Yohanes 1:50-51: Nubuat Pertama Yesus tentang Kemuliaan yang Akan Datang

 Pendahuluan:

Yohanes 1:50-51 menandai momen penting dalam interaksi Yesus dengan murid-murid-Nya, terutama dengan Natanael. Setelah Natanael mengakui Yesus sebagai "Anak Allah" dan "Raja Israel" karena pengetahuan supranatural Yesus tentang dia, Yesus memberikan respons yang mengarah pada nubuat tentang kemuliaan yang lebih besar yang akan datang. Yesus menjanjikan Natanael dan murid-murid lainnya bahwa mereka akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun melayani Anak Manusia. Ini adalah nubuat pertama Yesus yang dicatat dalam Injil Yohanes, yang menunjukkan pengungkapan kemuliaan Yesus di masa depan.
Yohanes 1:50-51: Nubuat Pertama Yesus tentang Kemuliaan yang Akan Datang
Artikel ini akan mengeksplorasi makna teologis dari nubuat pertama Yesus dalam Yohanes 1:50-51. Kita akan merujuk kepada berbagai pandangan teolog dari para ahli seperti John Calvin, N.T. Wright, dan J.I. Packer untuk memahami implikasi dari nubuat ini serta penerapannya bagi orang percaya di masa kini.

Teks Yohanes 1:50-51 (AYT)

"Yesus menjawab kepadanya, 'Karena Aku berkata kepadamu, "Aku telah melihatmu di bawah pohon ara," maka kamu percaya? Kamu akan melihat hal-hal yang jauh lebih besar daripada ini!' Lalu, Ia melanjutkan, 'Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, kamu akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun melayani Anak Manusia.'" (Yohanes 1:50-51 AYT).

1. Latar Belakang dan Konteks

Perikop ini terjadi setelah Natanael, yang skeptis pada awalnya, mengakui Yesus sebagai Anak Allah setelah Yesus menunjukkan pengetahuan supranatural tentang dia. Yesus mengetahui bahwa Natanael berada di bawah pohon ara sebelum mereka bertemu, yang membuat Natanael terkejut dan percaya kepada Yesus. Namun, Yesus menjawab pengakuan Natanael dengan menyatakan bahwa peristiwa itu hanyalah permulaan dari hal-hal yang jauh lebih besar yang akan dia saksikan.

N.T. Wright, dalam Simply Jesus, menyatakan bahwa bagian ini menunjukkan bagaimana Yesus mulai mengungkapkan identitas-Nya secara bertahap kepada murid-murid-Nya. “Yesus tidak langsung mengungkapkan seluruh kemuliaan-Nya di awal pelayanan-Nya. Dia mulai dengan mukjizat kecil, seperti yang kita lihat dengan Natanael, tetapi itu hanya awal dari penyataan yang lebih besar yang akan datang,” tulis Wright. Dalam hal ini, Yesus sedang menyiapkan Natanael dan murid-murid lainnya untuk menghadapi pengalaman rohani yang lebih dalam.

2. “Kamu Akan Melihat Hal-hal yang Jauh Lebih Besar” (Yohanes 1:50)

Yesus memulai nubuat-Nya dengan berkata bahwa Natanael akan melihat hal-hal yang lebih besar. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pengalaman Natanael di bawah pohon ara hanyalah permulaan dari penyataan yang lebih mendalam tentang siapa Yesus. Frasa "hal-hal yang lebih besar" sering dikaitkan dengan karya Yesus di bumi, termasuk mukjizat, pengajaran, dan tanda-tanda yang akan Dia lakukan. Namun, itu juga merujuk pada penyataan kemuliaan Allah melalui karya penebusan Yesus, termasuk kematian dan kebangkitan-Nya.

John Calvin, dalam komentarnya tentang Yohanes, menjelaskan bahwa Yesus berbicara tentang karya penyelamatan yang akan datang. Calvin menulis, “Yesus menunjukkan bahwa pengenalan Natanael akan Mesias baru saja dimulai. Karya-karya besar yang akan datang, termasuk kebangkitan dan kenaikan-Nya, akan lebih memperdalam pengertian mereka tentang siapa Yesus sebenarnya.” Bagi Calvin, janji Yesus tentang "hal-hal yang lebih besar" merujuk pada kemuliaan-Nya yang akan segera disingkapkan melalui karya penyelamatan-Nya.

Teolog kontemporer seperti J.I. Packer, dalam Knowing God, menekankan bahwa frasa ini juga mengajarkan pentingnya pertumbuhan iman. Packer menulis, “Ketika kita pertama kali mengenal Yesus, pengenalan kita mungkin terbatas. Namun, seiring waktu, kita akan melihat lebih banyak karya-Nya dan semakin memahami kedalaman siapa Dia.” Pernyataan Yesus kepada Natanael ini adalah ajakan untuk memperluas wawasan rohaninya, dan juga berlaku bagi kita yang terus berproses dalam iman.

3. “Langit Terbuka dan Malaikat-malaikat Allah Naik Turun” (Yohanes 1:51)

Dalam ayat 51, Yesus membuat referensi yang lebih mendalam, yaitu bahwa para murid akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun melayani Anak Manusia. Ungkapan ini menggemakan kejadian dalam Kejadian 28:12, di mana Yakub bermimpi tentang tangga yang menghubungkan langit dan bumi, dan para malaikat Allah naik turun di atasnya. Dengan merujuk pada visi ini, Yesus menunjukkan bahwa Dia adalah penghubung antara langit dan bumi—Dia adalah perantara ilahi yang mempertemukan manusia dengan Allah.

N.T. Wright dalam Jesus and the Victory of God menafsirkan pernyataan ini sebagai simbol dari peran Yesus sebagai penggenap janji Allah kepada Israel. “Yesus adalah penggenapan dari tangga Yakub. Dia adalah yang menghubungkan surga dengan bumi, dan Dia akan menyelesaikan pekerjaan Allah melalui hidup, kematian, dan kebangkitan-Nya,” tulis Wright. Dengan kata lain, Yesus adalah perantara antara Allah dan manusia, dan para murid akan menyaksikan kemuliaan ini melalui karya-Nya di bumi.

John Calvin juga mengaitkan pernyataan ini dengan peran Yesus sebagai Anak Manusia yang membawa kerajaan Allah ke dunia. Calvin menulis, “Melalui Yesus, langit dan bumi disatukan. Malaikat-malaikat yang naik turun menunjukkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Allah, penghubung antara yang ilahi dan yang duniawi.” Pernyataan ini memperkuat identitas Yesus sebagai Mesias yang tidak hanya membawa wahyu, tetapi juga memberikan akses langsung kepada Allah melalui diri-Nya.

4. Penggunaan Gelar “Anak Manusia”

Yesus menggunakan istilah “Anak Manusia” untuk merujuk kepada diri-Nya dalam Yohanes 1:51. Gelar ini memiliki signifikansi besar, terutama dalam konteks Perjanjian Lama. Dalam Daniel 7:13-14, Anak Manusia adalah tokoh eskatologis yang akan datang dalam kemuliaan, diberikan kekuasaan oleh Allah atas segala bangsa, dan yang kerajaannya tidak akan berakhir. Dengan menggunakan gelar ini, Yesus menegaskan peran-Nya sebagai penggenap dari janji-janji Allah dan Raja yang diurapi yang akan memerintah selamanya.

Martin Luther, dalam komentarnya tentang Injil Yohanes, menekankan pentingnya gelar ini dalam memahami misi Yesus. Luther menulis, “Anak Manusia bukan sekadar gelar biasa. Ini adalah pernyataan tentang otoritas dan misi Yesus yang melampaui Israel, karena Dia datang untuk menebus seluruh dunia dan membawa kerajaan Allah.” Luther melihat gelar ini sebagai penegasan akan otoritas Yesus yang akan ditunjukkan melalui kematian, kebangkitan, dan kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan.

John Stott, dalam The Cross of Christ, menambahkan bahwa penggunaan gelar "Anak Manusia" menunjukkan kerendahan hati Yesus, meskipun Dia adalah Raja segala raja. “Yesus, meskipun memiliki semua otoritas surgawi, memilih untuk mengambil gelar yang menggambarkan penderitaan dan penebusan. Anak Manusia adalah Mesias yang datang untuk menderita dan memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang,” tulis Stott. Ini menunjukkan bahwa nubuat Yesus dalam Yohanes 1:51 terkait erat dengan karya penebusan-Nya.

5. Penerapan bagi Kehidupan Orang Percaya

Nubuat pertama Yesus dalam Yohanes 1:50-51 mengandung beberapa penerapan penting bagi kehidupan orang percaya saat ini. Berikut adalah beberapa prinsip yang bisa diterapkan:

  1. Iman yang Bertumbuh
    Yesus berkata kepada Natanael bahwa dia akan melihat "hal-hal yang jauh lebih besar." Sebagai orang percaya, kita juga dipanggil untuk memiliki iman yang terus bertumbuh. Apa yang kita lihat dan alami di awal perjalanan iman kita hanyalah permulaan. Seiring waktu, Allah mengundang kita untuk mengalami lebih banyak penyataan tentang kemuliaan-Nya, baik melalui Firman, pelayanan, maupun pengalaman rohani yang mendalam.

  2. Yesus Sebagai Penghubung antara Langit dan Bumi
    Melalui pernyataan tentang malaikat-malaikat yang naik turun, Yesus mengingatkan kita bahwa Dia adalah penghubung antara Allah dan manusia. Tidak ada jalan lain menuju Bapa selain melalui Yesus (Yohanes 14:6). Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam hubungan yang dekat dengan Yesus, yang memberikan kita akses kepada Bapa dan juga menjadi perantara bagi keselamatan kita.

  3. Mengakui Otoritas Yesus sebagai Anak Manusia
    Penggunaan gelar "Anak Manusia" menunjukkan bahwa Yesus memiliki otoritas atas segala sesuatu. Sebagai Raja yang dijanjikan, Dia memerintah atas hidup kita, dan kita harus tunduk pada otoritas-Nya. Ini berarti mengakui kedaulatan-Nya dalam segala aspek hidup kita, termasuk keputusan-keputusan yang kita buat, pelayanan yang kita lakukan, dan cara kita menjalani kehidupan sehari-hari.

  4. Harapan akan Kemuliaan yang Akan Datang
    Yesus menjanjikan bahwa kita akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun. Ini bukan hanya gambaran tentang kemuliaan masa kini, tetapi juga harapan akan kemuliaan yang akan datang. Sebagai orang percaya, kita hidup dengan harapan bahwa suatu hari kita akan melihat Yesus datang kembali dalam kemuliaan-Nya. Harapan ini harus memberi kita keberanian dan keteguhan hati untuk menjalani hidup dengan penuh keyakinan, menantikan kedatangan-Nya kembali.

Kesimpulan

Yohanes 1:50-51 adalah nubuat pertama Yesus yang mengungkapkan janji-janji besar tentang kemuliaan yang akan datang. Yesus menegaskan bahwa Natanael dan murid-murid lainnya akan melihat lebih banyak tanda dan mukjizat, tetapi yang terpenting adalah mereka akan menyaksikan langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah melayani Anak Manusia—sebuah gambaran tentang Yesus sebagai penghubung antara Allah dan manusia.

Pandangan dari para teolog seperti John Calvin, N.T. Wright, dan Martin Luther memperdalam pemahaman kita tentang pentingnya nubuat ini. Mereka menunjukkan bahwa Yesus, sebagai Anak Manusia, adalah penggenap dari janji-janji Allah yang membawa kerajaan-Nya ke dunia dan memberikan kita akses langsung kepada Allah.

Bagi kita sebagai orang percaya, nubuat ini mengingatkan kita untuk terus bertumbuh dalam iman, mengakui otoritas Yesus sebagai Raja, dan hidup dengan pengharapan akan kemuliaan yang akan datang. Seperti Natanael, kita dipanggil untuk melihat lebih jauh dari pengalaman awal kita dengan Yesus dan terus mengharapkan lebih banyak penyataan tentang kemuliaan-Nya yang ilahi.

Next Post Previous Post