Amsal 14:19-35 - Orang Benar vs. Orang Fasik
Matthew Henry (1662 – 1714)
BAHASAN : Amsal 14:19-35 - Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:19.“Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang benar.”
Artinya,
1. Orang jahat sering kali dibuat melarat dan direndahkan sehingga mereka terpaksa mengemis karena kejahatan mereka telah membawa mereka kepada kesukaran. Sebaliknya, melalui berkat Allah, orang baik diperkaya dan di mampu kan untuk memberi. Mereka benar-benar memberi, bahkan kepada orang jahat sekalipun. Karena jika Allah mengaruniakan mereka kehidupan, janganlah kita menolak bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.
2. Adakalanya Allah bahkan memaksa orang jahat untuk mengakui keunggulan umat Allah. Orang jahat sudah seharusnya selalu tunduk di dekat orang baik, dan adakalanya mereka dipaksa melakukannya dan mengaku, bahwa Allah mengasihi orang-orang baik itu (Wahyu 3:9). Orang-orang baik itu menginginkan kesenangan sendiri (Ester 7:7), dan doa-doa mereka dikabulkan (2 Raja-raja 3:12).
3. Akan tiba harinya ketika orang benar akan memerintah mereka (Mazmur 49:15). Ketika itulah anak-anak gadis yang bodoh akan meminta minyak dari yang bijaksana dan dengan sia-sia mengetuk pintu Tuhan yang melaluinya orang benar telah masuk.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:20. “Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak.”
Ini bukan menunjukkan hal yang seharusnya terjadi melainkan apa yang biasa dilakukan dunia, yakni merasa malu berteman dengan orang miskin dan menyukai orang kaya.
1. Hanya sedikit yang akan memberikan sambutan kepada orang-orang yang tidak disukai dunia, padahal mereka sebenarnya patut dihormati: orang miskin, yang seharusnya dikasihani, diberi semangat, dan ditolong, malah dibenci, dianggap aneh, dan dijauhi, bahkan juga oleh temannya yang sebelum orang tadi jatuh miskin sangat dekat dengannya dan berpura-pura ramah kepadanya. Kebanyakan dari mereka hanyalah teman semu seperti burung layang-layang yang menghilang di musim dingin. Sungguh baik untuk memiliki Allah sebagai sahabat kita, sebab Ia tidak akan meninggalkan kita di saat kita miskin.
2. Semua orang mau memberi hormat kepada orang-orang yang disukai dunia, walaupun mereka sebenarnya tidak berharga: sahabat orang kaya itu banyak. Mereka bersahabat dengan kekayaan itu dengan harapan mendapat bagian. Di dunia ini hanya ada sedikit persahabatan. Kebanyakan yang ada hanyalah persahabatan yang dilandasi kepentingan diri sendiri, yang sama sekali bukan merupakan persahabatan sejati, yang tidak akan dihargai atau diandalkan orang bijak. Orang-orang yang menjadikan dunia sebagai ilah mereka akan mendewa-dewakan orang-orang yang memiliki banyak harta dunia. Mereka mencari perkenanan dari orang-orang itu seolah-olah orang-orang tersebut adalah kesukaan Sorga.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:21. “Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.”
Amatilah di sini bagaimana tabiat dan keadaan manusia diukur dan dinilai dari perilaku mereka terhadap sesama yang miskin.
1. Orang-orang yang menghina orang miskin, dengan begitu telah memandang mereka sebagai orang yang bertabiat buruk, dan keadaan orang miskin sendiri akan sesuai dengan pandangan mereka itu: Siapa yang menghina sesamanya karena kedudukan orang itu rendah di dunia, karena berasal dari keturunan miskin, berpendidikan rendah, dan hanya berpenampilan sederhana, telah berbuat dosa.
Juga, siapa yang menghina sesamanya karena berpikir bahwa mereka terlalu hina untuk diperhatikan, dan tidak mau berbicara dengan, atau peduli dengan mereka, dan menganggap mereka sederajat dengan gerombolan anjing-anjingnya, telah berbuat dosa dan bersalah melakukan dosa. Selain itu, orang demikian berada di jalan menuju celaka, dan akan diperlakukan sebagai orang berdosa. Dia tidak akan berbahagia.
2. Di sini dikatakan bahwa orang-orang yang menaruh belas kasihan terhadap orang miskin akan berbahagia, sesuai dengan tabiat mereka: orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita, yang siap melakukan apa saja yang baik terhadapnya, dan dengan demikian menaruh hormat kepadanya, maka berbahagialah dia. Ia melakukan apa yang menyenangkan bagi Allah.
Di kemudian hari, saat ia merenungkan apa yang dilakukannya itu, ia akan merasa sangat puas. Keturunan orang miskin itu akan menjadi berkat baginya, dan perbuatan baiknya akan dibalas dengan limpah pada hari kebangkitan orang benar kelak.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:22. “Tidak sesatkah orang yang merencanakan kejahatan? Tetapi yang merencanakan hal yang baik memperoleh kasih dan setia.”
Amatilah di sini:
1. Betapa menyedihkannya kekeliruan orang-orang yang bukan saja berbuat jahat tetapi juga merencanakannya: Tidak sesatkah mereka ini? Ya, tentu saja mereka sesat, semua orang mengetahuinya. Mereka menyangka bahwa dengan berbuat dosa dengan terampil dan cerdik, serta menjalankan tipu daya dengan diam-diam dan licik lebih daripada orang lain, melalui dosa-dosa itu mereka akan meraih hasil yang lebih baik dibanding orang lain.
Tetapi mereka keliru. Keadilan Allah tidak dapat dikalahkan. Orang-orang yang merencanakan kejahatan terhadap sesamanya sangatlah keliru, karena rencana itu akan berbalik melawan mereka dan berakhir dengan kehancuran mereka sendiri. Ini benar-benar kekeliruan yang mematikan!
2. Betapa bijaksananya orang-orang yang sangat peduli dengan kepentingannya sendiri sehingga mereka bukan saja berbuat baik tetapi juga merencanakannya. Mereka akan memperoleh kasih dan setia, bukan sebagai hadiah atas utang budi yang mereka berikan (mereka akan mengakui bahwa mereka sama sekali tidak berjasa apa pun), melainkan sebagai hadiah karena belas kasihan, yaitu belas kasihan semata, belas kasihan menurut janji itu, yaitu kasih dan setia yang dengan senang hati dijanjikan Allah sendiri sebagai utang yang akan dibayarkannya.
Orang-orang yang begitu bermurah hati sampai memberi dengan sebebas-bebasnya, dan mencari segala kesempatan untuk berbuat baik serta mengusahakan supaya amal sedekah mereka dapat disalurkan seluas mungkin dan diterima oleh mereka yang membutuhkannya, akan selalu bertindak demikian (Yesaya 32:8).
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:23.“Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.”
Perhatikanlah:
1. Bekerja tanpa berbicara akan membuat orang jadi kaya: Dalam tiap jerih payah dengan pikiran atau dengan tangan, ada keuntungan. Hal ini akan mendatangkan kebaikan. Orang-orang yang rajin biasanya sangat berhasil dan bilamana ada sesuatu yang dikerjakan, akan diperoleh hasil juga. Tangan yang bekerja menghasilkan uang. Oleh sebab itu sungguh baik untuk tetap bekerja dan berkarya. Kalau ada yang bisa dikerjakan oleh tangan, kerjakanlah itu dengan sekuat tenaga.
2. Berbicara tanpa bekerja akan membuat orang jadi miskin. Orang-orang yang suka membangga-banggakan pekerjaan mereka dan menggembar-gemborkannya, menyia-nyiakan waktu dengan bergunjing, baik dengan bercerita maupun mendengar tentang hal-hal baru seperti orang Atena, yang berdalih hendak meningkatkan diri melalui perbincangan lalu melalaikan pekerjaan sepanjang hari, mereka ini hanya menyia-nyiakan apa yang mereka miliki. Arah yang mereka ambil mendatangkan kekurangan saja hingga berakhir seperti itu.
Hal ini berlaku juga dalam perkara-perkara yang menyangkut jiwa kita. Orang-orang yang bersusah payah melayani Allah, yang berdoa dengan sungguh-sungguh, akan menerima keuntungan darinya. Sebaliknya, apabila agama manusia hanya berisi perkataan yang ingar bingar belaka, sedangkan doa mereka sekadar ucapan di bibir saja, mereka akan miskin secara rohani dan tidak meraih apa pun.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:24.“Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah kebodohannya.”
Amatilah:
1. Jika orang berlaku bijak dan baik, kekayaan akan membuat mereka jadi semakin dihormati dan berguna: Mahkota orang bijak adalah kepintarannya (KJV: kekayaannya – pen.). Kekayaan mereka ini membuat mereka semakin dihormati dan memberi mereka wewenang dan pengaruh yang lebih besar atas orang lain. Orang-orang yang memiliki kekayaan dan hikmat untuk menggunakannya, akan mendapatkan kesempatan yang baik untuk menghormati Allah dan berbuat baik di dunia ini. Hikmat adalah sama baiknya tanpa warisan, tetapi lebih baik lagi dengan warisan.
2. Jika manusia menjadi jahat dan rusak, kekayaan mereka hanya akan semakin membuat mereka menjadi rentan: tajuk orang bebal, dalam keadaan apa pun, adalah kebodohannya yang akan menjadi nyata dan mempermalukan mereka. Jika mereka memiliki kekayaan, mereka melakukan kejahatan dengan kekayaan itu dan semakin mengeraskan hati mereka dalam perbuatan mereka yang bodoh.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:25. “Saksi yang setia menyelamatkan hidup, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan adalah pengkhianat.”
Amatilah di sini:
1. Betapa besar pujian yang patut diberikan kepada saksi yang setia: Ia menyelamatkan hidup orang-orang tidak bersalah yang dituduh dengan semena-mena, dan juga nama baik yang bagi mereka sama berharganya dengan hidup mereka. Orang yang tulus dan setia rela menghadapi bahaya demi mengungkapkan kebenaran dan menyelamatkan mereka yang menderita karena tuduhan palsu. Dengan demikian, seorang hamba Tuhan yang setia, yang benar-benar bersaksi bagi Allah melawan dosa, dapat menolong melepaskan jiwa-jiwa dari kematian kekal.
2. Betapa kecilnya penghargaan yang bisa diberikan kepada seorang saksi dusta. Ia merancang kebohongan, dan lalu menyemburkannya dengan cara yang teramat meyakinkan demi kehancuran orang yang tidak bersalah. Oleh sebab itu penting bagi sebuah bangsa untuk sedapat mungkin menemukan dan menghukum pelaku yang memberikan kesaksian palsu, dan bahkan orang yang suka berbohong dalam percakapan sehari-hari. Sebab, kebenaran adalah perekat masyarakat.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:26-27.“Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya. Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.”
Di dalam kedua ayat ini kita diajak dan didorong untuk hidup dengan takut akan Allah melalui kesempatan yang ada dalam kehidupan beragama. Di sini, takut akan TUHAN diterapkan pada semua asas yang bisa diterima, dan menghasilkan perbuatan yang pantas.
1. Jika asas ini dijalankan, akan dihasilkan jaminan keamanan yang kudus dan ketenangan pikiran. Di dalamnya terdapat ketenteraman yang besar yang memampukan manusia untuk tetap mempertahankan kesucian dan damai sejahteranya, apa pun yang terjadi, dan memberinya keberanian di hadapan Allah dan dunia. Aku yakin, bahwa aku benar –aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun. Seperti itulah perkataan orang yang merasa yakin seperti ini.
2. Asas ini membawa berkat bagi keturunan. Anak-anak dari mereka yang melalui iman menjadikan Allah sebagai keyakinan mereka akan dikuatkan oleh janji yang mengatakan bahwa Allah akan menjadi Allah bagi semua orang percaya, termasuk keturunan mereka, hingga mereka dapat lari kepada Dia sebagai pelindung mereka, dan mereka akan mendapatkan perlindungan di dalam-Nya.
Anak-anak orang tua yang saleh sering kali lebih menaati perintah dan teladan orang tua mereka. Mereka akan lebih berhasil karena iman dan doa-doa mereka. “Kepada-Mu nenek moyang kami percaya, dan oleh sebab itu kami juga akan percaya.”
3. Asas ini mengandung sumber mata air penghiburan dan sukacita yang berlimpah ruah dan tiada henti-hentinya. Ini adalah sumber kehidupan yang menghasilkan kesenangan dan kepuasan yang tiada habisnya bagi jiwa. Ini adalah sukacita yang murni dan segar, yang menghidupkan jiwa, yang memuaskan dahaga, dan yang tidak akan pernah bisa kering. Ini adalah sumber air hidup yang memancar dan merupakan jaminan bagi hidup yang kekal.
4. Asas ini merupakan penangkal yang berkuasa untuk melawan dosa dan pencobaan. Mereka yang benar-benar menyukai kesenangan dalam kesalehan tidak akan tergoda oleh umpan dosa dan menelan kailnya. Mereka tahu di mana mereka dapat memperoleh hal-hal yang lebih baik daripada yang bisa ditawarkan dosa. Oleh karena itu, cukup mudah bagi mereka untuk terhindar dari jerat maut dan untuk menjaga supaya kaki mereka tidak terjerat di dalamnya.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:28.“Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah pemerintah.”
Di sini terdapat dua peribahasa di bidang politik, yang mengandung buktinya sendiri:
1. Bahwa sungguh menjadi kehormatan besar bagi seorang raja untuk memiliki rakyat yang banyak. Ini merupakan tanda bahwa ia memerintah dengan baik, mengingat bahwa orang-orang asing diundang untuk datang serta menetap di bawah perlindungannya, dan rakyatnya sendiri hidup sejahtera.
Ini merupakan tanda bahwa dia dan kerajaannya berada di bawah berkat Allah, yang berakibat kerajaannya sangat makmur dan berlipat ganda. Ini merupakan kekuatannya yang membuat dia bersungguh-sungguh dan hebat. Berbahagialah raja, bapa bagi bangsanya, yang telah membuat penuh tabung panahnya. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang (Mazmur 127:4-5).
Maka itu adalah hikmat para raja, dengan pemerintahan yang lemah lembut, dengan sikap yang mendukung perdagangan dan pertanian, dan dengan membuat mudah bagi semua pihak, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat mereka. Demikianlah, biarlah semua orang yang mendambakan keberhasilan bagi kerajaan Kristus dan juga kehormatan-Nya, berusaha segiat mungkin di tempat masing-masing supaya banyak jiwa ditambahkan ke dalam jemaat-Nya.
2. Bahwa pada saat rakyat berkurang, raja juga akan menjadi semakin lemah: tanpa rakyat runtuhlah pemerintah. Perdagangan akan lesu, tanah akan terbengkalai tanpa digarap, pasukan kekurangan orang untuk dipekerjakan, angkatan laut tidak punya tenaga, dan semua ini hanya karena tiadanya cukup orang.
Lihatlah betapa sangat bergantungnya kehormatan dan keamanan para raja kepada rakyat mereka, yang menjadi alasan mengapa mereka harus memerintah dengan kasih sayang dan bukannya dengan kekerasan. Raja-raja ditegur melalui hukuman yang berupa berkurangnya jumlah rakyat mereka, seperti yang kita baca dalam 2 Samuel 24:13.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:29.“Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.”
Perhatikanlah:
1. Sikap lemah lembut adalah hikmat. Orang baru bisa disebut memahami diri, tugas dan kepentingannya, kelemahan sifat manusianya, serta keadaan masyarakat dengan benar, apabila ia sabar, dan tahu bagaimana harus memaafkan kesalahan orang lain dan juga diri sendiri, tahu bagaimana harus menangguhkan kemarahannya dan meredamnya, sehingga tidak terpancing sampai kehilangan jiwanya sendiri. Orang yang lemah lembut dan sabar benar-benar patut disebut orang yang cerdas, yang belajar tentang Kristus, yang adalah Hikmat itu sendiri.
2. Hawa nafsu yang tidak terkendali sama saja dengan mengungkapkan kebodohan sendiri: Siapa yang cepat marah, yang hatinya mudah tersulut oleh hasutan dan terbakar, biasanya menyangka bahwa dengan sifat ini ia telah memegahkan diri dan membuat orang lain terkagum-kagum kepadanya, padahal sebenarnya dia hanya membesarkan kebodohannya sendiri. Ia mengungkapkan kebodohannya sendiri, seperti orang yang mengangkat tinggi-tinggi sesuatu sehingga terlihat oleh semua orang, dan menyerahkan diri di bawah kebodohannya itu, seperti orang yang tunduk di bawah suatu pemerintahan.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik
Amsal 14:30.“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.”
Ayat sebelumnya menunjukkan betapa nama baik, serta juga kesehatan kita, bergantung kepada pengendalian hawa nafsu kita dan pengaturan jalan pikiran kita.
1. Roh yang menyembuhkan, yang terdiri atas kasih dan sikap lemah lembut, serta tabiat yang periang, ramah, dan ceria, menyegarkan tubuh. Hal ini turut mendukung kesehatan tubuh yang baik. Orang yang periang bisa menjadi gemuk.
2. Roh yang rewel, dengki, dan tidak puas, sudah menghukum diri sendiri. Sifat ini menghabiskan tubuh, menyambar roh kebinatangan, membuat pucat paras muka, dan membusukkan tulang. Orang-orang yang melihat kemakmuran orang lain dan merasa sakit hati, akan menggertakkan giginya, lalu hancur (Mazmur 112:10). ‘Rumpatur quisquis rumpitur invidia’. Barangsiapa meledak dengan iri hati, biarlah ia meledak.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik: Perbedaannya
Amsal 14:31.“Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin memuliakan Dia.”
Di sini diungkapkan betapa Allah sangat senang tak terkirakan untuk turut memperhatikan bagaimana orang miskin diperlakukan.
1. Ia merasa diri-Nya terhina oleh perlakuan buruk yang diperbuat atas mereka. Barangsiapa memperlakukan orang miskin dengan tidak benar, dan mengambil kesempatan untuk melawan dia hanya karena dia miskin dan tidak mampu menolong diri sendiri, biarlah dia tahu bahwa dia telah menghina Penciptanya. Allah telah menciptakan dia dan memberinya wujud yang sama seperti pencipta kita.
Kita semua memiliki seorang Bapa, seorang Pencipta. Lihatlah bagai-mana Ayub merenungkan hal ini (Ayub 31:15). Allah membuat dia miskin, dan menetapkan bagian yang harus diterimanya. Jadi, apabila kita memperlakukan seseorang dengan keras karena dia miskin, kita juga menyiratkan seakan-akan Allah memperlakukan mereka dengan kejam dalam merendahkan mereka supaya diinjak-injak orang.
2. Allah merasa diri-Nya dihormati dengan kebaikan yang diperbuat kepada orang miskin. Ia menganggap hal itu seperti dilakukan terhadap diri-Nya sendiri dan akan menyatakan bahwa Ia senang dengan perlakuan itu. Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan. Oleh sebab itu, mereka yang benar-benar menghormati Allah akan menunjukkannya melalui belas kasihan terhadap kaum miskin yang telah dipelihara-Nya dengan cara istimewa untuk melindungi dan mendukung mereka.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik: Perbedaannya
Amsal 14:32.“Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan karena ketulusannya.”
Di sini terdapat:
1. Keadaan menyedihkan orang fasik saat ia meninggalkan dunia: ia dirobohkan karena kejahatannya. Ia begitu melekat dengan dunia ini hingga tidak rela meninggalkannya, tetapi ia terusir keluar darinya. Nyawanya dituntut, dicabut dengan paksa darinya, dan dosa melekat begitu kuat dengannya hingga tidak terpisahkan dan ikut bersamanya memasuki dunia lain.
Ia dirobohkan karena kejahatannya, mati dalam dosa-dosanya, di bawah kesalahan dan kuasa dosa-dosa itu, tanpa dibenarkan dan tanpa dikuduskan. Kejahatannya seperti badai yang menyeret dia bagaikan debu jerami tertiup angin, dihalaukan dari dunia.
2. Keadaan menyenangkan yang dialami orang saleh saat ia mengakhiri perjalanannya: ia mendapat perlindungan karena ketulusannya di balik kematian, mengharapkan hal-hal di dunia lain yang lebih baik daripada yang pernah dimilikinya di dunia yang satu ini. Orang benar pun akan mendapat anugerah pengharapan di dalam hal-hal itu. Meskipun mereka menderita sakit dan bahkan ada yang mendekati ajal, mereka tetap memiliki pengharapan. Di hadapan mereka tersedia hal-hal baik yang mereka harap-harapkan, bahkan pengharapan penuh berkat yang telah dijanjikan Allah yang tidak dapat berdusta.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik: Perbedaannya
Amsal 14:33.“Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi tidak dikenal di dalam hati orang bebal.”
Amatilah:
1. Kerendahan hati merupakan lencana hikmat. Orang yang benar-benar bijaksana akan menyembunyikan hartanya dan tidak menyombongkannya (Matius 13:44), meskipun ia tidak menyembunyikan talentanya supaya tidak membelanjakannya. Hikmatnya tinggal di dalam hatinya. Ia mencerna apa yang diketahuinya dan menyiapkannya bagi dirinya, tanpa menggembar-gemborkannya dengan cara yang tidak pada tempatnya. Hati adalah tempat bagi segala sesuatu yang disayanginya, dan di situlah hikmat harus disimpan dengan penuh kasih sayang, bukannya melayang-layang di benaknya.
2. Sikap terbuka dan suka pamer merupakan tanda pengenal dari kebodohan. Pada saat orang bodoh memiliki pengetahuan sedikit saja, mereka akan menggunakan seluruh kesempatan, meskipun sangat langka, untuk menunjukkannya dan mengaku lebih unggul daripada orang lain. Kebodohan yang ada di dalam hati orang bebal dikenal karena kelancangan mereka dalam berkata-kata. Lebih banyak orang bodoh yang bersusah payah menyatakan kebodohan mereka dibandingkan dengan orang bijak yang berpikir bahwa ia layak menunjukkan kebijaksanaannya.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik: Perbedaannya
Amsal 14:34.
“Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.”
Perhatikanlah:
1. Keadilan yang berkuasa dalam sebuah bangsa akan membawa kehormatan bagi bangsa itu. Pelaksanaan pemerintahan yang adil, kesetaraan di antara sesama, penerimaan terbuka terhadap agama, kebajikan yang dijalankan dan diakui secara umum, perlindungan dan pemeliharaan terhadap orang-orang baik, kedermawanan dan belas kasihan yang ditunjukkan kepada orang asing (derma adakalanya disebut keadilan), semua ini meninggikan derajat bangsa.
Semua itu menopang takhta, meninggikan pikiran rakyat, dan membuat bangsa layak mendapatkan perkenanan Allah yang akan meninggikan mereka sebagai bangsa yang kudus (Ulangan 26:19).
2. Tabiat buruk yang berkuasa dalam sebuah bangsa akan mendatang-kan aib ke atasnya: dosa adalah noda bagi setiap kota atau kerajaan, dan merendahkan derajatnya hingga dibenci oleh negara-negara tetangga. Umat Israel sering kali menjadi contoh dari kedua sisi pengamatan tadi. Mereka sungguh hebat saat berlaku baik. Sebaliknya, saat mereka meninggalkan Allah, semua orang di sekeliling mereka menghina dan menginjak-injak mereka. Oleh sebab itu, selayaknyalah untuk menjadi kepentingan dan kewajiban para raja untuk menggunakan kekuasaan mereka demi menekan tabiat buruk dan mendukung kebajikan.
----------
Orang Benar vs. Orang Fasik: Perbedaannya
Amsal 14:35.“Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi, tetapi kemarahannya menimpa orang yang membuat malu.”
Ini menunjukkan bahwa di dalam istana dan pemerintahan yang dikelola dengan baik, senyuman dan hadiah dibagikan di antara orang-orang yang diangkat untuk mengurus berbagai kepentingan rakyat, sesuai kecakapan masing-masing. Salomo memberitahukan kepada mereka bahwa ia akan mengikuti aturan itu,
1. Bahwa orang-orang yang berperilaku dengan bijak akan dihormati dan lebih disukai, sebanyak apa pun musuh yang ingin menjatuhkan mereka. Tidak ada perbuatan baik yang akan diabaikan untuk menyenangkan pihak tertentu.
2. Bahwa orang-orang yang mementingkan diri sendiri dan berlaku curang, yang mengkhianati bangsa, menindas kaum miskin, menebar-kan perpecahan sehingga membuat malu, akan dipindahkan dan diusir dari istana, tidak peduli siapa pun teman mereka yang akan membela mereka.