Efesus 5:1-2: Dua Perintah untuk Mengikuti Tuhan

Pendahuluan:

Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, rasul Paulus memberikan nasihat yang sangat penting dan mendalam bagi kehidupan Kristen. Di dalam Efesus 5:1-2, Paulus menulis:

"Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah."
Efesus 5:1-2: Dua Perintah untuk Mengikuti Tuhan
Dalam ayat ini, Paulus menyampaikan dua perintah utama bagi orang percaya: 1) menjadi penurut Allah dan 2) hidup di dalam kasih. Kedua perintah ini saling berkaitan erat dan membentuk dasar dari kehidupan yang memuliakan Tuhan.

1. Menjadi Penurut Allah

Perintah pertama yang disampaikan Paulus adalah menjadi penurut Allah. Istilah "penurut" di sini berasal dari kata Yunani "mimētēs," yang berarti peniru atau pengikut. Paulus mengajak jemaat Efesus, dan semua orang percaya, untuk meniru Allah dalam segala hal.

a. Menjadi Penurut seperti Anak-anak yang Kekasih

Paulus menghubungkan perintah untuk meniru Allah dengan status orang percaya sebagai "anak-anak yang kekasih." Dalam budaya Yahudi dan Yunani kuno, seorang anak diharapkan meniru ayahnya, baik dalam perilaku, kebiasaan, maupun nilai-nilai. Demikian pula, sebagai anak-anak Allah yang dikasihi, kita dipanggil untuk meniru sifat-sifat Allah, seperti kekudusan, kebenaran, dan kasih.

Menjadi penurut Allah berarti berusaha untuk hidup dalam kekudusan, sebagaimana Allah adalah kudus. Ini mencakup upaya untuk menjauhi dosa dan segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Menjadi penurut Allah juga berarti memancarkan sifat-sifat-Nya dalam kehidupan sehari-hari, seperti belas kasihan, kebaikan, kesabaran, dan keadilan.

b. Mengikuti Teladan Kristus

Dalam Efesus 5:2, Paulus memperjelas bahwa Kristus adalah teladan utama bagi orang percaya dalam meniru Allah. Yesus Kristus adalah manifestasi sempurna dari sifat-sifat Allah dalam wujud manusia. Melalui kehidupan-Nya di bumi, Kristus menunjukkan bagaimana kita dapat hidup sebagai penurut Allah.

Kristus menunjukkan kasih yang sempurna, bahkan sampai menyerahkan diri-Nya sebagai korban yang harum bagi Allah. Kasih Kristus adalah kasih yang berkorban, tanpa pamrih, dan penuh belas kasihan. Dengan mengikuti teladan Kristus, kita dipanggil untuk mengasihi sesama kita dengan cara yang sama—kasih yang tidak mementingkan diri sendiri dan siap berkorban demi kebaikan orang lain.

2. Hidup di Dalam Kasih

Perintah kedua yang disampaikan Paulus dalam Efesus 5:1-2 adalah hidup di dalam kasih. Paulus menekankan bahwa kasih harus menjadi ciri utama kehidupan orang percaya. Kasih bukan hanya sekadar perasaan atau emosi, tetapi suatu tindakan nyata yang mencerminkan kasih Allah kepada kita.

a. Kasih sebagai Dasar dari Segala Sesuatu

Paulus dalam suratnya yang lain, khususnya dalam 1 Korintus 13, menggambarkan kasih sebagai yang terbesar dari segala sesuatu. Tanpa kasih, semua tindakan kita tidak berarti apa-apa. Kasih adalah dasar dari segala perbuatan baik dan kebenaran. Ketika kita hidup di dalam kasih, kita memenuhi hukum Kristus dan menyenangkan hati Allah.

Kasih yang dimaksud di sini adalah kasih agape, yaitu kasih yang tulus, tidak egois, dan siap berkorban. Kasih ini melampaui perasaan sementara dan merupakan komitmen untuk selalu berbuat baik kepada orang lain, bahkan kepada mereka yang mungkin tidak layak atau tidak dapat membalas kebaikan kita.

b. Menjalani Hidup Kasih sebagai Persembahan kepada Allah

Paulus juga menyatakan bahwa hidup di dalam kasih adalah seperti persembahan yang harum bagi Allah. Hal ini merujuk pada korban yang dipersembahkan di altar pada zaman Perjanjian Lama, yang ketika dibakar, mengeluarkan bau harum yang menyenangkan Tuhan. Demikian pula, ketika kita hidup di dalam kasih, hidup kita menjadi persembahan yang menyenangkan hati Allah.

Hidup di dalam kasih juga mencakup pengampunan, kemurahan hati, kesabaran, dan belas kasihan. Ini berarti kita dipanggil untuk mengampuni orang lain sebagaimana Allah telah mengampuni kita, dan untuk menunjukkan kemurahan hati kepada mereka yang membutuhkan.

c. Kasih Sebagai Pendorong untuk Berbuat Baik

Kasih adalah pendorong utama untuk melakukan perbuatan baik dan menjauhi kejahatan. Ketika kita mengasihi sesama kita, kita tidak akan menyakiti mereka atau melakukan hal-hal yang merugikan mereka. Sebaliknya, kita akan berusaha untuk membantu, mendukung, dan memberkati mereka.

Kasih juga mendorong kita untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan kita. Ketika kita hidup di dalam kasih, kita akan berusaha untuk memuliakan Allah dalam segala aspek kehidupan kita—dalam pekerjaan, keluarga, pelayanan, dan hubungan kita dengan orang lain.
Implikasi dari Dua Perintah Ini dalam Kehidupan Kristen

Baca Juga: Efesus 5:25-33: Tugas Suami Menurut Alkitab

Kedua perintah ini—menjadi penurut Allah dan hidup di dalam kasih—memiliki implikasi yang sangat luas bagi kehidupan Kristen. Mereka membentuk dasar dari etika Kristen dan menjadi panduan bagi kita dalam menjalani kehidupan yang memuliakan Tuhan.

1. Hidup yang Memuliakan Allah

Menjadi penurut Allah dan hidup di dalam kasih berarti menjalani kehidupan yang memuliakan Tuhan dalam segala hal. Ini mencakup menjaga kekudusan pribadi, menjalani kehidupan yang jujur dan adil, serta menunjukkan kasih kepada sesama kita dalam tindakan nyata. Ketika kita mengikuti kedua perintah ini, hidup kita akan mencerminkan kemuliaan Allah dan menjadi kesaksian bagi orang lain tentang kebaikan dan kasih Allah.

2. Kesaksian yang Kuat kepada Dunia

Hidup di dalam kasih juga menjadi kesaksian yang kuat kepada dunia tentang Kristus. Ketika orang-orang melihat kasih Kristus yang nyata dalam hidup kita, mereka akan tertarik kepada Injil dan mungkin akan datang untuk mengenal Tuhan. Kasih kita kepada sesama adalah salah satu cara utama kita untuk memberitakan Injil tanpa kata-kata.

3. Kehidupan yang Berbuah

Menjadi penurut Allah dan hidup di dalam kasih akan menghasilkan buah-buah Roh dalam kehidupan kita. Buah-buah ini termasuk kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Ketika kita hidup sesuai dengan perintah-perintah ini, kita akan mengalami pertumbuhan rohani dan semakin menyerupai Kristus dalam segala hal.

4. Kemenangan atas Dosa dan Daging

Kedua perintah ini juga membantu kita untuk menang atas dosa dan keinginan daging. Ketika kita berfokus untuk menjadi penurut Allah dan hidup di dalam kasih, kita akan semakin menjauh dari dosa dan segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kasih kepada Allah dan sesama menjadi kekuatan yang mendorong kita untuk hidup dalam kekudusan dan kebenaran.

Kesimpulan

Efesus 5:1-2 memberikan dua perintah penting bagi setiap orang percaya: menjadi penurut Allah dan hidup di dalam kasih. Kedua perintah ini saling melengkapi dan membentuk dasar kehidupan Kristen yang memuliakan Tuhan. Dengan mengikuti teladan Kristus, yang menunjukkan kasih yang sempurna, kita dipanggil untuk meniru Allah dalam segala hal dan menjalani kehidupan yang penuh kasih.

Hidup di dalam kasih bukan hanya sekadar perintah, tetapi juga panggilan untuk menjadi persembahan yang harum bagi Allah, yang memuliakan-Nya dan membawa kesaksian yang kuat kepada dunia. Dengan menjalankan kedua perintah ini, kita dapat mengalami kehidupan yang berbuah, penuh sukacita, dan berkenan di hadapan Tuhan.
Next Post Previous Post