Lukas 13:20-21: Perumpamaan tentang Ragi dan Pertumbuhan Kerajaan Allah

Pendahuluan:

Dalam Lukas 13:20-21, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang ragi, sebuah ilustrasi sederhana namun mendalam mengenai pertumbuhan Kerajaan Allah. Berikut adalah ayatnya:

Lukas 13:20-21 (AYT):
“Dia berkata lagi, ‘Dengan apakah Aku mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seperti ragi yang diambil seorang perempuan dan dicampurkannya dalam 3 sukat tepung sampai seluruh adonan itu mengembang.’”

Melalui perumpamaan ini, Yesus mengungkapkan kebenaran mendalam tentang bagaimana Kerajaan Allah berkembang di dunia, sering kali tidak terlihat namun bekerja dengan kuasa yang luar biasa.
Lukas 13:20-21: Perumpamaan tentang Ragi dan Pertumbuhan Kerajaan Allah
Dalam artikel ini, kita akan membahas makna dari perumpamaan ini, bagaimana pandangan teologis memperkuat pengertiannya, dan bagaimana kita bisa menerapkan pelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari.

1. Kerajaan Allah Seperti Ragi: Pertumbuhan yang Tak Terlihat tetapi Kuat

Yesus menggunakan ragi sebagai simbol untuk menggambarkan pertumbuhan Kerajaan Allah. Ragi adalah bahan kecil yang dimasukkan ke dalam adonan, namun ragi bekerja untuk membuat adonan tersebut mengembang. Meskipun ragi tidak terlihat saat bekerja, pengaruhnya menyebar ke seluruh adonan hingga semuanya mengembang.

John Stott, dalam bukunya The Message of the Sermon on the Mount, menekankan bahwa ragi dalam perumpamaan ini menunjukkan bahwa Kerajaan Allah sering kali bekerja dengan cara yang tidak terlihat oleh mata manusia. Stott menjelaskan bahwa Kerajaan Allah, meskipun kecil di awal, memiliki kekuatan untuk mengubah seluruh dunia, seperti bagaimana ragi mengubah adonan secara keseluruhan.

Charles Spurgeon, dalam khotbahnya, sering kali menggunakan ilustrasi ragi untuk menggambarkan pertumbuhan iman dan perubahan yang dihasilkan oleh Injil dalam hidup seseorang. Spurgeon menekankan bahwa seperti ragi yang bekerja dalam adonan, begitu juga Injil bekerja dalam hati manusia. Injil mungkin dimulai kecil dalam hidup seseorang, namun seiring waktu, kuasa Allah mengubah keseluruhan hidup orang tersebut.

2. Tiga Sukat Tepung: Gambaran dari Dunia yang Luas

Yesus menjelaskan bahwa ragi dicampurkan ke dalam tiga sukat tepung. Sukat adalah ukuran berat yang besar dalam budaya Yahudi, dan tiga sukat tepung cukup untuk membuat roti bagi sekelompok besar orang. Ini adalah simbol dari skala besar pertumbuhan Kerajaan Allah, di mana pengaruhnya menjangkau dunia secara luas.

R.C. Sproul, dalam The Parables of Jesus, menekankan bahwa tiga sukat tepung melambangkan bagaimana Kerajaan Allah menyebar ke seluruh dunia. Sproul menjelaskan bahwa pekerjaan Allah, yang sering kali dimulai dari kelompok kecil, akan memiliki dampak yang besar pada umat manusia. Ini mengingatkan kita bahwa meskipun Injil mungkin dimulai dari komunitas kecil, hasil akhirnya adalah transformasi besar-besaran.

Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menekankan pentingnya memahami bagaimana pekerjaan Allah berlangsung dalam sejarah. Bavinck menjelaskan bahwa melalui Injil, Allah bekerja tidak hanya di antara individu, tetapi juga di seluruh bangsa dan budaya. Tiga sukat tepung menunjukkan cakupan luas dari misi Kerajaan Allah yang menjangkau semua orang, tanpa terkecuali.

3. Proses yang Berlangsung Secara Bertahap

Perumpamaan ini juga mengajarkan bahwa pertumbuhan Kerajaan Allah terjadi secara bertahap. Ragi tidak mengembangkan adonan dalam sekejap, tetapi membutuhkan waktu. Demikian juga, Kerajaan Allah tidak datang secara instan, melainkan bertumbuh perlahan namun pasti dalam dunia ini.

John MacArthur, dalam komentarnya terhadap Injil Lukas, menekankan bahwa perumpamaan ragi menggambarkan bagaimana Kerajaan Allah bertumbuh secara perlahan dan tak terlihat, namun hasilnya adalah transformasi yang mendalam. MacArthur menjelaskan bahwa orang percaya tidak boleh berkecil hati ketika mereka tidak segera melihat hasil pekerjaan Tuhan, karena pekerjaan-Nya berlangsung seiring waktu, seperti ragi yang bekerja dalam adonan.

Timothy Keller, dalam bukunya The Reason for God, juga menekankan pentingnya bersabar dalam melihat bagaimana pekerjaan Allah berlangsung. Kerajaan Allah bertumbuh dengan cara yang sering kali di luar harapan manusia, namun seperti ragi, pekerjaan-Nya tidak pernah berhenti. Keller mengingatkan bahwa meskipun kita tidak selalu melihat hasil langsung, kita dapat yakin bahwa Allah sedang bekerja untuk membawa rencana-Nya kepada kesempurnaan.

4. Transformasi yang Total: Pengaruh yang Meluas ke Seluruh Dunia

Ketika ragi dimasukkan ke dalam adonan, ia bekerja sampai seluruh adonan mengembang. Ini melambangkan transformasi total yang dibawa oleh Kerajaan Allah ke dalam dunia. Ketika Injil diberitakan dan diterima, ia mengubah hati manusia dan masyarakat secara keseluruhan.

Dietrich Bonhoeffer, dalam The Cost of Discipleship, menekankan bahwa Kerajaan Allah membawa perubahan radikal dalam hidup setiap orang yang percaya kepada Kristus. Injil mengubah cara berpikir, bertindak, dan hidup. Bonhoeffer menjelaskan bahwa seperti ragi yang mengubah seluruh adonan, Injil mengubah setiap aspek kehidupan orang percaya dan masyarakat yang ditempatinya.

Jonathan Edwards, dalam khotbah-khotbahnya, menekankan bahwa pertumbuhan Kerajaan Allah tidak hanya bersifat rohani, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya. Edwards percaya bahwa pekerjaan Allah melalui Injil memiliki kekuatan untuk membawa kedamaian, keadilan, dan kasih yang nyata ke dalam dunia yang penuh dosa. Transformasi ini adalah bukti dari kuasa Allah yang bekerja di antara manusia.

5. Penerapan Perumpamaan dalam Kehidupan Sehari-hari

Perumpamaan tentang ragi memberikan banyak pelajaran yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari orang percaya. Berikut beberapa penerapan praktis:

  • Kesabaran dalam Pertumbuhan Rohani: Sebagaimana ragi bekerja secara bertahap dalam adonan, demikian juga pertumbuhan iman dan kerohanian seseorang. Orang percaya dipanggil untuk bersabar dan setia dalam perjalanan iman mereka, percaya bahwa Allah sedang bekerja di dalam dan melalui mereka.

  • Pengaruh Injil yang Tak Terlihat: Meskipun pekerjaan Injil sering kali tidak terlihat langsung, orang percaya harus yakin bahwa Injil terus bekerja dalam kehidupan mereka dan dalam masyarakat. Mereka dipanggil untuk terus menjadi terang dan garam dunia, meskipun hasil dari pekerjaan mereka mungkin baru terlihat di kemudian hari.

  • Pekerjaan Misi yang Meluas: Seperti ragi yang bekerja hingga seluruh adonan mengembang, demikian juga pekerjaan misi harus terus dilakukan hingga seluruh dunia mendengar kabar baik tentang Yesus Kristus. Orang percaya dipanggil untuk mengambil bagian dalam pekerjaan misi ini, baik secara lokal maupun global.

John Stott, dalam The Contemporary Christian, menekankan bahwa orang percaya dipanggil untuk membawa pengaruh Injil ke setiap aspek kehidupan mereka. Stott menekankan bahwa Injil bukan hanya untuk perubahan pribadi, tetapi juga untuk membawa transformasi dalam masyarakat, budaya, dan dunia secara keseluruhan.

N.T. Wright, dalam Surprised by Hope, juga menekankan bahwa pekerjaan Kerajaan Allah tidak hanya mengenai masa depan di surga, tetapi juga mengenai bagaimana kita hidup di dunia ini sekarang. Wright menjelaskan bahwa melalui Injil, kita dipanggil untuk membawa tanda-tanda Kerajaan Allah—keadilan, belas kasih, dan kebenaran—ke dalam dunia kita saat ini.

6. Ragi sebagai Simbol Kehadiran Roh Kudus

Dalam teologi Kristen, ragi sering kali juga dipahami sebagai simbol dari Roh Kudus yang bekerja dalam hati manusia. Sama seperti ragi yang menyebabkan adonan mengembang, demikian juga Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang percaya untuk membawa pertumbuhan rohani dan kedewasaan iman.

Wayne Grudem, dalam Systematic Theology, menjelaskan bahwa pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya adalah proses yang bertahap, tetapi sangat kuat. Seperti ragi yang bekerja secara diam-diam namun mengubah seluruh adonan, Roh Kudus bekerja dalam hati kita untuk membawa pertumbuhan rohani, meskipun prosesnya sering kali tidak terlihat.

Charles Spurgeon juga menekankan bahwa tanpa Roh Kudus, tidak ada pertumbuhan rohani yang sejati. Spurgeon sering kali membandingkan pekerjaan Roh Kudus dengan ragi yang mengubah adonan, menunjukkan bagaimana Roh Kudus mengubah hidup orang percaya dari dalam, menghasilkan buah-buah Roh dan kehidupan yang mencerminkan Kristus.

Kesimpulan

Perumpamaan tentang ragi dalam Lukas 13:20-21 memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana Kerajaan Allah bekerja di dunia. Seperti ragi yang mengembangkan adonan secara bertahap namun pasti, demikian juga pekerjaan Allah melalui Injil menyebar secara diam-diam namun dengan kekuatan yang besar, mengubah hati manusia dan dunia secara keseluruhan.

Pandangan dari para teolog seperti John Stott, R.C. Sproul, Charles Spurgeon, dan Dietrich Bonhoeffer menekankan bahwa Kerajaan Allah bertumbuh secara bertahap namun penuh kuasa. Meskipun kita mungkin tidak selalu melihat hasilnya dengan cepat, kita dapat yakin bahwa Allah sedang bekerja untuk membawa transformasi dalam hidup kita dan dunia di sekitar kita.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk setia dalam tugas kita sebagai saksi Kristus, percaya bahwa pekerjaan Allah akan terus berlangsung dan mencapai hasil yang luar biasa. Meskipun kita mungkin tidak selalu melihatnya sekarang, kita tahu bahwa kuasa Allah bekerja seperti ragi, mengubah dunia secara total dan membawa kemuliaan bagi Kerajaan-Nya.

Next Post Previous Post