Efesus 2:13 - Posisi Baru Orang Non-Yahudi dalam Kristus oleh Darah-Nya

Pendahuluan:

Surat Paulus kepada jemaat di Efesus, khususnya pasal 2, menyajikan pesan yang mendalam tentang perubahan posisi orang non-Yahudi setelah mereka menjadi pengikut Kristus. Sebelum Kristus, orang-orang non-Yahudi hidup jauh dari Allah dan tidak memiliki bagian dalam perjanjian-perjanjian yang Allah buat dengan Israel. Namun, melalui karya penebusan Yesus Kristus, keadaan mereka berubah secara drastis. Efesus 2:13 secara khusus menyoroti bagaimana darah Kristus mengubah posisi orang non-Yahudi dari jauh menjadi dekat dengan Allah.
Efesus 2:13 - Posisi Baru Orang Non-Yahudi dalam Kristus oleh Darah-Nya
Ayat tersebut berbunyi:
"Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus."

Artikel ini akan membahas makna dari posisi baru ini, implikasi teologisnya, serta dampaknya bagi kehidupan orang percaya dari latar belakang non-Yahudi. Kita akan melihat bagaimana melalui darah Kristus, dinding pemisah yang sebelumnya memisahkan orang non-Yahudi dari Allah dan umat-Nya telah dihancurkan, memungkinkan mereka untuk menjadi bagian dari keluarga Allah yang satu dan kudus.

1. Posisi "Jauh" Sebelum Kristus

Sebelum Kristus, posisi orang non-Yahudi digambarkan sebagai "jauh" dari Allah. Paulus dalam Efesus 2:11-12 menjelaskan bahwa mereka tanpa Kristus, tanpa kewargaan Israel, asing dari perjanjian-perjanjian yang memuat janji, tanpa pengharapan, dan tanpa Allah di dunia ini.

Jarak ini bukan hanya bersifat fisik tetapi juga spiritual dan teologis. Mereka tidak memiliki akses kepada hukum Taurat, bait suci, atau berkat-berkat yang diberikan Allah kepada umat Israel. Mereka dianggap sebagai orang luar, terpisah dari komunitas perjanjian Allah, dan hidup dalam kegelapan rohani. Ketiadaan pengharapan ini menempatkan mereka dalam posisi yang sangat rentan dan terasing dari keselamatan yang ditawarkan Allah kepada umat-Nya.

Posisi ini menggarisbawahi betapa pentingnya pengorbanan Kristus, karena tanpa itu, orang non-Yahudi akan tetap berada dalam kondisi keterpisahan ini, tanpa pengharapan untuk rekonsiliasi dengan Allah.

2. Posisi Baru "Dekat" dalam Kristus

Efesus 2:13 menandai titik balik dalam sejarah keselamatan umat manusia. Melalui darah Kristus, orang non-Yahudi yang dahulu "jauh" sekarang telah menjadi "dekat" dengan Allah. Ungkapan "dekat" di sini tidak hanya menunjukkan kedekatan fisik, tetapi lebih dari itu, merujuk pada hubungan yang intim dan dekat dengan Allah yang sebelumnya tidak mungkin.

Perubahan ini terjadi "di dalam Kristus Yesus." Ini berarti bahwa kedekatan ini tidak dicapai melalui usaha manusia, tetapi semata-mata oleh anugerah Allah melalui karya penebusan Kristus. Dalam Kristus, semua orang percaya, baik Yahudi maupun non-Yahudi, disatukan dalam satu tubuh, yaitu gereja, dengan Yesus sebagai Kepala.

Kedekatan ini juga mencerminkan kesatuan baru yang dibentuk antara orang Yahudi dan non-Yahudi. Dinding pemisah yang dahulu memisahkan kedua kelompok ini telah dihancurkan oleh Kristus, menciptakan satu umat yang baru. Tidak ada lagi perbedaan atau diskriminasi berdasarkan etnisitas, karena semua orang yang ada dalam Kristus memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah.

3. Darah Kristus sebagai Sumber Pendamaian

Paulus menegaskan bahwa perubahan posisi ini terjadi "oleh darah Kristus." Darah Kristus mengacu pada pengorbanan-Nya di kayu salib, di mana Dia menumpahkan darah-Nya untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Pengorbanan ini bukan hanya menebus dosa, tetapi juga meruntuhkan dinding pemisah yang memisahkan manusia dari Allah dan sesama.

Dalam tradisi Perjanjian Lama, darah kurban digunakan untuk pendamaian dosa, namun pengorbanan ini harus dilakukan berulang kali dan hanya bersifat sementara. Sebaliknya, darah Kristus adalah pengorbanan yang sempurna dan final, yang menghapus dosa sekali untuk selamanya dan membuka jalan bagi rekonsiliasi dengan Allah.

Dengan darah Kristus, orang non-Yahudi yang dahulu tidak memiliki akses kepada Allah sekarang dapat mendekat dengan penuh keyakinan. Ini adalah anugerah yang luar biasa, karena sebelumnya akses kepada Allah hanya diperuntukkan bagi bangsa Israel melalui upacara-upacara tertentu. Sekarang, semua orang percaya, tanpa memandang latar belakang etnis mereka, dapat bersekutu dengan Allah dan menikmati berkat-berkat-Nya yang kekal.

4. Kesatuan dalam Tubuh Kristus

Posisi baru orang non-Yahudi sebagai "dekat" dengan Allah juga menciptakan kesatuan baru di dalam tubuh Kristus. Kesatuan ini melibatkan penyatuan orang-orang Yahudi dan non-Yahudi dalam satu komunitas iman.

Paulus dalam Efesus 2:14-16 melanjutkan dengan mengatakan bahwa Kristus adalah "damai sejahtera kita," yang telah membuat kedua kelompok menjadi satu dengan meruntuhkan dinding pemisah, yaitu perseteruan di antara mereka. Melalui salib, Kristus menciptakan satu manusia baru dari kedua kelompok tersebut, sehingga tidak ada lagi perbedaan yang memisahkan mereka.

Kesatuan ini bukan hanya penting untuk gereja pada masa Paulus, tetapi juga relevan untuk gereja masa kini. Ini mengingatkan kita bahwa di dalam Kristus, semua orang percaya adalah satu, terlepas dari latar belakang etnis, budaya, atau status sosial mereka. Gereja dipanggil untuk mencerminkan kesatuan ini dalam kehidupan bersama, menunjukkan kasih dan persatuan yang melampaui segala perbedaan.

5. Identitas Baru sebagai Anggota Keluarga Allah

Dengan menjadi "dekat" kepada Allah melalui darah Kristus, orang non-Yahudi menerima identitas baru sebagai anggota keluarga Allah. Mereka tidak lagi hidup sebagai orang asing dan pendatang, tetapi sebagai warga negara bersama orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah.

Identitas baru ini membawa tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan panggilan mereka sebagai anak-anak Allah. Ini berarti meninggalkan cara hidup lama yang penuh dosa dan berjalan dalam terang Kristus. Paulus sering menekankan bahwa kehidupan orang percaya harus mencerminkan transformasi rohani yang terjadi dalam diri mereka melalui Kristus.

Sebagai anggota keluarga Allah, orang non-Yahudi kini memiliki warisan yang sama dengan orang Yahudi dalam perjanjian-perjanjian Allah. Mereka memiliki hak untuk berkat-berkat rohani dan kekal yang dijanjikan Allah kepada umat-Nya. Ini adalah warisan yang tidak dapat binasa dan memberikan pengharapan yang pasti bagi semua orang percaya.

6. Pengharapan dan Warisan Kekal dalam Kristus

Pengharapan yang dimiliki oleh orang non-Yahudi sekarang tidak lagi terbatas pada kehidupan duniawi, tetapi melampaui batasan waktu dan ruang. Mereka memiliki pengharapan akan kehidupan kekal dan warisan yang tak ternilai di dalam Kristus. Warisan ini mencakup segala berkat rohani yang Allah sediakan bagi umat-Nya, termasuk pengampunan dosa, hidup yang kekal, dan persekutuan yang abadi dengan Allah.

Pengharapan ini memberikan kekuatan dan keteguhan kepada orang percaya dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Mereka tahu bahwa hidup mereka sekarang memiliki tujuan yang mulia dan bahwa Allah sedang mempersiapkan mereka untuk warisan yang lebih besar di masa depan. Pengharapan ini juga menjadi sumber sukacita dan kedamaian di tengah-tengah penderitaan, karena mereka tahu bahwa Allah yang setia akan menggenapi segala janji-Nya.

7. Panggilan untuk Menjadi Saksi Kristus

Dengan posisi baru mereka dalam Kristus, orang non-Yahudi juga dipanggil untuk mengambil bagian dalam misi Allah di dunia. Sebagai bagian dari tubuh Kristus, mereka dipanggil untuk menjadi saksi-saksi Kristus, memberitakan Injil kepada segala bangsa, sehingga lebih banyak orang dapat datang kepada Kristus dan mengalami perubahan yang sama dalam hidup mereka.

Baca Juga: Efesus 2:11-12 - Tujuh Posisi Orang Non-Yahudi Secara Alami 

Paulus adalah contoh utama dari panggilan ini, sebagai rasul yang diutus kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Melalui pelayanannya, banyak orang non-Yahudi yang menerima Injil dan menjadi pengikut Kristus. Demikian pula, orang percaya masa kini dipanggil untuk melanjutkan misi ini, menyebarkan kabar baik tentang keselamatan yang ada dalam Kristus kepada semua orang, tanpa memandang latar belakang etnis atau status sosial mereka.

Kesimpulan

Efesus 2:13 memberikan gambaran yang sangat kuat tentang perubahan posisi orang non-Yahudi setelah mereka menerima Kristus. Dari "jauh," mereka telah dibawa "dekat" oleh darah Kristus, memperoleh akses kepada Allah, identitas baru sebagai anggota keluarga Allah, dan pengharapan serta warisan yang kekal. Posisi baru ini membawa mereka ke dalam kesatuan dengan seluruh umat Allah dan memanggil mereka untuk hidup sesuai dengan identitas dan panggilan mereka dalam Kristus.

Melalui Kristus, dinding pemisah yang memisahkan manusia dari Allah telah dihancurkan, dan semua orang yang percaya kepada-Nya, baik Yahudi maupun non-Yahudi, dipersatukan dalam satu tubuh, yaitu gereja. Ini adalah anugerah yang luar biasa dan panggilan yang mulia, yang harus dihidupi oleh setiap orang percaya dalam ketaatan dan kasih kepada Kristus serta sesama.

Next Post Previous Post