Menghormati dan Menilai Pemimpin Gereja: 1 Timotius 5:17-19

Pendahuluan:

Dalam 1 Timotius 5:17-19, Rasul Paulus memberikan nasihat kepada Timotius tentang bagaimana seorang pemimpin gereja atau “penatua” harus dihormati, diakui, dan diperlakukan. Paulus mengungkapkan pentingnya menghormati pemimpin gereja yang bekerja keras dalam pelayanan, terutama dalam pengajaran dan penyampaian firman. Ayat ini juga menegaskan prinsip keadilan dalam menangani tuduhan yang mungkin diarahkan kepada mereka. Bagi gereja, ajaran ini menyoroti pentingnya menjaga integritas kepemimpinan rohani dan menerapkan keadilan dalam memperlakukan para pemimpin.

Berikut ayat-ayat yang dimaksud:

"Penatua-penatua yang mengurus jemaat dengan baik layak menerima penghormatan dua kali lipat, terutama mereka yang bekerja keras dalam berkhotbah dan mengajar. Sebab, Kitab Suci berkata, 'Jangan memberangus mulut lembu yang sedang menggiling gandum,' dan 'Seorang pekerja berhak mendapat upahnya.' Jangan menerima tuduhan yang dijatuhkan kepada penatua kecuali didasarkan pada bukti dari dua atau tiga orang saksi." (1 Timotius 5:17-19, AYT)_
Menghormati dan Menilai Pemimpin Gereja: 1 Timotius 5:17-19
Artikel ini akan menguraikan makna dari ketiga ayat ini berdasarkan perspektif teologis dari beberapa pakar, seperti John Calvin, John Stott, dan R.C. Sproul. Kita juga akan membahas penerapan praktis bagi gereja dan orang percaya dalam menghormati dan menjaga integritas pemimpin gereja.

1. Penghormatan Ganda untuk Pemimpin yang Melayani dengan Baik (1 Timotius 5:17)

Paulus menekankan bahwa penatua yang mengurus jemaat dengan baik layak menerima “penghormatan dua kali lipat.” Istilah ini menunjukkan bahwa ada penghargaan yang diberikan kepada mereka bukan hanya dalam bentuk penghormatan moral, tetapi juga dalam bentuk dukungan finansial dan penghargaan yang nyata. Paulus menyoroti pentingnya menghormati pemimpin yang setia dalam pelayanannya, terutama mereka yang terlibat dalam pengajaran dan penyampaian Firman Allah, karena pelayanan ini memerlukan komitmen yang tinggi dan kerja keras.

John Calvin, dalam komentarnya tentang 1 Timotius, menjelaskan bahwa penghormatan ini penting untuk menjaga semangat dan keberlanjutan pelayanan mereka. Calvin menulis, “Para penatua yang memimpin dengan baik pantas mendapatkan penghormatan, dan ini adalah cara gereja untuk menunjukkan pengakuan terhadap dedikasi dan kerja keras mereka.” Bagi Calvin, penghormatan ini adalah bagian dari tanggung jawab jemaat dalam mendukung pemimpin yang melayani dengan setia.

John Stott, dalam The Message of 1 Timothy and Titus, menyatakan bahwa penghormatan ini mencerminkan pengakuan gereja akan tanggung jawab yang diemban oleh para penatua. “Pemimpin gereja yang melayani dengan baik pantas mendapatkan penghargaan yang sesuai, bukan hanya untuk memotivasi mereka, tetapi juga untuk mengingatkan jemaat akan pentingnya pelayanan ini,” tulis Stott. Penghormatan ini adalah wujud dari kepedulian dan penghargaan jemaat kepada pemimpin yang bekerja keras untuk membimbing mereka secara rohani.

2. “Seorang Pekerja Berhak Mendapat Upahnya” (1 Timotius 5:18)

Paulus mengutip dua ayat dari Perjanjian Lama untuk mendukung penghormatan finansial terhadap penatua yang melayani dalam gereja: “Jangan memberangus mulut lembu yang sedang menggiling gandum” (Ulangan 25:4) dan “Seorang pekerja berhak mendapat upahnya” (Lukas 10:7). Dalam hal ini, Paulus ingin menunjukkan bahwa prinsip memberi upah kepada pekerja yang layak sudah tertanam dalam Kitab Suci, bahkan dalam konteks agrikultural dan kehidupan sehari-hari.

R.C. Sproul, dalam Essential Truths of the Christian Faith, menekankan bahwa prinsip penghargaan kepada para pemimpin gereja adalah wujud kasih yang nyata dan keadilan yang diajarkan Alkitab. “Ketika kita mendukung pemimpin gereja, kita menunjukkan bahwa kita menghargai pelayanan mereka dan bahwa gereja adalah komunitas yang saling mendukung,” tulis Sproul. Ia menekankan bahwa memberi upah kepada para pemimpin adalah bagian dari tanggung jawab jemaat untuk mencerminkan keadilan dan kepedulian bagi mereka yang melayani.

John Calvin juga menekankan bahwa penghormatan finansial terhadap pemimpin adalah bukti dari kasih dan tanggung jawab jemaat. Calvin menulis, “Seperti pekerja lain yang layak mendapat upah, para pemimpin gereja yang bekerja keras dalam pelayanan pantas mendapatkan dukungan dari jemaat. Ini adalah cara yang benar untuk menunjukkan bahwa kita menghargai pelayanan mereka.” Bagi Calvin, dukungan ini bukan sekadar kewajiban, tetapi juga tanda kasih dan penghormatan yang tulus.

3. Prinsip Keadilan dalam Menangani Tuduhan terhadap Penatua (1 Timotius 5:19)

Ayat 19 memberikan pedoman yang jelas dalam menangani tuduhan terhadap penatua, yaitu tuduhan tersebut hanya bisa diterima jika ada saksi yang cukup (dua atau tiga orang saksi). Prinsip ini mencerminkan keadilan yang diajarkan Alkitab, bahwa tidak sembarang tuduhan boleh diterima tanpa dasar yang kuat. Paulus memberikan peringatan kepada gereja agar tidak sembarangan dalam menuduh pemimpin yang mungkin tidak bersalah. Prinsip ini bertujuan melindungi pemimpin dari tuduhan palsu atau fitnah yang dapat merusak reputasi dan integritas mereka.

John Stott menekankan pentingnya prinsip keadilan ini dalam menjaga keutuhan gereja. “Gereja harus memastikan bahwa semua tuduhan yang dilontarkan terhadap pemimpin dilakukan dengan adil dan benar. Tuduhan tanpa dasar hanya akan menciptakan kehancuran dalam tubuh Kristus,” tulis Stott. Prinsip ini penting agar gereja tidak menjadi tempat bagi fitnah atau tuduhan sembarangan yang dapat memecah belah jemaat.

John Calvin juga menekankan bahwa prinsip ini adalah wujud dari keadilan dan kebenaran. Calvin menulis, “Penatua adalah pemimpin yang bertanggung jawab di hadapan Tuhan, dan mereka tidak boleh dijatuhkan oleh tuduhan palsu. Harus ada bukti yang kuat sebelum tindakan diambil.” Prinsip ini menjaga kehormatan para pemimpin gereja, namun tetap membuka kemungkinan koreksi apabila ada tindakan yang melanggar kehendak Allah.

4. Pentingnya Penghormatan dan Pengakuan terhadap Pemimpin Gereja

Bagian ini menunjukkan pentingnya memberikan penghormatan yang layak kepada pemimpin gereja. Penghormatan ini tidak hanya berupa pengakuan moral, tetapi juga dukungan finansial yang memadai bagi mereka yang berkomitmen penuh dalam pelayanan pengajaran dan penyampaian Firman Allah. Gereja tidak boleh memandang remeh tanggung jawab finansial ini, karena dukungan tersebut mencerminkan rasa hormat dan pengakuan jemaat terhadap pekerjaan berat yang dilakukan oleh para pemimpin mereka.

N.T. Wright, dalam Paul for Everyone: The Pastoral Letters, menyatakan bahwa penghormatan kepada para penatua adalah salah satu tanda dari kedewasaan rohani jemaat. “Gereja yang dewasa adalah gereja yang mendukung pemimpin mereka dengan penghormatan yang sesuai dan dukungan yang memadai. Ini adalah bentuk tanggung jawab yang mencerminkan kasih jemaat terhadap pelayanan mereka,” tulis Wright. Gereja harus menciptakan lingkungan yang menghargai dan mendukung mereka yang berkorban untuk pelayanan Tuhan.

5. Penerapan dalam Kehidupan Gereja

Penerapan dari nasihat Paulus dalam 1 Timotius 5:17-19 memiliki relevansi besar dalam kehidupan gereja saat ini:

  1. Memberikan Dukungan Finansial yang Layak kepada Pemimpin
    Gereja dipanggil untuk memberi dukungan finansial yang memadai bagi mereka yang melayani penuh waktu, terutama mereka yang bekerja dalam pengajaran dan penyampaian Firman. Dukungan ini adalah wujud nyata dari penghargaan jemaat terhadap komitmen para pemimpin, dan ini mencerminkan keadilan dan kasih yang diajarkan oleh Alkitab.

  2. Menjaga Keadilan dalam Menangani Tuduhan
    Prinsip dua atau tiga saksi yang Paulus ajarkan adalah cara yang efektif untuk menjaga keadilan dalam gereja. Gereja harus memastikan bahwa semua tuduhan yang diarahkan kepada pemimpin didukung oleh bukti yang kuat dan tidak menerima sembarang tuduhan. Ini membantu menjaga integritas gereja dan melindungi pemimpin dari fitnah atau tuduhan tanpa dasar.

  3. Menghormati Pemimpin yang Melayani dengan Baik
    Penghormatan kepada pemimpin adalah wujud dari kasih dan penghargaan jemaat kepada mereka yang melayani dengan setia. Gereja harus belajar untuk menghormati mereka yang melayani dengan baik dan menunjukkan bahwa kerja keras mereka diakui. Penghormatan ini tidak hanya bermanfaat bagi para pemimpin, tetapi juga membangun hubungan yang sehat antara pemimpin dan jemaat.

  4. Pentingnya Etika dalam Memimpin dan Mengikuti
    Ayat-ayat ini mengajarkan pentingnya etika dalam kepemimpinan dan dalam cara jemaat memperlakukan pemimpin mereka. Gereja adalah tubuh Kristus, dan semua anggota dipanggil untuk memelihara kasih, kebenaran, dan keadilan dalam semua aspek pelayanan dan kepemimpinan. Dengan demikian, gereja akan menjadi tempat yang mencerminkan kasih dan kemuliaan Allah.

Kesimpulan

1 Timotius 5:17-19 memberikan nasihat yang sangat penting bagi gereja tentang cara memperlakukan pemimpin atau penatua dengan adil, penuh penghargaan, dan penghormatan yang layak. Rasul Paulus mengajarkan pentingnya penghargaan ganda bagi mereka yang melayani dengan setia, terutama yang bekerja dalam pengajaran dan penyampaian Firman. Selain itu, Paulus menegaskan pentingnya prinsip keadilan dalam menangani tuduhan terhadap pemimpin gereja, untuk melindungi mereka dari fitnah atau tuduhan sembarangan.

Pandangan dari beberapa teolog, seperti John Calvin, John Stott, dan R.C. Sproul, memberikan pemahaman lebih mendalam tentang teks ini. Mereka menekankan bahwa penghargaan kepada pemimpin gereja adalah bentuk keadilan, kasih, dan tanggung jawab dari jemaat. Selain itu, menjaga keadilan dalam penanganan tuduhan adalah cara gereja untuk menciptakan lingkungan yang aman, adil, dan penuh kasih.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghormati dan mendukung para pemimpin gereja yang melayani kita dengan setia. Kita harus siap memberi dukungan yang layak bagi mereka yang bekerja keras dalam pelayanan, serta menjaga keadilan dalam memperlakukan mereka. Dengan demikian, kita akan membangun gereja yang sehat, yang mencerminkan kasih, keadilan, dan kemuliaan Allah.

Next Post Previous Post