Yohanes 2:12: Kapernaum sebagai Pusat Pelayanan Yesus
Pendahuluan:
Setelah mukjizat pertama yang dilakukan oleh Yesus dalam pesta pernikahan di Kana, yang dijelaskan dalam Yohanes 2:1-11, ayat berikutnya, Yohanes 2:12, menunjukkan bahwa Yesus, ibu-Nya, saudara-saudara-Nya, dan murid-murid-Nya bergerak ke Kapernaum. Ayat ini menandai keputusan penting dalam pelayanan Yesus, karena Kapernaum kemudian menjadi pusat pelayanan-Nya di Galilea. Menggunakan Kapernaum sebagai markas utama memberi peluang bagi Yesus untuk menjangkau daerah-daerah di sekitar Galilea, baik untuk memberitakan Injil, menyembuhkan orang sakit, maupun mengajar di sinagoge-sinagoge.
"Sesudah itu, Yesus turun ke Kapernaum bersama ibu, saudara-saudara, dan murid-murid-Nya. Mereka tinggal di sana selama beberapa hari." (Yohanes 2:12, AYT)_Artikel ini akan menjelaskan alasan-alasan mengapa Yesus memilih Kapernaum sebagai pusat pelayanan, pandangan teologis mengenai pilihan ini, dan implikasi dari Kapernaum sebagai “markas besar” pelayanan Yesus bagi kehidupan orang percaya saat ini.
1. Latar Belakang dan Lokasi Kapernaum
Kapernaum adalah sebuah kota yang terletak di pantai barat laut Danau Galilea. Kota ini merupakan daerah yang strategis secara geografis karena terletak di jalur perdagangan yang ramai, sehingga banyak orang melewati Kapernaum dalam perjalanan mereka ke berbagai kota. Selain itu, Kapernaum juga merupakan pusat ekonomi dan budaya di Galilea, menjadikannya tempat yang ideal untuk menyebarkan Injil kepada berbagai kalangan masyarakat.
N.T. Wright, dalam bukunya Jesus and the Victory of God, menekankan pentingnya Kapernaum sebagai pusat pelayanan Yesus. “Kapernaum adalah titik strategis untuk menjangkau komunitas-komunitas yang lebih luas di wilayah Galilea dan untuk membangun pengaruh di antara orang Yahudi dan non-Yahudi.” Dengan memilih Kapernaum, Yesus bisa menjangkau berbagai lapisan masyarakat dan memperluas jangkauan pelayanan-Nya.
John Stott juga menyebutkan dalam The Incomparable Christ bahwa pemilihan Kapernaum menunjukkan bahwa pelayanan Yesus bukan untuk sekelompok kecil atau satu jenis orang saja. Stott menulis, “Pemilihan lokasi ini menunjukkan bahwa pelayanan Yesus terbuka untuk semua, mencakup segala lapisan masyarakat, dan tidak terbatas pada suatu tempat tertentu.” Ini menandakan keterbukaan Injil untuk diterima oleh semua orang, tanpa diskriminasi.
2. Kapernaum dalam Konteks Pelayanan dan Pengajaran Yesus
Kapernaum menjadi pusat pelayanan Yesus tidak hanya karena letaknya yang strategis, tetapi juga karena kota ini memiliki sinagoge-sinagoge di mana Yesus dapat mengajar. Dalam banyak kesempatan, Yesus mengajar di sinagoge Kapernaum, melakukan mukjizat, dan menarik perhatian orang banyak yang datang dari berbagai tempat.
John Calvin, dalam komentarnya tentang Injil Yohanes, menjelaskan bahwa pemilihan Kapernaum oleh Yesus adalah keputusan strategis untuk menyampaikan Injil kepada sebanyak mungkin orang. Calvin menulis, “Kapernaum memberikan Yesus akses kepada berbagai komunitas, dan sinagoge di kota ini memberi-Nya ruang untuk mengajar dan berbicara kepada mereka yang mencari kebenaran.” Calvin melihat Kapernaum sebagai titik sentral bagi penyebaran Injil ke seluruh Galilea dan sekitarnya.
R.C. Sproul, dalam The Gospel of John, menekankan bahwa Kapernaum sebagai pusat pelayanan menunjukkan bahwa Yesus datang untuk membawa pengajaran yang mengubahkan. “Dengan menetap di Kapernaum, Yesus menjadikan kota ini sebagai pusat dari sebuah revolusi rohani yang membongkar tradisi keagamaan yang kosong dan mengarahkan orang kepada kebenaran Allah,” tulis Sproul. Kapernaum menjadi tempat di mana Yesus menantang pemikiran tradisional dan membawa ajaran baru yang berpusat pada kasih dan kebenaran.
3. Kapernaum dan Mukjizat-Mukjizat Yesus
Salah satu alasan mengapa Kapernaum menjadi penting adalah karena banyak mukjizat Yesus yang dilakukan di kota ini. Mukjizat-mukjizat tersebut tidak hanya memperlihatkan kuasa-Nya sebagai Anak Allah tetapi juga menunjukkan kasih Allah kepada orang sakit, orang yang tertindas, dan mereka yang berada dalam kesulitan. Beberapa mukjizat terkenal yang terjadi di Kapernaum termasuk penyembuhan hamba perwira Romawi (Matius 8:5-13) dan penyembuhan orang yang lumpuh yang dibawa oleh teman-temannya (Markus 2:1-12).
John Stott, dalam Basic Christianity, menjelaskan bahwa mukjizat-mukjizat Yesus di Kapernaum adalah tanda yang memperkuat klaim-Nya sebagai Mesias yang diutus oleh Allah. “Mukjizat-mukjizat di Kapernaum adalah pengungkapan nyata dari belas kasihan Allah yang nyata dalam kehidupan orang-orang yang terluka,” tulis Stott. Ini berarti bahwa Kapernaum adalah tempat di mana Allah menunjukkan belas kasih-Nya secara nyata melalui Yesus.
N.T. Wright menekankan bahwa mukjizat-mukjizat Yesus di Kapernaum bukan hanya untuk menunjukkan kuasa ilahi, tetapi juga untuk membawa pembaruan rohani dan sosial bagi masyarakat. Wright menulis, “Mukjizat-mukjizat di Kapernaum menunjukkan bahwa Yesus membawa kerajaan Allah ke tengah-tengah umat-Nya dengan tanda-tanda yang memperlihatkan kekuasaan dan kasih Allah.” Mukjizat-mukjizat ini menunjukkan bahwa pelayanan Yesus tidak hanya bersifat rohani tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan.
4. Implikasi Pemilihan Kapernaum sebagai Pusat Pelayanan Yesus bagi Orang Percaya
Kapernaum sebagai pusat pelayanan Yesus memberikan beberapa pelajaran praktis bagi kehidupan orang percaya hari ini:
Strategi dalam Penyebaran Injil
Yesus memilih Kapernaum karena strategis untuk menjangkau banyak orang. Ini mengajarkan orang percaya pentingnya memilih tempat yang tepat untuk menyebarkan Injil dan menjangkau sebanyak mungkin orang. Pemilihan tempat dan waktu yang tepat dapat memberikan dampak yang besar dalam pelayanan kita.Pelayanan yang Inklusif
Yesus tidak membatasi pelayanan-Nya kepada satu kelompok tertentu saja. Kapernaum sebagai pusat pelayanan-Nya menunjukkan bahwa kasih dan pengajaran Yesus terbuka bagi semua orang. Ini mengajarkan kita untuk menjangkau semua lapisan masyarakat, tanpa diskriminasi, dengan kasih Allah yang inklusif.Mengandalkan Kuasa Allah dalam Setiap Mukjizat
Mukjizat-mukjizat Yesus di Kapernaum menunjukkan bahwa Allah bekerja melalui pelayanan yang kita lakukan, sehingga orang percaya dipanggil untuk mengandalkan kuasa Allah dalam setiap pelayanan yang mereka lakukan. Ini mengajarkan kita untuk bersandar kepada Allah dalam setiap langkah yang kita ambil dalam pelayanan dan hidup sehari-hari.Menghadirkan Kerajaan Allah melalui Kasih dan Pelayanan
Yesus membawa kerajaan Allah ke Kapernaum dengan kasih dan mukjizat yang menunjukkan belas kasih Allah. Demikian juga, kita dipanggil untuk menghadirkan kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan kasih dan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan. Pelayanan kita harus mencerminkan kasih Allah dan memberikan dampak yang nyata bagi orang-orang di sekitar kita.
Kesimpulan
Yohanes 2:12, yang menunjukkan perpindahan Yesus ke Kapernaum, menandai awal dari pelayanan publik-Nya yang menjadi pusat untuk menjangkau banyak orang dan menyatakan kerajaan Allah. Kapernaum, dengan lokasinya yang strategis, sinagoge-sinagoge untuk mengajar, dan masyarakat yang beragam, adalah tempat yang ideal bagi Yesus untuk mengungkapkan kuasa, kasih, dan kebenaran Allah. Di kota ini, Yesus menunjukkan kasih Allah melalui pengajaran, mukjizat, dan perhatian-Nya terhadap setiap orang.
Pandangan dari teolog-teolog seperti N.T. Wright, John Stott, R.C. Sproul, dan John Calvin memperkaya pemahaman kita tentang makna Kapernaum sebagai pusat pelayanan Yesus. Mereka menekankan bahwa pilihan Yesus untuk menetap di Kapernaum adalah langkah strategis dalam penyebaran Injil yang memperlihatkan kuasa, kasih, dan belas kasihan Allah.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk meneladani Yesus dengan memilih tempat dan cara yang strategis dalam pelayanan, bersikap inklusif dalam kasih, mengandalkan kuasa Allah, dan menghadirkan kerajaan-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kapernaum mengingatkan kita bahwa pelayanan yang sejati adalah pelayanan yang berdampak nyata bagi orang lain dan mencerminkan kasih Allah kepada dunia.