Kisah Para Rasul 3:21: Pemulihan Segala Sesuatu dalam Kristus

Kisah Para Rasul 3:21: Pemulihan Segala Sesuatu dalam Kristus

Pendahuluan:

Kisah Para Rasul 3:21 merupakan ayat penting yang menjelaskan rencana besar Allah untuk pemulihan segala sesuatu dalam Yesus Kristus. Ayat ini berbunyi:"Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu." (Kisah Para Rasul 3:21, TB)

Ayat ini adalah bagian dari khotbah Petrus di Serambi Salomo setelah menyembuhkan seorang yang lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah. Dalam khotbahnya, Petrus tidak hanya menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, tetapi juga mengarahkan perhatian kepada pemulihan kosmik yang akan datang, yaitu penggenapan rencana Allah untuk memulihkan segala sesuatu di bawah pemerintahan Kristus.

Artikel ini akan membahas Kisah Para Rasul 3:21 dengan menguraikan maknanya dalam konteks Alkitab dan teologi Reformed. Kita akan mengeksplorasi tema pemulihan segala sesuatu, pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, dan Louis Berkhof, serta implikasi ayat ini bagi kehidupan Kristen masa kini.

1. Konteks Kisah Para Rasul 3:21

a. Latar Belakang Peristiwa

Kisah Para Rasul 3:21 muncul dalam konteks khotbah Petrus setelah mukjizat penyembuhan seorang yang lumpuh sejak lahir (Kisah Para Rasul 3:1-10). Mukjizat ini menarik perhatian banyak orang, dan Petrus memanfaatkan kesempatan ini untuk memberitakan Injil.

Dalam khotbahnya, Petrus menekankan bahwa Yesus yang mereka tolak dan salibkan adalah Mesias yang dijanjikan oleh Allah. Ia mengundang mereka untuk bertobat agar dosa-dosa mereka dihapuskan dan mereka dapat mengalami kehadiran Allah yang menyegarkan (Kisah Para Rasul 3:19-20). Ayat 21 kemudian menjelaskan bahwa Kristus akan tetap tinggal di sorga sampai pemulihan segala sesuatu terjadi.

b. Pemulihan sebagai Tema Sentral

Pemulihan segala sesuatu (restoration of all things) adalah tema sentral dalam khotbah Petrus. Ini menunjukkan bahwa karya Kristus tidak hanya terbatas pada penyelamatan individu, tetapi juga mencakup pemulihan seluruh ciptaan.

Herman Bavinck menulis:"Karya penebusan Kristus tidak hanya memulihkan hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga membawa pembaruan bagi seluruh ciptaan yang telah rusak akibat dosa."

2. Pemulihan Segala Sesuatu dalam Alkitab

a. Pemulihan sebagai Bagian dari Rencana Allah

Pemulihan segala sesuatu adalah bagian dari rencana kekal Allah yang telah dinubuatkan oleh para nabi Perjanjian Lama. Dalam Yesaya 65:17, Allah berfirman:"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati."

John Calvin dalam komentarnya tentang Kisah Para Rasul menulis bahwa pemulihan segala sesuatu adalah penggenapan janji Allah untuk membarui dunia yang telah jatuh ke dalam dosa, membawa ciptaan kembali ke kondisi sempurna seperti semula.

b. Hubungan dengan Karya Kristus

Pemulihan segala sesuatu terkait erat dengan karya Kristus sebagai Mesias. Dalam Kolose 1:19-20, Paulus berkata:"Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus."

Herman Bavinck menjelaskan bahwa melalui karya Kristus, dosa dan akibat-akibatnya diatasi, memungkinkan pemulihan hubungan antara Allah, manusia, dan ciptaan.

c. Pemulihan dalam Perspektif Eskatologi

Pemulihan segala sesuatu adalah realitas eskatologis, yang berarti bahwa itu akan digenapi sepenuhnya pada akhir zaman. Dalam Wahyu 21:1-4, kita membaca tentang penciptaan langit dan bumi yang baru, di mana tidak akan ada lagi maut, tangisan, atau dukacita.

Louis Berkhof menulis bahwa pemulihan ini mencakup pemusnahan dosa, pembaruan ciptaan, dan pemerintahan Allah yang sempurna atas segala sesuatu.

3. Kristus yang Tinggal di Sorga Sampai Waktunya (Roma 3:21)

a. Kristus yang Tinggal di Sorga

Petrus menyatakan bahwa Kristus "harus tinggal di sorga" sampai waktu pemulihan. Ini menunjukkan bahwa meskipun Kristus telah bangkit dan naik ke sorga, karya-Nya belum selesai sepenuhnya. Ia akan kembali untuk membawa pemulihan akhir.

R.C. Sproul menekankan bahwa Kristus yang tinggal di sorga adalah penggenapan dari peran-Nya sebagai Imam Besar, yang terus-menerus menjadi perantara bagi umat-Nya di hadapan Allah (Ibrani 7:25).

b. Waktu Pemulihan

Frasa "sampai waktu pemulihan" menunjukkan bahwa pemulihan segala sesuatu akan terjadi pada waktu yang telah ditetapkan oleh Allah. Ini sejalan dengan apa yang Yesus katakan dalam Kisah Para Rasul 1:7:"Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya."

John Calvin menekankan bahwa waktu pemulihan ini adalah bagian dari kedaulatan Allah, yang bekerja menurut rencana-Nya yang sempurna.

4. Makna Pemulihan Segala Sesuatu

a. Pemulihan Relasi dengan Allah

Pemulihan dimulai dengan pendamaian antara Allah dan manusia melalui karya Kristus. Dalam 2 Korintus 5:18-19, Paulus menulis bahwa Allah telah memperdamaikan dunia dengan diri-Nya melalui Kristus.

Herman Bavinck menegaskan bahwa pemulihan hubungan ini adalah inti dari karya keselamatan Allah, yang memungkinkan manusia untuk kembali menikmati persekutuan dengan-Nya.

b. Pemulihan Relasi Antar Manusia

Dosa tidak hanya merusak hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan antar manusia. Pemulihan segala sesuatu mencakup pembaruan komunitas umat Allah, di mana kasih, keadilan, dan perdamaian menjadi norma.

Dalam Efesus 2:14-16, Paulus menjelaskan bahwa Kristus telah meruntuhkan tembok pemisah antara bangsa-bangsa, menciptakan satu tubuh baru yang dipersatukan dalam Dia.

c. Pemulihan Ciptaan

Pemulihan segala sesuatu juga mencakup pembaruan ciptaan. Dalam Roma 8:21, Paulus berkata bahwa ciptaan akan "dibebaskan dari perbudakan kebinasaan kepada kebebasan kemuliaan anak-anak Allah."

Louis Berkhof menulis bahwa dosa manusia membawa kerusakan kepada ciptaan, tetapi melalui Kristus, seluruh ciptaan akan diperbarui dan dikembalikan kepada keadaan semula.

5. Implikasi Kisah Para Rasul 3:21 bagi Kehidupan Kristen

a. Hidup dengan Pengharapan

Pemulihan segala sesuatu memberikan pengharapan bagi orang percaya bahwa penderitaan, dosa, dan kematian tidak akan bertahan selamanya. Dalam 2 Petrus 3:13, kita membaca bahwa kita menantikan "langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran."

R.C. Sproul menekankan bahwa pengharapan eskatologis ini memberikan kekuatan untuk bertahan dalam pencobaan dan memotivasi kita untuk hidup dalam kesetiaan kepada Allah.

b. Partisipasi dalam Pemulihan

Orang percaya dipanggil untuk menjadi bagian dari rencana Allah dalam pemulihan segala sesuatu. Ini mencakup memberitakan Injil, mempraktikkan kasih dan keadilan, serta menjaga dan merawat ciptaan.

Dalam Matius 5:13-16, Yesus memanggil murid-murid-Nya untuk menjadi garam dan terang dunia, yang membawa dampak positif di tengah masyarakat.

c. Menantikan Kedatangan Kristus

Karena pemulihan segala sesuatu akan terjadi pada kedatangan Kristus yang kedua, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kesiapan dan kerinduan akan kedatangan-Nya. Dalam Titus 2:13, Paulus menyebut pengharapan ini sebagai "pengharapan yang penuh bahagia."

Herman Bavinck menekankan bahwa menantikan kedatangan Kristus bukanlah sikap pasif, tetapi hidup dalam ketaatan dan pelayanan kepada Allah sambil menanti penggenapan rencana-Nya.

Kesimpulan

Kisah Para Rasul 3:21 adalah pernyataan yang kuat tentang rencana Allah untuk pemulihan segala sesuatu melalui Yesus Kristus. Pemulihan ini mencakup hubungan manusia dengan Allah, hubungan antar manusia, dan pembaruan ciptaan. Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini menegaskan kedaulatan Allah dalam sejarah dan pengharapan eskatologis yang pasti bagi umat percaya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam pengharapan akan pemulihan ini, mengambil bagian dalam rencana Allah, dan menantikan kedatangan Kristus dengan iman dan kesetiaan.

Catatan: Kiranya kebenaran ini memperkuat pengharapan kita dan mendorong kita untuk hidup sebagai saksi Kristus di dunia, sambil menantikan pemulihan sempurna yang dijanjikan Allah.

Next Post Previous Post