Amsal 17:6-11 - Kebenaran-kebenaran Umum

Matthew Henry (1662 – 1714).

BAHASAN : Amsal 17:6-11 - Kebenaran-kebenaran Umum
Amsal 17:6-11 - Kebenaran-kebenaran Umum
Amsal 17:6. “Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka.”
Seperti itulah mereka, maksudnya, seperti itulah seharusnya mereka, dan jika mereka berperilaku terpuji, begitulah mereka adanya.
1. Adalah suatu kehormatan bagi orang tua ketika sudah lanjut usia untuk membiarkan anak-anak mereka, dan anak cucu mereka, bertumbuh dewasa, mengikuti jejak-jejak langkah kebajikan mereka. Besar harapannya mereka akan mempertahankan serta memajukan nama baik keluarga mereka. Adalah suatu kehormatan bagi seseorang apabila ia bisa hidup sekian lama sehingga dapat melihat anak-anak dari anak-anaknya (Mazmur 128:6; Kejadian 50:23), melihat rumahnya dibangun dalam diri mereka, dan melihat bahwa besar kemungkinan mereka akan melayani angkatan mereka sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini memahkotai dan menyempurnakan penghiburan mereka di dunia ini.
2. Adalah suatu kehormatan bagi anak-anak untuk mempunyai orang tua yang bijaksana dan saleh, dan untuk tetap bersama-sama dengan orang tua mereka sekalipun mereka sendiri sudah tumbuh dewasa dan hidup mapan. Tidaklah wajar anak-anak yang menganggap orang tua mereka yang sudah renta sebagai beban bagi mereka, dan merasa bahwa orang tua mereka hidup terlalu lama. Padahal, jika anak-anak itu bijak dan baik, sungguh merupakan kehormatan besar bagi mereka bahwa dengan demikian mereka bisa menjadi penghiburan bagi orang tua mereka di hari tua yang tidak menyenangkan.
----------
KEBENARAN-KEBENARAN UMUM.

Amsal 17:7. “Orang bebal tidak layak mengucapkan kata-kata yang bagus, apalagi orang mulia mengucapkan kata-kata dusta.”
Di sini ada dua hal yang digambarkan sebagai suatu hal yang amat tidak masuk akal :
1. Bahwa orang-orang yang tidak punya nama baik menjadi pendidik. Apa yang lebih tidak pantas selain bagi orang-orang bodoh, yang dikenal mempunyai sedikit pengertian dan kebijaksanaan, untuk berlagak melakukan apa yang melebihi mereka, dan yang tidak pernah pantas mereka lakukan?

Orang bodoh, dalam amsal Salomo, melambangkan orang fasik, yang tidak layak mengucapkan kata-kata yang bagus, karena perilaku hidupnya membuktikan kebohongan kata-katanya yang bagus itu. Apakah urusan mereka menyelidiki ketetapan-ketetapan Allah jika mereka membenci didikan? (Mazmur 50:16). Kristus tidak mau mengizinkan roh-roh najis untuk berkata bahwa mereka mengetahui Dia sebagai Anak Allah. Lihat: Kisah Para Rasul 16:17-18.
2. Tidak masuk akal jika orang yang sudah mempunyai nama baik adalah seorang penipu. Jika tidak pantas bagi orang tercela untuk memberanikan diri berbicara sebagai seorang filsuf atau negarawan, karena tidak akan ada orang yang mau mendengarkan dia, sebab tabiatnya membuat mereka berprasangka buruk, maka jauh lebih tidak pantas lagi bagi seorang penguasa, bagi seseorang yang terhormat, untuk mengambil keuntungan dari sifatnya dan dari kepercayaan yang sudah diberikan kepadanya, untuk berbohong, untuk menutup-nutupi sesuatu, dan melanggar perkataannya tanpa beban hati nurani.
Berdusta tidak pantas dilakukan oleh siapa saja, tetapi paling buruk jika dilakukan oleh seorang penguasa. Lihatlah, betapa rusaknya kebijakan negara pada saat ini, yang secara tidak langsung menyatakan bahwa para penguasa tidak boleh menjadi hamba bagi perkataan mereka jika itu bukan demi kepentingan mereka sendiri, dan ‘Qui nescit dissimulare nescit regnare’ – Barangsiapa tidak tahu bagaimana menutup-nutupi tidak tahu bagaimana memerintah.
----------
KEBENARAN-KEBENARAN UMUM.

Amsal 17:8. “. Hadiah suapan adalah seperti mestika di mata yang memberinya, ke mana juga ia memalingkan muka, ia beruntung.”
Maksud dari ungkapan ini adalah untuk menunjukkan,
1. Bahwa orang-orang yang mempunyai uang di tangan mereka menyangka bahwa mereka bisa melakukan apa saja dengannya. Orang-orang kaya memandang berharga uang yang sedikit jumlahnya bagai-kan mestika, dan menghargai diri mereka sendiri dengannya seolah-olah itu memberi mereka bukan saja perhiasan, melainkan juga kekuasaan, dan seolah-olah setiap orang harus tunduk pada kehendak mereka, bahkan keadilan sekalipun.
Ke mana saja mereka memalingkan muka, mereka berharap agar berlian yang berkilauan ini menyilaukan mata semua orang, dan membuat mereka semua melakukan apa yang persis mereka harapkan dilakukan orang-orang itu untuk mendapatkannya. Uang sekantong akan memenangkan perkara. Bayarlah dengan uang yang banyak, maka kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau.
2. Bahwa orang-orang yang mata duitan, dan yang mengarahkan hatinya kepadanya, akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya: suapan adalah seperti mestika di mata yang menerimanya. Suapan mempunyai pengaruh besar pada dirinya, dan dengan yakin ia akan pergi ke mana saja suapan itu mengantarnya, ke sana atau kemari, sekalipun itu bertentangan dengan keadilan dan tidak sejalan dengan dirinya sendiri.
----------
KEBENARAN-KEBENARAN UMUM.

Amsal 17:9. “Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.”
Perhatikanlah:
1. Jalan untuk menjaga kerukunan di antara sanak saudara dan sesama adalah dengan memandang segala sesuatunya dari segi yang terbaik, tidak mengatakan kepada orang lain apa yang sudah dikatakan atau dilakukan terhadap mereka, apabila itu sama sekali tidak penting bagi keselamatan mereka. Juga, tidak mengindahkan apa yang dikatakan atau dilakukan melawan kita sendiri. Sebaliknya, kita harus memaafkan semua tindakan ini, dan mencari hal terbaik darinya. “Itu hanyalah kekhilafan, karena itu abaikan saja. Terjadinya karena kealpaan, karena itu lupakan saja. Mungkin kamu tidak rugi sedikit pun karenanya, jadi janganlah kamu mencari gara-gara dengannya.”
2. Membeberkan kesalahan-kesalahan berarti mengoyak-oyak cinta kasih, dan tidak ada hal lain yang lebih cenderung memisahkan sesama sahabat, dan membuat mereka berselisih, selain dengan membangkit-bangkit perkara yang sudah menyebabkan perselisihan. Sebab bukan pengulangan itu sendiri yang membuat mereka memanas, melainkan perkara-perkara yang dibesar-besarkan, dan rasa amarah berkenaan dengannya yang diungkit-ungkit dan dipancing-pancing. Cara terbaik untuk menjaga perdamaian adalah dengan mengampuni atau melupakan.
----------
KEBENARAN-KEBENARAN UMUM.

Amsal 17:10. “Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.”
Perhatikanlah:
1. Satu kata saja sudah cukup bagi orang bijak. Teguran yang lembut tidak hanya akan masuk ke dalam kepala, melainkan juga ke dalam hati orang bijak, sehingga akan berpengaruh kuat atasnya. Sebab, jika satu petunjuk saja diberikan kepada hati nurani, biarlah hati nurani itu yang menindaklanjutinya.
2. Pukulan-pukulan tidaklah cukup bagi orang bodoh untuk menyadar-kan ia akan kesalahan-kesalahannya, agar ia bertobat darinya, dan lebih berhati-hati untuk bertindak di masa depan. Orang yang dungu dan degil sangat jarang belajar dari kekerasan. Daud dilembutkan dengan seruan, engkaulah orang itu, tetapi Firaun tetap berkeras hati sekalipun dihantam dengan semua tulah Mesir.
----------
KEBENARAN-KEBENARAN UMUM.

Amsal 17:11. 6“Orang durhaka hanya mencari kejahatan, tetapi terhadap dia akan disuruh utusan yang kejam.”
Inilah dosa dan hukuman bagi orang jahat.
1. Dosanya. Sungguh jahat orang yang mencari-cari segala kesempatan untuk memberontak melawan Allah, dan melawan pemerintahan yang telah ditentukan Allah atasnya, serta menentang dan berselisih dengan semua orang di sekelilingnya. ‘Quærit jurgia’ – ia mencari-cari pertengkaran. Begitu menurut sebagian orang. Sebagian orang tergerak oleh roh pertentangan, ingin berselisih hanya karena senang berselisih, dan akan terus menebarkan permusuhan di jalan-jalan mereka yang fasik, kendati dengan segala kekangan dan teguran yang mereka terima. Seorang pemberontak mencari-cari kejahatan (begitu sebagian orang membacanya), melihat-lihat segala kesempatan untuk mengganggu ketenteraman umum.
2. Hukumannya. Karena ia tidak mau disadarkan dengan cara-cara yang lemah lembut, terhadap dia akan disuruh utusan yang kejam, semacam penghakiman yang mengerikan, sebagai utusan dari Allah. Para malaikat, yakni utusan-utusan Allah, akan dikerahkan sebagai hamba-hamba pelaksana keadilan-Nya atas orang itu (Mazmur 78:49).

Iblis, sang malaikat maut, akan dilepaskan untuk menyerangnya, dan juga utusan-utusan Iblis. Pangerannya akan mengutus prajurit untuk menangkap dia, dan seorang algojo untuk memenggal kepalanya. Orang yang menendang ke galah rangsang berarti menunggu pedang untuk menghunjamnya.
Next Post Previous Post