Ibrani 6:1-3: Delapan Perintah Bagi Orang Kristen untuk Tidak Murtad
Pendahuluan:
Surat Ibrani merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Baru yang kaya dengan ajaran teologis dan doktrinal. Penulisannya bertujuan untuk mendorong orang-orang Kristen, khususnya yang berlatar belakang Yahudi, agar tetap teguh dalam iman dan tidak tergoda untuk kembali kepada sistem keagamaan lama.Dalam Ibrani 6:1-3, terdapat delapan perintah penting yang menjadi landasan untuk menghindari kemurtadan (apostasai). Perintah-perintah ini bukan hanya relevan pada masa penulisan surat ini, tetapi juga menjadi pedoman penting bagi orang percaya di setiap zaman.
1. Meninggalkan Ajaran Dasar (Ibrani 6:1)
Penulis Ibrani mengajak pembaca untuk "meninggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada kedewasaan." Hal ini bukan berarti bahwa ajaran dasar seperti pertobatan dan iman kepada Allah tidak penting, tetapi umat Kristen dipanggil untuk bertumbuh secara rohani dan melangkah ke tingkat kedewasaan iman. Dalam konteks ini, ajaran dasar mencakup:
- Pertobatan dari perbuatan mati.
- Iman kepada Allah.
Menurut pakar teologi seperti F.F. Bruce, "meninggalkan ajaran dasar" berarti memahami fondasi tetapi tidak terus-menerus terjebak di dalamnya, seperti seorang anak yang terus-menerus belajar alfabet tetapi tidak pernah membaca buku. Pertumbuhan rohani menjadi tanda bahwa iman seorang Kristen hidup dan aktif.
2. Beralih ke Kedewasaan Rohani
Kedewasaan rohani menjadi langkah kedua yang diperintahkan. Beralih ke kedewasaan melibatkan:
- Pemahaman yang lebih mendalam tentang doktrin iman.
- Aplikasi praktis dari ajaran Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Charles H. Spurgeon dalam khotbahnya menekankan bahwa seorang Kristen yang matang memiliki pengenalan yang kuat terhadap firman Tuhan dan menunjukkan buah roh dalam kehidupan mereka. "Kedewasaan bukanlah pilihan, tetapi kewajiban," tulis Spurgeon.
3. Membangun Fondasi yang Kokoh (Ibrani 6:2)
Penulis mengingatkan agar fondasi iman Kristen tetap dijaga dengan baik. Ini mencakup:
- Doktrin baptisan.
- Penumpangan tangan.
- Kebangkitan orang mati.
- Penghakiman kekal.
John Calvin, seorang reformator terkenal, menjelaskan bahwa doktrin-doktrin ini adalah elemen penting dalam iman Kristen, tetapi mereka harus dilihat sebagai dasar, bukan tujuan akhir. Calvin menekankan bahwa orang percaya harus memahami dengan benar arti dari doktrin ini dan membangun hidup rohani di atasnya.
4. Tidak Kembali ke Perbuatan Lama
Perintah ini mengacu pada pertobatan dari perbuatan mati yang disebutkan dalam ayat 1. Perbuatan mati di sini mencakup dosa, ritual yang tidak memberikan kehidupan, dan segala bentuk ibadah tanpa pengenalan akan Allah. Penulis mendorong pembaca untuk meninggalkan pola hidup lama yang bertentangan dengan kehendak Allah.
A.W. Pink, dalam bukunya Exposition of Hebrews, menyebutkan bahwa meninggalkan perbuatan mati berarti mengalami transformasi hati yang nyata. "Pertobatan sejati adalah perubahan yang tidak hanya terlihat dari luar, tetapi juga dari dalam," kata Pink.
5. Menyerahkan Diri kepada Allah
Iman kepada Allah adalah perintah inti yang disebutkan dalam ayat pertama. Hal ini melibatkan kepercayaan penuh kepada kehendak dan janji-janji Allah. Penyerahan diri ini harus total, tanpa syarat, dan tanpa kompromi.
Menurut teolog modern N.T. Wright, iman yang sejati adalah iman yang terus bertumbuh melalui pengenalan akan Yesus Kristus. Wright menulis, "Iman yang tidak bertumbuh akan mati, dan iman yang bertumbuh selalu menghasilkan kasih dan ketaatan."
6. Menghidupi Doktrin Kebangkitan
Kebangkitan orang mati adalah salah satu doktrin penting dalam kekristenan. Doktrin ini mengajarkan bahwa mereka yang mati di dalam Kristus akan dibangkitkan untuk hidup kekal. Keyakinan akan kebangkitan memberikan harapan kepada orang percaya untuk tetap setia meskipun menghadapi penderitaan.
Martin Lloyd-Jones menekankan bahwa pengharapan akan kebangkitan menjadi daya dorong bagi umat Kristen untuk menjalani hidup yang penuh pengharapan dan tidak mudah putus asa. "Doktrin kebangkitan adalah janji bahwa segala sesuatu yang salah akan diperbaiki, dan yang fana akan menjadi kekal," kata Lloyd-Jones.
7. Mengingat Penghakiman Kekal
Penghakiman kekal mengingatkan bahwa setiap manusia akan memberikan pertanggungjawaban kepada Allah atas hidup mereka. Hal ini menjadi dorongan untuk hidup dengan rasa takut akan Allah dan kesalehan.
Jonathan Edwards, dalam salah satu khotbahnya yang terkenal, menulis bahwa kesadaran akan penghakiman kekal seharusnya membuat setiap orang Kristen berhati-hati dalam setiap pikiran, perkataan, dan tindakan mereka. Edwards menyebut ini sebagai "motivasi yang kudus untuk hidup dalam kekudusan."
8. Mengandalkan Allah untuk Bertumbuh (Ibrani 6:3)
Akhirnya, penulis mengingatkan bahwa pertumbuhan iman hanya mungkin terjadi jika Allah mengizinkannya. Hal ini menunjukkan bahwa usaha manusia dalam pertumbuhan rohani harus disertai oleh kerja Roh Kudus.
Menurut J.I. Packer, pengandalan pada Allah dalam pertumbuhan iman adalah inti dari kehidupan Kristen. "Kita bertumbuh karena Allah bekerja di dalam kita, tetapi kita juga harus bekerja sama dengan-Nya melalui ketaatan," tulis Packer.
Relevansi bagi Orang Kristen Masa Kini
Delapan perintah dalam Ibrani 6:1-3 memberikan panduan praktis bagi orang Kristen modern untuk tetap teguh dalam iman mereka:
- Hidup dengan Fokus pada Kristus: Jangan terjebak dalam ritual atau ajaran lama yang tidak lagi relevan.
- Bertumbuh dalam Komunitas: Pertumbuhan rohani seringkali terjadi dalam konteks komunitas iman.
- Menghadapi Godaan Duniawi: Dengan mengingat penghakiman kekal, orang Kristen didorong untuk hidup dalam kekudusan.
- Mengandalkan Kasih Karunia Allah: Kesadaran bahwa Allah adalah sumber kekuatan dan pertumbuhan rohani.
Kesimpulan
Ibrani 6:1-3 bukan hanya sebuah peringatan, tetapi juga sebuah undangan untuk bertumbuh dalam iman dan kedewasaan rohani. Delapan perintah yang terkandung di dalamnya mengarahkan umat Kristen untuk menghindari kemurtadan dengan cara meninggalkan kehidupan lama, berfokus pada pertumbuhan iman, dan hidup dalam pengharapan akan kebangkitan dan penghakiman kekal.
Dalam perjalanan rohani, umat Kristen tidak dapat mengandalkan kekuatan mereka sendiri. Mereka harus bergantung pada Allah, berjalan dalam terang firman-Nya, dan memohon pimpinan Roh Kudus. Dengan cara ini, iman yang sejati dapat bertumbuh dan menghasilkan buah yang kekal. Berdoalah agar Roh Kudus memberikan pengertian dan kekuatan untuk menaati perintah-perintah ini.