Kehadiran Kristus dalam Persekutuan: Makna Matius 18:20
Pendahuluan:

Terjemahan Yunani: ού γάρ είζιν δύο ή ηρείς ζσνηγμένοι είς ηό έμόν όνομα έκεί είμι έν μέζω αύηών, Hou gar eisin duo E treis sunEgmenoi eis to emon onoma ekei eimi en mesO autOn (Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka - Matius 18:20).
Kata γάρ, gar merupakan kata penghubung (conjunction) antara ayat sebelumnya dan ayat sesudah. Untuk menghubungkan antara ayat sebelumnya yang berbunyi: “Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.”
Kata γάρ, gar merupakan kata penghubung (conjunction) antara ayat sebelumnya dan ayat sesudah. Untuk menghubungkan antara ayat sebelumnya yang berbunyi: “Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.”
Hal ini menunjukkan bahwa kata „sebab‟ (Yun. γάρ, gar). Kata γάρ, gar dapat berfungsi memberi alasan kepada kata kerja Aku berkata (λεγω), sepakat (sumphonesosin), mereka meminta (aitesontai), dan itu akan terjadi (genesetai).
Istilah λεγω di dalam Matius 18:19 diartikan bahwa pada saat itu Yesus berkata berulangulang kali bahwa apabila ada dua orang dari antara para murid sepakat secara berulang-ulang kali meminta apa saja, maka permintaan mereka itu akan terjadi atau dikabulkan. Istilah γάρ, gar di dalam Matius 18:20 muncul untuk menjawab permintaan dari dua orang tersebut didukung oleh perhimpunan atau perkumpulan dalam nama Yesus.
Istilah λεγω di dalam Matius 18:19 diartikan bahwa pada saat itu Yesus berkata berulangulang kali bahwa apabila ada dua orang dari antara para murid sepakat secara berulang-ulang kali meminta apa saja, maka permintaan mereka itu akan terjadi atau dikabulkan. Istilah γάρ, gar di dalam Matius 18:20 muncul untuk menjawab permintaan dari dua orang tersebut didukung oleh perhimpunan atau perkumpulan dalam nama Yesus.
Frasa „di mana‟ dan „di situ‟ dari kata Yunani adalah “ού, hou,” dan “έκεἶ, ekei,” merupakan kata keterangan tempat (adverb). Kata yang menerangkan bahwa perlu ada tempat untuk orang berkumpul. Morris berkomentar bahwa di mana atau di situ dimaksudkan Yesus berkata di tempat itu. Tempat untuk kehadiran Yesus misalnya di rumah, di bait Allah, atau tempat lainnya, yang dipergunakan oleh orang percaya berkumpul untuk menyembah Yesus.
Sebagaimana Matthew Henry menyatakan bahwa kehadiran Allah yang khusus dalam Kemah Suci dan Bait Suci pada zaman dulu (bdk. Keluaran 40:34; 2 Tawarikh 5:14). Waktu dulu Allah hadir di Kemah Suci dan Bait Allah, tetapi waktu sekarang dan waktu yang akan datang Yesus hadir di mana saja saat orang percaya menyembah Dia di dalam roh dan kebenaran
Menurut Henry bahwa Kristus hadir di mana saja. Di mana ada orang kudus-Nya, di sanalah Ia bertakhta dan bersemayam; di sanalah tempat perhentian-Nya (Mazmur 132:14), dan jalan-Nya (Wahyu 2:1). Ia hadir di tengah-tengah jemaat untuk menyemangati dan menguatkan mereka, untuk menyegarkan, dan menghibur mereka, seperti matahari di tengah alam semesta.
Tempat perhimpunan orang-orang kudus saat menyembah-Nya tentu Kristus hadir di situ bagaikan matahari yang menyinari alam semesta tanpa berhenti. Kehadiran Kristus Yesus dalam persekutuan atau perkumpulan telah dijanjikan karena itu harus diyakini dan di pegang teguh dalam iman
Frasa „dua atau tiga,‟ dari kata Yunani ialah δύο ή ηρείς asal kata dari bahasa Inggris untuk kata „dua,‟ ialah two or both, the two. Kata atau angka ini dapat diterjemahkan menjadi dua atau berdua. Kata „tiga,‟ dari kata Inggris ialah three. Jadi, kata δύο ή ηρείς, two or three, some, a few (Matius 18. 20) yang dapat diterjemahkan frasa δύο ή ηρείς, dua atau tiga, beberapa, sedikit (Matius 18. 20).
Kata δύο, duo menggunakan kasus adjactive nominative, yang artinya kata sifat dalam kalimat yang berperan sebagai subjek. Kata ή, E dalam teks ini merupakan kata pilihan untuk memilih salah satu kata yang dipakai karena sinonim/sama arti. Kata atau angka „tiga,‟ dari kata Yunani ialah ηρείς, treis asal mula dari kata Inggris yakni three. Kata ηρείς, treis menggunakan kasus adjactive nominative plural masculine, yang artinya kata sifat yang berperan sebagai subjek jamak yang bersifat kuat dan tegas.
Ungkapan dua atau tiga orang menurut Morris bahwa menunjukkan jumlah terkecil bagi sebuah kelompok. Jumlah kelompok yang kecil ini tidak menjadi hambatan bagi kehadiran Yesus, seperti Matthew Henry mengetengahkan bahwa walaupun hanya ada dua atau tiga orang yang berkumpul bersama, Kristus tetap hadir di tengah kelompok-kelompok kecil, setiap kali ada kesempatan untuk berkumpul bersama.
Tuhan Yesus memberi suatu janji, bahwa Ia sendiri akan hadir, di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, yang berarti sebagai orang yang percaya kepada Kristus dan yang mau menaati Kristus. Jadi ketika dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Yesus karena sebagai pengikut-Nya dan taat kepada Kristus maka Yesus berjanji akan hadir memberkati mereka
Pernyataan dua atau tiga orang menimbulkan dua alasan penting menurut Henry yakni:
(1) karena pilihan. Apabila doa pribadi yang dinaikkan secara pribadi dan ibadah umum oleh seluruh jemaat tetapi juga saat di mana dua atau tiga orang berkumpul bersama untuk saling membantu dalam doa. Hal ini diindikasikan bahwa dua dalam ibadah bersama kurang penting tetapi untuk saling meneguhkan dan menguatkan dan diyakini bahwa di sanalah Kristus akan hadir;
(2) karena keterbatasan. Jika tidak ada lebih dari dua atau tiga orang yang berhimpun bersama atau mereka tidak berani berhimpun karena takut terhadap orang Yahudi, Kristus akan tetap hadir di tengah-tengah mereka sebab bukan jumlahnya yang penting melainkan iman dan ibadah yang tulus dari para penyembahlah yang mengundang kehadiran Kristus. Pernyataan ini dapat dipahami bahwa ada dua atau tiga orang yang berhimpun atau berkumpul dalam nama Tuhan Yesus Kristus, maka perkumpulan mereka sama mulia dan sama khidmatnya jika dua atau tiga ribu orang yang hadir karena kehadiran-Nya yang sangat penting
Kata „berkumpul‟ dari kata dasar Yunani adalah ζσνάγω, sunago yang artinya mengumpulkan, menyimpan, menerima, sebagai tamu, menjual. Istilah ζσνάγω terdiri atas dua kata yakni ζσν dan άγω dan dalam bahasa Inggris ialah to bring together, collect, gather, as grain, etc (Matius 3:12; 6:26; 13:30, 47); to collect an assembly, convoke; come together, meet (Matius 2:4; 13:2; 18:20; 22:10),23 yang dapat diterjemahkan bahwa untuk menyatukan, mengumpulkan, dan lain-lain (Matius 3. 12; 6. 26; 13. 30, 47); untuk mengumpulkan majelis, memanggil; datang bersama, bertemu.
Jadi, kata berkumpul atau ζσνηγμένοι, sunEgmenoi menggunakan kasus verb participle perfect passive nominative plural masculine, yang artinya kata kerja dalam kalimat yang mengandung perintah berperan sebagai subjek jamak bersifat kuat dan tegas.
Donald Guthrie menjelaskan bahwa berkumpul dalam nama Kristus dan kehadiran-Nya di tengah-tengah mereka adalah syarat supaya apa yang dilakukan di dunia ini disahkan di surga. Masyarakat Kristen mempunyai tugas sungguh-sungguh dan khidmat untuk menegakkan disiplin menurut cara penggembalaan dan kerohanian ini. Jika ini dilakukan sesuai kehendak Kristus maka tindakan penegakkan disiplin itu disahkan oleh Kristus.
Kata „dalam,‟ (Yun. εἰς, eis) dari asal mula kata di dalam bahasa Inggris adalah interior, inside, in, within, deep, thoughtful, rerious, deep. Menurut Sutanto bahwa kata εἰς, eis yang berarti ke dalam; ke; kepada; pada; di; di dalam; di antara; dekat; bersama; sampai; selama; ketika; untuk; sebagai; maka; supaya; menjadi; menghasilkan; terhadap; tentang; bahwa; karena; demi; atas; melalui; dengan; oleh.
Jadi kata „dalam,‟ (εἰς, eis) menggunakan kasus preposition, yang artinya karena atau atas; dengan menggunakan kata sandang (to); sedangkan kata „Ku,‟ dari kata Yunani disebut έμόν, emon yang artinya saya. Kata έμόν, emon menggunakan jenis kata ganti (pronoun) dan merupakan kasus accusative singular yang artinya kata yang berperan sebagai objek langsung orang pertama tunggal. Oleh karena kata ganti orang pertama tunggal, maka kata „Ku,‟ merujuk pada Yesus Kristus.
Kata „nama‟ dari kata Yunani ὂνομα, onoma, yang artinya nama; orang; nama baik28 dan menggunakan kasus noun accusative singular neutor, yang berarti kata benda dalam kalimat yang berperan sebagai objek langsung atau kata yang ada setelah kata kerja. Kata kerja yang dimaksudkan ialah berkumpul atau ζσνηγμένοι, sunEgmenoi.
Istilah ὂνομα yang dapat diterjemahkan di dalam bahasa Inggris ialah a name; the proper name of a person, etc (Matius 1:23, 25; 10:2; 27:32); a mere name or reputation (Re.3:1); a name as the representative of a person (Matius 6:9; Lukas 6. 22; 11:2); the name of the author of a commission, delegated authority, or religious profession (Matius 7:22; 10:22; 12:21; 18:5, 20; 19:29; 21:9; 28:19; Kisah Para Rasul. 3:16; 4:7, 12.
Pernyataan ini dapat diterjemahkan bahwa sebuah nama; nama pribadi seseorang, dan lain-lain (Matius 1:23, 25; 10:2; 27:32); hanya nama atau reputasi (Wahyu 3:1), nama sebagai perwakilan dari seseorang (Matius 6:9; Lukas 6:22; 11:2); nama penulis komisi, otoritas yang dilimpahkan, atau profesi religius (Matius 7:22; 10, 22; 12, 21; 18:5, 20; 19:29; 21:9; 28:19).
Penjelasan frasa “berkumpul dalam nama-Ku,” di atas dapat dijelaskan bahwa reputasi nama pribadi seseorang yang mempengaruhi sehingga umat Tuhan memiliki pertumbuhan spiritualitas secara baik. Pribadi yang menyebabkan umat Tuhan bertumbuh kerohanian ialah Yesus Kristus oleh karena nama Yesus atau karena menerima firman Tuhan dan menyimpan firman Tuhan itu di dalam hati, maka segala perintah yang dilakukan semakin menjadi unggul.
Menurut Morris bahwa dalam nama-Ku bisa berarti memanggil nama-Ku atau dengan Aku sebagai alasan mereka bersekutu. Nama mewakili pribadi yang bersangkutan; hal ini bukan sekadar menyerukan nama Yesus, tetapi terkait dengan menyembah Yesus, berada bersama Yesus atau yang serupa itu. Frasa εἰς to έμόν ὂνομα yang artinya dalam nama-Ku; karena Aku.
Nama Yesus adalah nama yang memiliki pengaruh besar atas perkumpulan dua atau tiga orang. Jadi, dalam nama-Ku berarti dalam Nama Yesus Tuhan adalah Kristus atau dalam Nama Yesus Kristus adalah Tuhan.
Kata „Aku ada‟ dari kata Yunani adalah εἰμι, eimi menggunakan kasus verb indicative present 1 singular yang artinya kata kerja dalam kalimat mengandung perintah yang berlangsung secara berulang-ulang kali. Istilah εἰμι (Ing. I am) yang artinya “Aku adalah,” atau “Akulah.”
Ungkapan “Aku adalah,” atau “Akulah,” memiliki dua istilah Yunani yang dipisahkan yakni “ego” dan “eimi,” tetapi juga bisa disatukan menjadi “eimi,” yang artinya “Aku adalah,” atau ”Akulah,” dalam terjemahan Inggris disebut I am or I’m.
Donald Guthrie mengatakan bahwa melalui perkataan „Aku adalah,‟ Yesus membuat hal-hal yang masih abstrak dalam pendahuluan Injil menjadi nyata dalam pribadi. Hal ini menyangkut hidup, kebenaran dan juga terang. Yesus menyatakan diri sebagai perwujudan dari semua cita-cita tertinggi yang pernah dicari orang
Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa pada waktu itu Yesus ada atau Yesuslah sebagai pribadi tertinggi atau terpenting yang hadir secara terus-menerus atau berulang-ulang kali di tengah-tengah / di antara mereka. Frasa „di tengah-tengah‟ dari kata Yunani adalah έν μέζω, en mesO dari kata μέζως yang artinya di tengah; di antara. Kata μέζω menggunakan kasus adjactive dative singular neutor yang berarti kata sifat di dalam kalimat yang berperan sebagai objek tunggal jenis kelamin netral.
Kata „mereka‟ dari kata Yunani adalah αύηών, autOn menggunakan kasus genetive plural masculine yang artinya kata dalam kalimat yang berperan sebagai objek jamak bersifat kuat dan tegas. Kata „mereka‟ merupakan kata ganti (pronoun) yang merujuk pada para murid Yesus tetapi juga pada masa kini menunjukkan pada orang-orang percaya yang mempunyai kerinduan besar untuk berkumpul menyembah Tuhan Yesus Kristus.
Frasa “Aku ada di tengah-tengah mereka” menurut para Rabi Yahudi dalam Morris bahwa jika dua orang duduk bersama dan kalimat-kalimat Taurat (dibacakan), maka keberadaan Ilahi akan hadir di tengah-tengah mereka („Abot 3:2). Bagi orang Kristen, datang bersama di dalam nama Yesus menggantikan datang untuk mempelajari Taurat, dan kehadiran Yesus adalah kehadiran Ilahi.
Jadi, kesepakatan dalam doa, berkumpul dalam nama Kristus, dan kehadiran-Nya di tengah-tengah mereka adalah syarat-syarat yang sangat penting supaya apa yang dilakukan di dunia ini dapat disahkan oleh Kristus Yesus di surga yang kekal.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka hasil yang didapatkan bahwa dapat memaknai janji Allah yakni Allah hadir secara sempurna melalui Yesus Kristus di tengah-tengah sekelompok kecil orang percaya yang sungguh-sungguh berkumpul atau berhimpun di dalam nama Yesus Kristus adalah Tuhan. Karena bagi Yesus kuorum terkecil adalah dua atau tiga orang bukan kuorum sepuluh orang.
Patrecia Hutagalung menyatakan bahwa ketika dua tiga orang percaya berkumpul dalam nama Tuhan untuk mendoakan suatu pergumulan yang akan diputuskan, Allah hadir di sana. Jika janji Allah ini yang menjadi landasan sekelompok orang percaya, maka setiap pribadi dapat terlibat akan semakin memahami tanggung jawabnya serta perannya dalam kehidupan bersama.
Hidup di dalam kebersamaan mampu saling memperhatikan dan bertanggung jawab bahkan ikut mengimani janji Allah akan kehadiran-Nya dalam persekutuan atau perhimpunan untuk saling menjaga supaya tidak jatuh ke dalam dosa
Kesimpulan:
Matius 18:20 menggambarkan bahwa Kristus tidak hanya mengundang umat-Nya untuk berkumpul, tetapi juga menjanjikan kehadiran-Nya yang berarti di tengah-tengah mereka. Ini menegaskan bahwa setiap pertemuan dalam nama Yesus memiliki potensi untuk menjadi momen penuh kehadiran dan berkat Ilahi.
Dengan demikian, ayat ini mengajak kita untuk menghargai dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk berkumpul dalam nama Yesus Kristus, karena di situlah kehadiran-Nya dinyatakan dan berdampak secara nyata dalam kehidupan percaya.
Kesimpulan:
Matius 18:20 menggambarkan bahwa Kristus tidak hanya mengundang umat-Nya untuk berkumpul, tetapi juga menjanjikan kehadiran-Nya yang berarti di tengah-tengah mereka. Ini menegaskan bahwa setiap pertemuan dalam nama Yesus memiliki potensi untuk menjadi momen penuh kehadiran dan berkat Ilahi.
Dengan demikian, ayat ini mengajak kita untuk menghargai dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk berkumpul dalam nama Yesus Kristus, karena di situlah kehadiran-Nya dinyatakan dan berdampak secara nyata dalam kehidupan percaya.