1 Yohanes 5:20-21: Hidup Kekal adalah Mengenal Allah dan Yesus Kristus

Pendahuluan:

Dalam 1 Yohanes 5:20-21, Rasul Yohanes memberikan pernyataan penting tentang kehidupan kekal dan bagaimana kehidupan tersebut terkait erat dengan pengenalan akan Allah dan Yesus Kristus. Ayat-ayat ini berbunyi:

1 Yohanes 5:20-21 (AYT):
“Dan, kita tahu bahwa Anak Allah telah datang dan telah memberikan pengertian kepada kita supaya kita dapat mengenal Dia yang benar, dan kita ada di dalam Dia yang benar, dalam Anak-Nya, Yesus Kristus. Dialah Allah yang benar dan hidup yang kekal. Anak-anakku, jauhkanlah dirimu dari berhala-berhala.”
1 Yohanes 5:20-21: Hidup Kekal adalah Mengenal Allah dan Yesus Kristus
Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana hidup kekal ditemukan dalam pengenalan akan Allah dan Yesus Kristus, serta mengapa mengenal Allah adalah esensi dari iman Kristen. Kita akan melihat pandangan dari beberapa pakar teologi serta mengeksplorasi implikasi dari pernyataan Yohanes ini bagi kehidupan kita.

1. Mengenal Allah: Esensi dari Hidup Kekal

Yohanes menyatakan bahwa Anak Allah telah datang untuk memberikan pengertian kepada kita agar kita dapat mengenal "Dia yang benar," yaitu Allah. Yohanes menekankan bahwa hidup kekal berakar pada pengenalan yang benar tentang Allah dan Anak-Nya, Yesus Kristus.

John Stott, dalam bukunya The Letters of John, menekankan bahwa pengenalan akan Allah bukanlah sekadar pengetahuan intelektual, tetapi pengenalan yang bersifat relasional dan penuh keintiman. Stott menjelaskan bahwa hidup kekal adalah hidup dalam hubungan yang dinamis dengan Allah, yang terjadi ketika kita mengenal-Nya secara pribadi melalui Yesus Kristus. Mengenal Allah adalah inti dari kehidupan kekal karena itu berarti kita terhubung dengan Sumber kehidupan itu sendiri.

R.C. Sproul, dalam Knowing Scripture, menegaskan bahwa pengenalan akan Allah mencakup pengertian tentang karakter-Nya, kehendak-Nya, dan karya-Nya. Sproul menekankan bahwa hidup kekal adalah mengalami dan menikmati Allah selamanya. Melalui Yesus Kristus, kita tidak hanya diberikan informasi tentang Allah, tetapi juga kesempatan untuk memiliki hubungan yang hidup dan nyata dengan-Nya.

2. Yesus Kristus sebagai Jalan untuk Mengenal Allah yang Benar

Dalam 1 Yohanes 5:20, Yohanes menyatakan bahwa Anak Allah telah memberikan pengertian kepada kita agar kita dapat mengenal Dia yang benar. Ini menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah wahyu utama dari Allah dan jalan satu-satunya bagi manusia untuk mengenal Allah yang benar.

John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menekankan bahwa tanpa Kristus, manusia tidak dapat mengenal Allah secara penuh. Calvin menjelaskan bahwa meskipun manusia bisa mengetahui beberapa hal tentang Allah melalui alam ciptaan, hanya melalui Yesus Kristus kita bisa mengenal Allah secara pribadi dan intim. Yesus adalah gambar Allah yang sempurna, dan melalui Dia kita dapat melihat dan memahami siapa Allah itu.

Timothy Keller, dalam bukunya The Reason for God, menekankan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan konkret dari kasih dan kebenaran Allah. Keller menjelaskan bahwa melalui inkarnasi, kematian, dan kebangkitan-Nya, Yesus memperlihatkan dengan jelas sifat Allah yang penuh kasih dan adil. Hanya dengan mengenal Yesus, kita dapat mengenal Allah yang benar, dan inilah dasar dari kehidupan kekal.

3. Hidup Kekal adalah Kehidupan di Dalam Kristus

Yohanes melanjutkan dengan mengatakan bahwa kita ada di dalam Dia yang benar, yaitu dalam Yesus Kristus. Kehidupan kekal bukan hanya soal mengenal Allah dari kejauhan, tetapi juga hidup di dalam Allah melalui Yesus Kristus. Ini menunjukkan bahwa hidup kekal adalah hidup yang berada dalam kesatuan dengan Kristus.

Wayne Grudem, dalam Systematic Theology, menekankan bahwa hidup kekal yang dimaksud Yohanes adalah kehidupan yang bersatu dengan Kristus. Grudem menjelaskan bahwa ketika kita menerima Yesus, kita tidak hanya mendapatkan pengampunan dosa, tetapi kita juga masuk ke dalam kehidupan yang baru bersama Kristus. Hidup kekal bukan sekadar soal durasi (hidup selamanya), tetapi juga soal kualitas hidup yang kita alami sekarang—hidup yang dipenuhi oleh kehadiran Allah melalui Roh Kudus.

J.I. Packer, dalam bukunya Knowing God, juga menekankan bahwa hidup kekal adalah hidup yang memiliki hubungan yang nyata dan dinamis dengan Allah. Packer menjelaskan bahwa melalui Yesus Kristus, kita diundang untuk masuk ke dalam persekutuan dengan Allah yang penuh dengan sukacita, damai, dan kasih. Hidup kekal berarti hidup dalam hubungan yang tak terputus dengan Allah, di mana kita mengenal-Nya lebih dalam dan lebih dekat setiap hari.

4. Yesus Kristus: Allah yang Benar dan Hidup yang Kekal

Yohanes dengan tegas menyatakan dalam 1 Yohanes 5:20 bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. Ini adalah pernyataan yang sangat penting, karena Yohanes menegaskan keilahian Yesus Kristus serta peran-Nya sebagai sumber kehidupan kekal.

John MacArthur, dalam komentarnya terhadap surat 1 Yohanes, menekankan bahwa ayat ini menegaskan bahwa Yesus bukan sekadar utusan atau nabi, tetapi Dia adalah Allah yang sejati. MacArthur menjelaskan bahwa hidup kekal tidak mungkin ditemukan di luar Kristus, karena Kristus sendiri adalah sumber kehidupan itu. Kehidupan kekal tidak hanya berarti kita akan hidup selamanya, tetapi kita akan hidup di dalam Yesus, Allah yang benar dan kekal.

C.S. Lewis, dalam Mere Christianity, menjelaskan bahwa Yesus bukanlah tokoh moral atau pemimpin agama biasa, tetapi Dia adalah Allah yang menjadi manusia. Lewis menekankan bahwa jika kita ingin mengenal Allah dan menerima hidup kekal, kita harus datang kepada Yesus Kristus karena hanya Dia yang dapat menghubungkan kita kembali dengan Allah. Pernyataan Yohanes ini sangat mendalam karena menunjukkan bahwa hidup kekal dan pengenalan akan Allah sepenuhnya bergantung pada hubungan kita dengan Yesus.

5. Menjauhi Berhala: Penghalang untuk Mengenal Allah

Setelah menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal, Yohanes menutup suratnya dengan peringatan singkat: "Jauhkanlah dirimu dari berhala-berhala." (1 Yohanes 5:21). Ini tampaknya seperti penutup yang tiba-tiba, tetapi memiliki makna teologis yang mendalam.

John Stott, dalam komentarnya tentang ayat ini, menjelaskan bahwa berhala bukan hanya patung-patung atau benda-benda fisik, tetapi juga segala sesuatu yang menggantikan tempat Allah dalam hidup kita. Stott menekankan bahwa berhala adalah segala sesuatu yang kita sembah atau utamakan di atas Allah. Untuk mengenal Allah yang benar dan mengalami hidup kekal, kita harus menjauhkan diri dari berhala-berhala yang dapat mengalihkan perhatian kita dari Allah.

Timothy Keller, dalam Counterfeit Gods, menyoroti bahwa dalam dunia modern, berhala sering kali tidak berbentuk patung, tetapi bisa berupa kekayaan, status, atau hubungan yang kita tempatkan di atas Allah. Keller menegaskan bahwa berhala-berhala ini dapat menghalangi kita untuk mengenal Allah dengan benar, karena mereka menuntut perhatian dan penyembahan kita yang seharusnya hanya diberikan kepada Allah. Untuk benar-benar mengalami hidup kekal, kita harus melepaskan diri dari segala bentuk penyembahan berhala dan fokus sepenuhnya kepada Kristus.

6. Hidup Kekal sebagai Proses dan Tujuan

Hidup kekal bukan hanya tentang masa depan di surga, tetapi juga tentang proses pertumbuhan dalam pengenalan akan Allah yang terjadi sekarang. Yohanes mengajarkan bahwa pengenalan akan Allah bukan sesuatu yang statis, tetapi terus berkembang seiring kita semakin dekat dengan-Nya.

Jonathan Edwards, dalam khotbah-khotbahnya tentang kemuliaan Allah, menekankan bahwa hidup kekal adalah proses terus-menerus mengenal dan menikmati Allah. Menurut Edwards, semakin kita mengenal Allah, semakin kita akan menemukan kepuasan yang sejati dalam Dia. Hidup kekal bukanlah sekadar soal durasi waktu, tetapi soal pertumbuhan dalam hubungan yang semakin dalam dengan Allah, yang akan mencapai kepenuhannya di surga.

J.I. Packer, dalam Knowing God, juga menekankan bahwa pengenalan akan Allah adalah perjalanan hidup yang terus berlanjut. Packer menjelaskan bahwa setiap hari kita dipanggil untuk mengenal Allah lebih dalam melalui doa, pembacaan Firman, dan pengalaman hidup bersama-Nya. Hidup kekal adalah undangan untuk terus mengeksplorasi kekayaan kasih dan kebenaran Allah yang tidak terbatas.

7. Mengalami Hidup Kekal melalui Roh Kudus

Bagaimana kita mengalami hidup kekal di dunia ini? Yohanes mengajarkan bahwa hidup kekal datang melalui pengenalan akan Yesus Kristus, dan pengalaman ini diwujudkan melalui karya Roh Kudus dalam hidup kita. Roma 8:16 menegaskan bahwa Roh Kudus bersaksi dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Wayne Grudem, dalam Systematic Theology, menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi yang memberi kita pengertian rohani tentang Allah dan memimpin kita dalam hubungan yang hidup dengan-Nya. Melalui Roh Kudus, kita bisa mengalami kehadiran Allah dan hidup dalam hubungan yang dinamis dengan-Nya.

Charles Spurgeon, dalam banyak khotbahnya, menekankan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi yang membuat hidup kekal menjadi nyata bagi kita saat ini. Spurgeon sering mengajarkan bahwa melalui karya Roh Kudus, kita bisa merasakan sukacita, damai sejahtera, dan pengharapan yang berasal dari hidup dalam Kristus. Roh Kudus adalah jaminan dari hidup kekal yang sudah dimulai dalam hidup kita sekarang dan akan mencapai kepenuhannya di masa depan.

Kesimpulan

1 Yohanes 5:20-21 menegaskan bahwa hidup kekal adalah pengenalan akan Allah yang benar, yang hanya bisa ditemukan melalui Yesus Kristus. Yohanes mengingatkan kita bahwa pengenalan ini bukan hanya pengetahuan intelektual, tetapi hubungan yang hidup dan dinamis dengan Allah melalui Kristus. Yesus adalah Allah yang benar dan sumber kehidupan kekal, dan melalui-Nya kita bisa mengalami hubungan yang penuh kasih dan kekal dengan Allah.

Pandangan dari para teolog seperti John Stott, R.C. Sproul, John Calvin, dan J.I. Packer menekankan bahwa hidup kekal adalah lebih dari sekadar hidup selamanya. Hidup kekal adalah hidup dalam pengenalan yang terus-menerus akan Allah, hidup dalam kesatuan dengan Kristus, dan mengalami kasih serta kebenaran Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjauhkan diri dari segala bentuk berhala yang dapat menghalangi kita untuk mengenal Allah dengan benar. Hidup kekal adalah hadiah terbesar yang Allah berikan melalui Yesus Kristus, dan kita harus terus mengejar pengenalan akan Allah dengan sepenuh hati agar dapat menikmati hidup kekal tersebut sepenuhnya.

Next Post Previous Post