Menerima Bapa dan Anak: 1 Yohanes 2:22-23

Pengantar:

Dalam 1 Yohanes 2:22-23, Rasul Yohanes memberikan peringatan yang tegas tentang bahaya menyangkal Yesus Kristus dan mengajarkan pentingnya menerima baik Bapa maupun Anak untuk memperoleh keselamatan dan hubungan yang benar dengan Allah. Yohanes menekankan bahwa mereka yang menolak Yesus sebagai Kristus bukan hanya menolak Anak, tetapi juga menolak Bapa, yang 
merupakan inti dari iman Kristen.

Menerima Bapa dan Anak: 1 Yohanes 2:22-23
Teks dari 1 Yohanes 2:22-23 berbunyi sebagai berikut:

  • 1 Yohanes 2:22: "Siapakah pembohong itu kalau bukan dia yang menyangkal bahwa Yesuslah Sang Kristus? Itulah anti-Kristus, orang yang menyangkal Bapa maupun Anak."
  • 1 Yohanes 2:23: "Siapa pun yang menyangkal Anak tidak memiliki Bapa. Akan tetapi, setiap orang yang mengakui Anak, dia juga memiliki Bapa."

Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang:

  1. Makna Penyangkalan Yesus sebagai Kristus
  2. Pengertian tentang Anti-Kristus
  3. Hubungan Tak Terpisahkan antara Bapa dan Anak
  4. Bahaya Ajaran Sesat yang Menyangkal Yesus
  5. Pentingnya Pengakuan terhadap Yesus sebagai Anak Allah
  6. Aplikasi Praktis: Bagaimana Orang Percaya Menghidupi Pengakuan akan Kristus

1. Makna Penyangkalan Yesus sebagai Kristus

Yohanes mengawali ayat 22 dengan menanyakan "Siapakah pembohong itu kalau bukan dia yang menyangkal bahwa Yesuslah Sang Kristus?". Yohanes ingin menegaskan bahwa siapa pun yang menolak pengakuan bahwa Yesus adalah Kristus—yang diurapi oleh Allah sebagai Mesias yang dijanjikan—adalah seorang pembohong.

a. Kristus sebagai Mesias yang Diurapi

Dalam iman Kristen, Yesus adalah Kristus—yang berarti "Yang Diurapi" atau Mesias yang dijanjikan Allah kepada bangsa Israel. Menolak Yesus sebagai Kristus berarti menolak rencana keselamatan yang telah Allah tetapkan melalui Mesias-Nya. Dalam Lukas 4:18, Yesus menyatakan bahwa Roh Tuhan ada pada-Nya karena Ia telah diurapi untuk memberitakan kabar baik kepada orang miskin. Pengurapan ini menegaskan keilahian-Nya dan misi keselamatan-Nya.

b. Penyangkalan terhadap Identitas Yesus

Ketika seseorang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, ia tidak hanya menolak peran-Nya sebagai Mesias tetapi juga menolak segala sesuatu yang Yesus telah lakukan melalui karya keselamatan-Nya di kayu salib. Menolak Yesus sebagai Kristus berarti menolak keselamatan, pengampunan dosa, dan hubungan yang benar dengan Allah. Yohanes menegaskan bahwa penyangkalan ini adalah penipuan yang sangat berbahaya, karena menghalangi orang untuk menerima anugerah keselamatan yang hanya bisa ditemukan dalam Yesus Kristus.

2. Pengertian tentang Anti-Kristus

Yohanes menggunakan istilah anti-Kristus untuk menggambarkan mereka yang menolak Yesus sebagai Kristus. Istilah ini sangat penting dalam teologi Yohanes dan memiliki makna yang dalam dalam konteks peringatan terhadap ajaran sesat.

a. Anti-Kristus sebagai Penentang Kristus

Anti-Kristus berasal dari kata Yunani anti yang berarti "melawan" atau "sebaliknya," dan Christos yang berarti "Kristus" atau "Yang Diurapi." Secara harfiah, anti-Kristus merujuk kepada seseorang atau kelompok yang secara aktif melawan Kristus atau berusaha mengambil tempat Kristus. Dalam Perjanjian Baru, anti-Kristus merujuk pada tokoh yang akan datang pada akhir zaman untuk menyesatkan banyak orang, namun Yohanes juga menyatakan bahwa banyak anti-Kristus sudah ada di zamannya.

b. Tanda dari Anti-Kristus

Yohanes mengidentifikasi tanda utama dari anti-Kristus sebagai penyangkalan terhadap Yesus sebagai Kristus dan Anak Allah. Siapa pun yang mengajarkan bahwa Yesus bukan Mesias atau mencoba memisahkan kemanusiaan Yesus dari keilahian-Nya termasuk dalam kategori anti-Kristus. Mereka bukan hanya menolak kebenaran tentang Yesus, tetapi juga menyesatkan orang lain dari jalan keselamatan.

Ini adalah peringatan yang keras dari Yohanes bahwa ajaran yang menyimpang tentang Kristus bisa datang dari dalam komunitas gereja itu sendiri. Oleh karena itu, orang percaya harus selalu berjaga-jaga dan menguji setiap pengajaran yang mereka dengar.

3. Hubungan Tak Terpisahkan antara Bapa dan Anak

Dalam 1 Yohanes 2:23, Yohanes menjelaskan bahwa "siapa pun yang menyangkal Anak tidak memiliki Bapa. Akan tetapi, setiap orang yang mengakui Anak, dia juga memiliki Bapa." Ini menunjukkan bahwa hubungan antara Bapa dan Anak tidak bisa dipisahkan dalam teologi Kristen.

a. Menolak Anak Berarti Menolak Bapa

Yohanes menegaskan bahwa siapa pun yang menyangkal Yesus sebagai Anak Allah tidak memiliki hubungan yang benar dengan Allah Bapa. Dalam Yohanes 10:30, Yesus berkata, "Aku dan Bapa adalah satu." Menolak Yesus berarti secara otomatis juga menolak Bapa, karena Bapa dan Anak tidak bisa dipisahkan dalam rencana keselamatan Allah.

Ini sangat relevan bagi mereka yang berusaha mengatakan bahwa mereka percaya kepada Allah tetapi menolak Yesus sebagai Mesias. Yohanes menegaskan bahwa tidak mungkin memiliki hubungan dengan Allah tanpa menerima Anak-Nya yang diutus ke dunia untuk menebus dosa manusia.

b. Mengakui Anak Berarti Memiliki Bapa

Sebaliknya, Yohanes juga menyatakan bahwa setiap orang yang mengakui Anak memiliki Bapa. Ini adalah kabar baik bagi orang percaya, karena melalui iman kepada Yesus, kita juga diterima oleh Allah Bapa. Pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah bukan hanya sebuah pengakuan teologis, tetapi juga pintu masuk ke dalam hubungan yang intim dengan Allah Bapa.

Dalam Yohanes 14:6, Yesus dengan jelas menyatakan bahwa "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." Dengan kata lain, iman kepada Yesus adalah satu-satunya jalan untuk memiliki hubungan dengan Allah yang benar.

4. Bahaya Ajaran Sesat yang Menyangkal Yesus

Salah satu ancaman terbesar yang dihadapi oleh jemaat pada zaman Yohanes adalah ajaran sesat yang mencoba menolak keilahian Yesus dan menyebarkan pandangan yang salah tentang siapa Kristus sebenarnya. Ajaran-ajaran ini sering kali berasal dari dalam komunitas gereja dan menyesatkan banyak orang.

a. Penyesatan dari Dalam

Yohanes memperingatkan bahwa ajaran sesat sering kali muncul dari dalam komunitas orang percaya. Orang-orang yang pernah mengaku sebagai pengikut Kristus tetapi kemudian meninggalkan iman yang benar sering kali menjadi sumber penyesatan yang besar. Mereka mengklaim memiliki pengetahuan yang lebih tinggi atau rahasia, tetapi pada kenyataannya, mereka menyesatkan orang lain dari kebenaran Injil.

2 Yohanes 1:7 memperingatkan, "Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengakui bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah penyesat dan anti-Kristus." Orang percaya harus selalu waspada terhadap ajaran yang menyimpang dari Injil.

b. Menolak Yesus adalah Kebohongan

Yohanes menyebut mereka yang menolak Yesus sebagai pembohong, karena mereka menyebarkan kebohongan tentang siapa Yesus sebenarnya. Ajaran-ajaran sesat ini bukan hanya merusak pemahaman tentang Kristus, tetapi juga menghalangi orang untuk menerima keselamatan yang ditawarkan melalui Yesus. Menolak Yesus adalah tindakan yang serius, karena berarti menolak anugerah keselamatan yang hanya bisa ditemukan di dalam-Nya.

5. Pentingnya Pengakuan terhadap Yesus sebagai Anak Allah

Pengakuan terhadap Yesus sebagai Anak Allah adalah inti dari iman Kristen. Yohanes menegaskan bahwa hanya mereka yang mengakui Yesus sebagai Anak Allah yang memiliki hubungan dengan Allah Bapa. Pengakuan ini bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi harus diiringi dengan iman yang sejati kepada Yesus Kristus sebagai Mesias yang dijanjikan.

a. Pengakuan yang Menyelamatkan

Roma 10:9 mengatakan, "Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." Pengakuan terhadap Yesus sebagai Tuhan dan Anak Allah adalah kunci untuk mendapatkan keselamatan. Tanpa pengakuan ini, seseorang tidak bisa memiliki hubungan yang benar dengan Allah dan tidak bisa memperoleh hidup yang kekal.

Pengakuan ini adalah pengakuan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan, dan bahwa melalui karya-Nya di kayu salib, dosa-dosa kita diampuni dan kita diperdamaikan dengan Allah.

b. Mengakui Yesus dalam Kehidupan Sehari-hari

Pengakuan terhadap Yesus sebagai Anak Allah juga harus terlihat dalam kehidupan sehari-hari orang percaya. Ini bukan hanya tentang menyatakan iman kita dengan kata-kata, tetapi juga tentang bagaimana kita hidup dalam ketaatan kepada perintah-perintah Yesus dan bagaimana kita mencerminkan kasih-Nya kepada orang lain. Mengakui Yesus berarti hidup dalam terang Injil dan menjadikan-Nya pusat dari segala sesuatu dalam hidup kita.

6. Aplikasi Praktis: Bagaimana Orang Percaya Menghidupi Pengakuan akan Kristus

Pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah bukan hanya sebuah pernyataan iman, tetapi juga sebuah komitmen untuk hidup dalam kebenaran dan kasih. Berikut adalah beberapa aplikasi praktis dari ajaran 1 Yohanes 2:22-23 bagi kehidupan orang percaya:

a. Tetap Setia kepada Pengakuan Iman

Di tengah-tengah dunia yang sering kali menolak Yesus, orang percaya dipanggil untuk tetap setia kepada pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Kita harus siap untuk mempertahankan iman kita dan menolak setiap bentuk ajaran yang mencoba menurunkan status Yesus sebagai Mesias. Ibrani 4:14 mengatakan, "Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita."

b. Menyebarkan Kebenaran tentang Kristus

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menyebarkan kebenaran tentang Yesus kepada dunia di sekitar kita. Dalam dunia yang penuh dengan kebohongan dan penyesatan, kita harus menjadi saksi yang setia bagi Kristus, memberitakan Injil dengan keberanian dan kasih. Mengakui Yesus berarti kita harus siap untuk memberitakan nama-Nya dan membawa orang lain kepada pengenalan akan keselamatan yang hanya bisa ditemukan di dalam Dia.

c. Hidup dalam Kasih dan Kebenaran

Mengakui Yesus sebagai Anak Allah juga berarti kita harus hidup dalam kasih dan kebenaran. Yohanes sering kali menekankan pentingnya kasih sebagai bukti dari iman yang sejati. 1 Yohanes 4:20 mengatakan, "Jika seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta." Kasih kepada Allah harus diwujudkan dalam tindakan nyata kepada sesama.

Kesimpulan: Menerima Bapa dan Anak dalam Kebenaran

1 Yohanes 2:22-23 menegaskan bahwa pengakuan terhadap Yesus sebagai Anak Allah adalah inti dari iman Kristen. Menolak Yesus sebagai Anak berarti menolak Bapa, sedangkan menerima Yesus membawa kita kepada hubungan yang benar dengan Allah Bapa. Rasul Yohanes memberikan peringatan keras tentang anti-Kristus dan bahaya ajaran sesat yang mencoba menyesatkan orang dari kebenaran tentang Kristus.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tetap setia pada pengakuan akan Yesus sebagai Mesias, hidup dalam kasih dan kebenaran, serta menyebarkan kebenaran Injil kepada dunia. Dengan menerima baik Bapa maupun Anak, kita memiliki keselamatan yang kekal dan hubungan yang penuh kasih dengan Allah. Mari kita terus berpegang teguh pada iman kita dan mengakui Yesus sebagai Anak Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.

Next Post Previous Post