Amsal 17:1-5 - Dusta dan Penindasan Ditegur

Matthew Henry (1662 – 1714).

BAHASAN : Amsal 17:1-5 - Dusta dan Penindasan Ditegur
Amsal 17:1-5 - Dusta dan Penindasan Ditegur
Amsal 17:1. “Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.”
Dalam kata-kata ini, kasih dan kedamaian dalam keluarga disarankan sebagai sesuatu yang amat berperan dalam memberikan kenyamanan hidup manusia.
1. Orang-orang yang hidup bersatu dan tenang bukan hanya terbebas dari rasa iri hati dan permusuhan, tetapi juga bersaing secara sehat untuk saling mengasihi, dan mau membantu satu sama lain. Mereka hidup dengan sangat nyaman, meskipun berkedudukan rendah di dunia.
Mereka bekerja keras dan bersusah payah, walaupun setiap orangnya hanya mendapat sekerat roti, dan itu pun sekerat roti yang kering. Bisa saja ada kedamaian dan ketenangan sekalipun tidak makan tiga kali sehari, asalkan semua orang sama-sama puas terhadap pemeliharaan Allah dan saling puas terhadap kebijaksanaan satu sama lain. Kasih yang kudus bisa saja didapati di dalam gubuk.
2. Orang-orang yang hidup berseteru, yang selalu ribut dan cekcok, dan mencela satu sama lain, meskipun punya banyak santapan lezat, makanan daging serumah, hidup dengan tidak nyaman. Mereka tidak bisa mengharapkan berkat Allah atas mereka dan atas apa yang mereka miliki, dan juga tidak dapat benar-benar menikmati kesenangan-kesenangan mereka, apa lagi merasakan kedamaian dalam hati nurani mereka sendiri. Kasih akan membuat manis sekerat roti yang kering, tetapi perbantahan akan membuat asam dan pahit makanan daging serumah. Sedikit saja ragi kebencian akan membuat khamir seluruh kesenangan.
----------
DUSTA DAN PENINDASAN DITEGUR.

Amsal 17:2. “Budak yang berakal budi akan berkuasa atas anak yang membuat malu, dan akan mendapat bagian warisan bersama-sama dengan saudara-saudara anak itu.”
Perhatikanlah :
1. Penghargaan akan jasa yang sejati tidak datang melalui kedudukan. Semua orang setuju bahwa anak dalam keluarga lebih berharga daripada hamba (Yohanes 8:35). Namun, adakalanya terjadi bahwa hamba itu bijaksana, dan menjadi berkat serta pujian bagi keluarga itu, sedangkan si anak adalah pribadi yang bodoh, dan menjadi beban serta aib bagi keluarganya. Eliezer, orang Damsyik itu, meskipun Abram tidak sanggup membayangkan ia akan menjadi ahli warisnya, tetap mendukung keluarga Abram, ketika ia mencarikan istri bagi Ishak. Sementara Ismael, seorang anak, merupakan aib bagi keluarganya, ketika ia mengejek Ishak.
2. Martabat yang sejati datang oleh karena jasa. Jika seorang hamba bijak, dan mengurus berbagai hal dengan baik, maka ia akan lebih dipercaya lagi, dan tidak hanya akan berkuasa bersama, tetapi juga atas anak yang membuat malu. Sebab Allah dan alam sudah merancang bahwa orang bodoh akan menjadi budak orang bijak. Bahkan, seorang hamba yang bijak mungkin saja mendapatkan perhatian yang begitu besar dari tuannya sehingga ia diberi bagian harta si anak, dan akan mendapat bagian warisan bersama-sama dengan saudara-saudara anak itu.
----------
DUSTA DAN PENINDASAN DITEGUR.

Amsal 17:3. “Kui adalah untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, tetapi TUHANlah yang menguji hati.”
Perhatikanlah:
1. Hati anak-anak manusia itu tunduk bukan hanya pada pandangan Allah, melainkan juga pada penghakiman-Nya: sama seperti kui (kuali kecil – pen.) adalah untuk melebur perak, baik untuk menguji maupun memperindah perak itu, demikian pula TUHAN menguji hati. Ia menyelidiki apakah hati manusia benar atau tidak, dan hati yang benar akan diperhalus dan dimurnikan-Nya (Yeremia 17:10). Allah menguji hati melalui penderitaan (Mazmur 66:10-11), dan sering kali memilih umat-Nya dalam dapur perapian itu (Yesaya 48:10), dan menjatuhkan pilihan atas mereka.
2. Hanya Allah-lah yang menguji hati. Manusia boleh menguji perak dan emas mereka dengan kui dan perapian mereka, tetapi mereka tidak bisa menguji hati satu sama lain dengan cara seperti itu. Hanya Allah yang melakukan itu, sebab Dialah yang menyelidiki hati dan berdaulat atasnya.
----------
DUSTA DAN PENINDASAN DITEGUR.

Amsal 17:4. “Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan.”
Perhatikanlah:
1. Orang-orang yang berencana berbuat jahat menyokong diri mereka sendiri dengan dusta dan kebohongan: orang yang berbuat jahat memberi telinga, dengan amat senang hati, kepada bibir jahat, yang akan membenarkan dia dalam kejahatan yang dilakukannya, dan kepada orang-orang yang ingin mengganggu ketenteraman umum. Mereka dengan rakus menelan bulat-bulat segala fitnah dan cerita bohong, yang mencemarkan pemerintahan dan tatanan masyarakat.
2. Orang-orang yang dengan seenaknya berkata dusta senang mendengar dusta-dusta itu diceritakan: seorang pendusta memberi perhatian kepada lidah yang penuh kebencian dan fitnah, agar ia bisa menyambung-nyambungkan segala kebohongannya, dan memberinya sedikit banyak warna kebenaran, dan dengan demikian mendukung kebohongan-kebohongannya. Orang-orang berdosa akan mempererat tangan satu sama lain. Mereka memperlihatkan diri sendiri jahat ketika mereka berkenalan dengan orang jahat dan mencari bantuan dari mereka.
----------
DUSTA DAN PENINDASAN DITEGUR.

Amsal 17:5. “Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya; siapa gembira karena suatu kecelakaan tidak akan luput dari hukuman.”
Lihatlah di sini :
1. Betapa besarnya dosa yang diperbuat oleh orang yang menginjak-injak kaum miskin, yang mengejek kekurangan dan kehinaan penampilan mereka, yang mencela mereka karena miskin, dan yang mengambil keuntungan dari kelemahan mereka untuk berlaku kasar dan menyakiti mereka. Mereka mengolok-olok Penciptanya, amat merendah-kan dan menghina Dia, yang sudah menempatkan orang miskin dalam keadaan mereka, yang empunya mereka, yang merawat mereka, dan yang dapat, apabila Dia berkehendak, merendahkan kita ke dalam keadaan itu.
Hendaklah orang-orang yang mencela Pencipta kaum miskin dengan cara seperti itu sadar bahwa mereka akan dituntut untuk bertanggung jawab atas perbuatan mereka itu (Matius 25:40-41; Amsal 14:31).
2. Betapa besarnya bahaya yang akan menjatuhkan orang-orang itu sendiri ke dalam kesusahan jika mereka senang melihat dan mendengar kesusahan-kesusahan orang lain: siapa gembira karena suatu kecelakaan, supaya ia dapat membangun di atas reruntuhan orang lain, dan menghibur diri dengan penghakiman-penghakiman Allah yang telah dijatuhkan, hendaklah ia sadar bahwa ia tidak akan luput dari hukuman. Cawan itu akan ditaruh ke dalam tangannya (Yehezkiel 25:6-7).
Next Post Previous Post