Filipi 2:12-16: Menjalankan Keselamatan dalam Hidup Sehari-hari

Pengantar:

Filipi 2:12-16 adalah salah satu bagian dalam Perjanjian Baru yang sering dibahas dalam konteks menjalankan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat ini menekankan pentingnya bekerja sama dengan anugerah Allah dalam menghidupi iman kita.
Filipi 2:12-16: Menjalankan Keselamatan dalam Hidup Sehari-hari
Mari kita telaah lebih mendalam makna dan aplikasinya dalam hidup kita sebagai orang percaya.

I. Latar Belakang Surat Filipi

Sebelum kita membahas lebih jauh, penting untuk memahami konteks dari surat Filipi. Surat ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, sebuah komunitas Kristen yang didirikan oleh Paulus sendiri selama perjalanan misinya yang kedua (Kisah Para Rasul 16:12-40). Filipi merupakan kota penting di Makedonia, yang didiami oleh warga Romawi dan Yunani.

Surat ini ditulis dari penjara, kemungkinan besar di Roma, sekitar tahun 60-62 Masehi. Meskipun berada dalam keadaan sulit, Paulus menulis dengan sukacita dan dorongan bagi jemaat Filipi untuk hidup sesuai dengan Injil dan meneladani Kristus. Salah satu tema utama dalam surat ini adalah kesatuan dan kerendahan hati, serta panggilan untuk hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Allah.

II. Analisis Teks Filipi 2:12-16

Mari kita baca bagian ini dengan lebih mendetail:

Filipi 2:12-16 (TB):
"12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, 13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. 14 Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, 15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, 16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah."

1. "Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar" (Filipi 2:12)

Frasa ini sering kali menimbulkan kebingungan. Apa artinya "mengerjakan keselamatan"? Apakah keselamatan harus diusahakan oleh manusia? Pertama-tama, penting untuk diingat bahwa Paulus tidak sedang berbicara tentang usaha manusia untuk memperoleh keselamatan. Keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan melalui iman kepada Yesus Kristus (Efesus 2:8-9). Jadi, Paulus bukan berbicara tentang "mengerjakan" keselamatan dalam arti mendapatkan atau mempertahankannya, tetapi tentang mengekspresikan atau mewujudkan keselamatan yang telah diterima.

"Mengerjakan keselamatan" di sini lebih berarti menghidupi atau mengembangkan keselamatan yang telah diberikan. Paulus memanggil orang percaya untuk menjalankan kehidupan mereka dengan sikap yang serius, penuh rasa hormat, dan kesadaran akan tanggung jawab besar yang mereka emban sebagai orang yang telah diselamatkan.

2. "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu" (Filipi 2:13)

Ayat ini memberikan penjelasan lebih lanjut. Paulus mengingatkan bahwa bukan karena kekuatan atau kemampuan manusia kita dapat menjalankan keselamatan kita, tetapi karena Allah sendiri yang bekerja di dalam kita. Kata "mengerjakan" di sini berasal dari kata Yunani "energeĊ," yang berarti memberi daya atau kekuatan. Jadi, Allah yang memberi kita kemampuan untuk menginginkan dan melakukan kehendak-Nya.

Ini menunjukkan aspek sinergi dalam kehidupan Kristen: kita harus taat dan aktif dalam mengejar kekudusan, tetapi kita melakukannya dalam kekuatan yang diberikan oleh Allah. Paulus menyatakan bahwa Allah bekerja dalam kita untuk dua hal: "kemauan" (desire) dan "pekerjaan" (action), yang menunjukkan bahwa kehendak dan perbuatan kita diarahkan oleh Allah.

3. "Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan" ( Filipi 2:14)

Dalam konteks ini, Paulus memberikan peringatan agar jemaat Filipi tidak melakukan sesuatu dengan bersungut-sungut atau berbantah-bantahan. "Bersungut-sungut" (dalam bahasa Yunani "goggusmos") menggambarkan sikap ketidakpuasan yang disuarakan dengan suara kecil atau gerutuan, sedangkan "berbantah-bantahan" (dalam bahasa Yunani "dialogismos") dapat berarti pertengkaran atau argumen yang tidak produktif.

Paulus ingin memastikan bahwa jemaat Filipi tidak jatuh ke dalam sikap negatif ini, yang dapat merusak kesatuan dan kesaksian mereka di hadapan orang yang tidak percaya. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mempraktikkan kesabaran, kasih, dan kerendahan hati, bahkan ketika kita menghadapi kesulitan atau perbedaan pendapat.

4. "Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela" (Filipi 2:15)

Tujuan dari hidup yang bebas dari gerutuan dan pertengkaran adalah agar kita menjadi "tiada beraib dan tiada bernoda," sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah dunia yang bengkok dan sesat. Ini menunjukkan bahwa perilaku kita harus mencerminkan identitas kita sebagai anak-anak Allah.

Frasa "bengkok" dan "sesat" merujuk pada keadaan dunia yang jatuh dalam dosa dan kebingungan moral. Dalam kondisi seperti ini, orang percaya dipanggil untuk bersinar terang seperti "bintang-bintang di dunia," menunjukkan kehidupan yang berbeda, yang dipenuhi dengan kasih, kebenaran, dan kekudusan.

5. "Sambil berpegang pada firman kehidupan" (Filipi 2:16)

Bagaimana kita bisa bersinar terang di dunia yang gelap? Dengan berpegang pada "firman kehidupan," yaitu Injil Yesus Kristus. Firman Allah adalah sumber kekuatan, hikmat, dan pedoman kita dalam hidup. Hanya dengan hidup sesuai firman-Nya, kita dapat menjadi saksi yang efektif bagi Kristus di dunia ini.

Baca Juga: Filipi 2:17-18: Makna Penyerahan Diri dalam Pelayanan

Paulus juga menekankan bahwa keberhasilan jemaat Filipi dalam menjalankan kehidupan ini akan menjadi alasan bagi Paulus untuk bermegah pada hari Kristus, karena dia tidak sia-sia dalam pekerjaannya sebagai seorang rasul.

III. Aplikasi Praktis dalam Kehidupan

Bagian ini memiliki banyak implikasi praktis bagi kehidupan sehari-hari kita sebagai orang Kristen. Berikut beberapa aplikasi yang bisa kita terapkan:

1. Menghidupi Keselamatan dengan Serius

Kita dipanggil untuk menghidupi keselamatan kita dengan "takut dan gentar," artinya dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab kita di hadapan Allah. Ini berarti kita tidak boleh menganggap enteng keselamatan kita atau menganggap bahwa karena kita telah diselamatkan, kita bisa hidup seenaknya. Sebaliknya, kita harus berusaha untuk terus-menerus bertumbuh dalam kekudusan dan ketaatan kepada Allah.

2. Mengandalkan Allah yang Bekerja di Dalam Kita

Kita tidak bisa menjalani hidup Kristen dengan kekuatan kita sendiri. Kita perlu bergantung pada Allah yang bekerja di dalam kita, memberikan kita kehendak dan kemampuan untuk melakukan yang baik. Oleh karena itu, penting untuk senantiasa berdoa, memohon pertolongan Roh Kudus, dan bertekun dalam firman Allah agar kita dikuatkan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

3. Menghindari Sikap Negatif

Bersungut-sungut dan berbantah-bantahan adalah sikap yang harus dihindari oleh setiap orang percaya. Kita harus belajar untuk menerima situasi hidup dengan ucapan syukur, serta menghindari perdebatan yang tidak perlu yang hanya memecah belah. Ketika kita menghadapi kesulitan atau ketidaksetujuan, mari kita belajar untuk bersabar dan mengasihi satu sama lain, menunjukkan sikap yang berbeda dari dunia ini.

4. Menjadi Teladan yang Baik di Dunia

Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk menjadi "tanpa cacat" di tengah dunia yang bengkok. Ini berarti kita harus berusaha untuk hidup tanpa cela, menjaga integritas, kejujuran, dan kasih kita dalam setiap aspek kehidupan kita. Dalam pekerjaan, keluarga, komunitas, kita harus menjadi teladan yang baik, sehingga orang-orang dapat melihat kasih Kristus melalui kita.

5. Berpegang Teguh pada Firman Allah

Firman Allah adalah panduan utama kita. Tanpa firman-Nya, kita akan tersesat dan tidak tahu bagaimana hidup sesuai dengan kehendak Allah. Oleh karena itu, penting untuk selalu membaca, merenungkan, dan mempraktikkan firman Allah dalam hidup kita. Dengan demikian, kita dapat bertumbuh dalam iman dan semakin serupa dengan Kristus.

IV. Kesimpulan

Filipi 2:12-16 mengajarkan kita tentang pentingnya bekerja sama dengan Allah dalam menjalankan keselamatan kita. Meskipun kita diselamatkan oleh anugerah, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan keselamatan tersebut dengan serius dan penuh rasa hormat. Allah yang bekerja dalam kita memberikan kita kekuatan dan kemauan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Kita juga diingatkan untuk menghindari sikap-sikap negatif seperti bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, serta untuk hidup sebagai anak-anak Allah yang tanpa cacat di tengah dunia yang gelap ini. Dengan berpegang teguh pada firman Allah, kita dapat menjadi terang dan saksi yang efektif bagi Kristus.

Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Roh Kudus untuk menghidupi keselamatan kita dengan setia, dan menjadi berkat bagi dunia di sekitar kita. Amin.

Next Post Previous Post