Amsal 19:15-17 - Masalah Hidup Sehari-hari
Matthew Henry (1662 – 1714).
BAHASAN : Amsal 19:15-17 - Masalah Hidup Sehari-hari
Amsal 19:15. “Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.”
Lihatlah di sini buruknya tabiat malas dan lamban.
1. Tabiat itu membuat orang tidak bisa berpikir dengan semestinya, membuat mereka tidak peka, dan tidak memikirkan urusan-urusan mereka sendiri, karena mereka dibuat tidur nyenyak, banyak bermimpi, tetapi tidak berbuat apa-apa. Orang malas menghabiskan waktu mereka dengan tidur-tiduran, menguburkan talenta-talenta mereka, menjalani hidup yang tidak berguna, dan menjadi beban yang tidak bermanfaat bagi bumi.
Setiap pekerjaan yang mereka lakukan pada waktu terjaga tidak ada gunanya sama seperti bila mereka selalu tertidur. Bahkan jiwa mereka sekalipun malas dan terlena, kekuatan-kekuatan akal budi mereka menjadi dingin dan membeku.
2. Tabiat itu membuat orang miskin dan menjatuhkan mereka ke dalam kekurangan. Orang-orang yang tidak mau bekerja tidak bisa berharap dapat makan, tetapi pasti menderita lapar: jiwa yang lamban, yaitu orang yang lamban mengurusi perkara-perkara yang menyangkut jiwanya, yang tidak peduli atau bersusah payah mengerjakan keselamatannya, akan binasa karena kekurangan apa yang penting bagi hidup dan kebahagiaan jiwanya.
----------
MASALAH HIDUP SEHARI-HARI.
Amsal 19:16. “Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati.”
Di sini terdapat :
1. Kebahagiaan orang-orang yang hidup dengan saksama. Orang yang dengan kesadaran hati nurani berpegang pada perintah dalam segala hal, yang hidup menuruti peraturan, sebagaimana layaknya hamba dan pasien, berarti memelihara nyawanya. Mereka menjamin damai sejah-tera mereka pada saat ini dan kebahagiaan mereka di masa depan, dan menyimpan persediaan untuk segala hal dengan baik bagi diri mereka sendiri. Jika kita berpegang pada firman Allah, maka firman Allah akan memegang kita sehingga kita dijauhkan dari segala sesuatu yang dapat menyakiti kita.
2. Kesengsaraan orang-orang yang hidup berfoya-foya dan tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan: orang-orang yang hidup seenaknya akan mati (KJV), akan binasa selama-lamanya. Mereka berada di jalan raya menuju kehancuran.
Orang-orang yang ceroboh mengenai tujuan hidup mereka, dan tidak pernah mempertimbangkan ke mana mereka pergi dan pedoman hidup mereka, yang ingin berjalan menuruti keinginan hati mereka dan mengikuti arus dunia (Pengkhotbah 11:9), yang tidak pernah mempertimbangkan apa yang telah mereka perbuat atau apa yang mereka pikir harus diperbuat, tetapi yang hidup seenaknya (Imamat 26:21), entah benar atau salah, semua itu sama saja bagi mereka. Dan apa yang bisa dihasilkan dari semua itu selain kejahatan yang sejahat-jahatnya?
----------
MASALAH HIDUP SEHARI-HARI.
Amsal 19:17. “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.”
Di sini:
[I]. Kewajiban kasih digambarkan. Kewajiban itu mencakup dua hal:
1. Belas kasihan, yang merupakan asas batiniah dari kasih di dalam hati. Kewajiban ini adalah menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah. Orang-orang yang tidak mempunyai uang sepeser pun untuk kaum miskin, tetap bisa berbelas kasihan kepada mereka, bisa peduli dan prihatin terhadap mereka dengan berlandaskan kasih. Namun, jika orang membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padanya kepada orang miskin tetapi tidak mempunyai kasih ini di dalam hatinya, maka itu tidak ada faedahnya (1 Korintus 13:3). Kita harus menyerahkan kepada orang lapar apa yang kita inginkan sendiri (Yesaya 58:10).
2. Kemurahan hati dan keroyalan. Kita tidak saja harus berbelas kasihan kepada orang miskin, tetapi juga harus memberi, sesuai dengan kebutuhan mereka dan kemampuan kita (Yakobus 2:15-16). Apa yang telah diberikannya. Apa yang telah diperbuatnya (begitu arti tersiratnya). Berbuat bagi orang miskin, seperti halnya memberi kepada mereka, adalah kasih. Dan dengan demikian, apabila mereka bertubuh utuh dan berakal budi, hendaklah mereka mengasihi satu sama lain.
[II]. Dorongan untuk berbuat kasih.
1. Perbuatan ini akan sangat diperhitungkan. Apa yang diberikan kepada orang miskin, atau diperbuat bagi mereka, Allah akan menghitungnya sebagai piutang kepada-Nya, piutang beserta bunganya (itulah yang diartikan oleh kata itu). Ia memandangnya dengan baik, seolah-olah itu diperbuat bagi Dia sendiri, dan Ia ingin agar kita mendapat penghiburan darinya, dan merasa senang sama seperti tukang riba ketika meminjamkan sejumlah uang kepada tangan-tangan yang bisa dipercaya.
2. Perbuatan ini akan diganjar dengan amat berlimpah: Dia akan membalasnya, dengan berkat-berkat di dunia ini maupun dengan berkat rohani dan kekal. Beramal adalah cara yang paling pasti dan aman untuk berkembang.