dia adalah orang yang bebal, sebab ia bertindak melawan akal sehat dan kepentingannya sendiri. Kehancurannya akan tiba dengan segera sebagai bukti atas kebodohannya.
----------
PERBEDAAN ORANG BENAR DAN ORANG FASIK.
Amsal 14:17. “Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.”
----------
PERBEDAAN ORANG BENAR DAN ORANG FASIK.
Amsal 14:17. “Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.”
Perhatikanlah:
1. Orang-orang yang penuh nafsu patut ditertawakan. Orang-orang yang suka mengeluh, mudah tersinggung, dan lekas naik darah karena gangguan sekecil apa pun, berlaku bodoh. Mereka mengatakan dan melakukan hal-hal yang menggelikan, sehingga dengan demikian membuka diri terhadap celaan. Tidak bisa tidak mereka sendiri akan menjadi malu ketika panas hati mereka sudah reda. Hal ini patut diperhatikan orang, terutama yang dikenal sangat memelihara hikmat dan kehormatan untuk mengekang nafsu mereka.
2. Orang-orang pembuat kejahatan patut dihindari dan dibenci, karena mereka jauh lebih berbahaya dan membawa celaka bagi semua lapisan masyarakat: Orang yang jahat niatnya, yang menahan amarahnya sampai ia mendapat kesempatan untuk membalas dendam dan diam-diam merencanakan untuk mencelakakan sesamanya dan membalas dengan kejahatan, seperti Kain yang membunuh Habel, orang seperti ini dibenci oleh semua orang.
Tabiat seorang pemarah sungguh menyedihkan. Melalui godaan yang datang tidak terduga, ia menyusahkan dan mempermalukan diri sendiri, tetapi hal ini akan segera berakhir dan ia pun menyesalinya. Namun, orang yang penuh kebencian dan dendam sungguh menjijikkan. Tidak ada pelindung atau jalan keluar baginya.
----------
PERBEDAAN ORANG BENAR DAN ORANG FASIK.
Amsal 14:18.“Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan.”
----------
PERBEDAAN ORANG BENAR DAN ORANG FASIK.
Amsal 14:18.“Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan.”
Perhatikanlah:
1). Dosa merupakan hal yang mempermalukan orang berdosa: Orang yang tak berpengalaman, yang sangat menyukai hal-hal yang biasa-biasa saja, tidak memperoleh apa pun darinya. Mereka hanya akan mendapat kebodohan. Mereka mewarisinya, demikian menurut sebagian orang. Rusaknya tabiat ini diperoleh dari orang tua pertama kita, dan semua bencana yang menyertainya juga kita warisi.
Ini adalah warisan yang mereka turunkan kepada bangsa mereka yang merosot akhlaknya bagaikan penyakit keturunan. Mereka sangat menyukainya, seperti orang yang menyukai warisan, dan menggenggamnya dengan erat seakan-akan tidak mau berpisah dengannya. Apa yang sangat mereka hargai ini sungguh bodoh. Apa yang dihasilkan dari sikap ini selain kebodohan? Mereka akan selamanya menyesali pilihan sendiri yang bodoh itu.
2. Hikmat adalah kehormatan orang bijak: Orang yang bijak memahkotai diri sendiri dengan pengetahuan. Mereka memandangnya sebagai perhiasan mereka yang paling cemerlang, dan tidak ada yang lebih mereka dambakan selain hal ini. Mereka mengenakannya di kepala bagaikan mahkota yang tidak akan mau mereka tanggalkan. Mereka berjuang menuju puncak dan kesempurnaan pengetahuan yang akan memahkotai awal dan kemajuan upaya mereka ini.
Mereka akan menerima pujian darinya.
Orang-orang yang bijak akan dihormati seakan-akan mereka mengena-kan mahkota. Mereka bermahkotakan pengetahuan dan mendatangkan hormat bagi pekerjaan mereka. Hikmat bukan saja dibenarkan, tetapi juga dimuliakan oleh semua anak-anaknya.
Orang-orang yang bijak akan dihormati seakan-akan mereka mengena-kan mahkota. Mereka bermahkotakan pengetahuan dan mendatangkan hormat bagi pekerjaan mereka. Hikmat bukan saja dibenarkan, tetapi juga dimuliakan oleh semua anak-anaknya.