Filipi 3:3-4: Jangan Menaruh Kepercayaan pada Daging

 Pengantar:

Dalam Filipi 3:3-4, Rasul Paulus menasihati jemaat Filipi untuk tidak menaruh kepercayaan pada "daging" atau hal-hal lahiriah yang bersifat duniawi, melainkan pada Kristus dan pekerjaan Roh Kudus. Paulus menjelaskan pentingnya membedakan antara kepercayaan pada usaha manusia (daging) dan kepercayaan sejati yang bersumber dari iman kepada Yesus Kristus.

Filipi 3:3-4: Jangan Menaruh Kepercayaan pada Daging

Teks Filipi 3:3-4 (TB)"Karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh kepercayaan pada hal-hal lahiriah. Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh kepercayaan pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh kepercayaan pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi!"

1. Menjadi "Orang-Orang yang Bersunat" dalam Roh (Filipi 3:3)

Di dalam ayat 3, Paulus menyebut orang percaya sebagai "orang-orang bersunat" yang sejati. Pernyataan ini merujuk pada orang-orang yang telah mengalami sunat hati, yaitu transformasi rohani melalui karya Roh Kudus. Dalam Perjanjian Lama, sunat fisik adalah tanda perjanjian antara Allah dan umat-Nya, Israel. Namun, di bawah perjanjian baru dalam Kristus, sunat bukan lagi berupa tanda fisik, melainkan simbol dari perubahan hati yang dilakukan oleh Roh Kudus. Paulus menekankan bahwa sunat rohani ini adalah identitas sejati umat Allah.

Tiga ciri khas dari orang yang "bersunat" dalam Kristus disebutkan Paulus:

  • Beribadah oleh Roh Allah: Ini berarti kehidupan orang percaya sepenuhnya dipimpin dan diarahkan oleh Roh Kudus, bukan oleh kekuatan atau kemampuan manusia. Segala bentuk penyembahan, ibadah, dan pelayanan kepada Allah haruslah didasarkan pada kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam diri kita.

  • Bermegah dalam Kristus Yesus: Orang percaya tidak bermegah dalam kemampuan mereka sendiri, prestasi duniawi, atau tindakan lahiriah seperti ritual keagamaan. Sebaliknya, mereka bermegah dalam karya keselamatan Yesus Kristus. Kristus menjadi pusat kemuliaan dan kebanggaan kita, bukan hal-hal yang kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri.

  • Tidak menaruh kepercayaan pada hal-hal lahiriah: Hal-hal lahiriah yang dimaksud di sini merujuk pada segala bentuk kepercayaan yang didasarkan pada kekuatan manusia, pencapaian moral, atau ritual agama fisik seperti sunat. Paulus dengan tegas menolak gagasan bahwa keselamatan bisa diperoleh melalui usaha manusia. Kepercayaan kita sepenuhnya harus ditempatkan pada Allah dan kuasa-Nya yang menyelamatkan melalui Kristus.

2. Paulus Menyampaikan Kepercayaannya pada Daging (Filipi 3:4)

Paulus kemudian memberikan contoh dari kehidupannya sendiri untuk menegaskan bahwa jika ada orang yang bisa bermegah dalam hal-hal lahiriah, maka dia lah orang itu. "Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh kepercayaan pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi!" Dalam pernyataan ini, Paulus menunjukkan bahwa, jika ia mengandalkan pencapaian lahiriah, ia memiliki lebih banyak alasan dibandingkan siapa pun. Namun, peringatan Paulus adalah bahwa semua itu tidak bernilai di hadapan Allah jika dibandingkan dengan kepercayaan kepada Kristus.

Sebelumnya, Paulus merupakan seorang Farisi yang sangat teliti dalam menaati hukum Taurat dan tradisi Yahudi. Dalam konteks ayat ini, kepercayaan pada daging merujuk pada hal-hal seperti identitas etnis, sunat fisik, ketaatan pada hukum, dan pencapaian keagamaan. Bagi banyak orang Yahudi pada masa itu, hal-hal ini dianggap sebagai alasan kebanggaan dan dasar bagi pembenaran di hadapan Allah. Namun, Paulus mengajarkan bahwa semua itu tidak dapat memberikan keselamatan.

3. Menolak Kepercayaan pada Daging dan Bermegah dalam Kristus

Paulus menekankan bahwa kepercayaan pada daging adalah sia-sia. Dalam konteks kehidupan Kristen, daging seringkali merujuk pada sifat manusia yang berdosa dan cenderung berusaha mendapatkan pembenaran melalui usaha sendiri. Paulus dengan jelas menolak pandangan ini dan mengarahkan jemaat Filipi untuk bermegah hanya dalam Kristus.

Bagi Paulus, kepercayaan kepada hal-hal lahiriah dan daging tidak hanya tidak relevan, tetapi juga berpotensi mengalihkan kita dari kasih karunia Allah yang diberikan secara cuma-cuma melalui iman kepada Kristus. Paulus mengajak jemaat untuk meninggalkan segala bentuk kesombongan rohani yang didasarkan pada pencapaian pribadi dan untuk sepenuhnya bergantung pada Kristus.

4. Kebermegahan dalam Kristus sebagai Jalan Keselamatan

Inti dari pengajaran Paulus di bagian ini adalah bahwa keselamatan tidak diperoleh melalui usaha manusia, tetapi melalui iman kepada Kristus Yesus. Paulus menunjukkan bahwa hanya dengan percaya kepada Kristus dan bergantung sepenuhnya pada kasih karunia-Nya, seseorang bisa diselamatkan. Keselamatan adalah hadiah yang tidak bisa diperoleh melalui ketaatan terhadap hukum atau ritual keagamaan apa pun, melainkan hanya melalui pengorbanan Kristus di kayu salib.

Baca Juga: Filipi 3:5-6: Tujuh Keunggulan Paulus Berdasarkan Daging

Bermegah dalam Kristus berarti mengakui bahwa hanya melalui-Nya kita dapat memiliki hubungan dengan Allah. Segala sesuatu yang kita miliki atau lakukan di dunia ini, seberapa pun baiknya menurut standar manusia, tidak dapat membawa kita kepada keselamatan. Hanya iman kepada Kristus dan karya-Nya yang menyelamatkan di kayu salib yang dapat melakukannya.

Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

Filipi 3:3-4 menekankan pelajaran penting bagi setiap orang percaya mengenai di mana seharusnya kita menempatkan kepercayaan kita. Berikut adalah beberapa aplikasi praktis dari ayat-ayat ini:

  1. Tidak bergantung pada pencapaian manusia: Sebagai orang percaya, kita harus menyadari bahwa pencapaian kita, baik dalam hal spiritual maupun duniawi, tidak dapat memberi kita keselamatan. Hanya melalui kasih karunia Allah dan iman kepada Kristus kita dapat diselamatkan.

  2. Hidup dalam Roh Kudus: Kita dipanggil untuk hidup dalam pimpinan Roh Kudus setiap hari. Segala bentuk pelayanan, ibadah, dan kehidupan rohani kita harus didasarkan pada kuasa dan bimbingan Roh Kudus, bukan pada kekuatan atau hikmat kita sendiri.

  3. Bermegah dalam Kristus: Sebagai orang Kristen, segala kebanggaan kita seharusnya hanya berpusat pada Yesus Kristus dan karya keselamatan-Nya. Jangan bermegah dalam hal-hal duniawi atau pencapaian pribadi, tetapi dalam karya Kristus yang telah membebaskan kita dari dosa dan kematian.

  4. Menolak kesombongan rohani: Kita harus berhati-hati agar tidak jatuh ke dalam sikap sombong rohani, yaitu kepercayaan bahwa kita dapat memperoleh keselamatan atau kehormatan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau ritual agama. Keselamatan hanya datang melalui iman kepada Kristus, bukan melalui usaha manusia.

Kesimpulan

Filipi 3:3-4 mengajarkan kepada kita bahwa kepercayaan pada daging atau hal-hal lahiriah adalah sia-sia dalam konteks keselamatan. Paulus dengan tegas menolak gagasan bahwa usaha manusia dapat membawa seseorang kepada pembenaran di hadapan Allah. Sebaliknya, ia menekankan bahwa keselamatan hanya datang melalui iman kepada Kristus dan bahwa kehidupan orang percaya harus dipimpin oleh Roh Kudus. Kita dipanggil untuk bermegah hanya dalam Kristus dan menempatkan kepercayaan kita sepenuhnya kepada-Nya, bukan pada usaha kita sendiri atau hal-hal duniawi yang fana. Melalui ini, kita dapat hidup dalam kebebasan sejati yang diberikan oleh kasih karunia Allah.

Next Post Previous Post