Lukas 14:28-33: Menimbang Biaya Mengikut Kristus
Pendahuluan:
Dalam Lukas 14:28-33, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang pentingnya menimbang “biaya” untuk menjadi murid-Nya. Yesus memberikan gambaran dua skenario dalam perumpamaan ini, yaitu seorang yang ingin membangun sebuah menara dan seorang raja yang hendak berperang. Keduanya harus mempertimbangkan biaya dan kemampuan mereka sebelum melanjutkan tindakan mereka. Melalui perumpamaan ini, Yesus mengajarkan bahwa mengikut Dia memerlukan komitmen penuh dan pengorbanan besar, dan siapa pun yang ingin mengikut-Nya harus menyadari “biaya” yang perlu dipersiapkan untuk benar-benar menjadi murid-Nya.Artikel ini akan membahas makna teologis dari perumpamaan dalam Lukas 14:28-33, mengeksplorasi elemen-elemen penting dalam menjadi murid Kristus, serta relevansi pesan ini bagi kehidupan orang Kristen modern.
1. Latar Belakang Lukas 14:28-33
a. Konteks Pengajaran Yesus kepada Murid-Murid-Nya
Dalam konteks Lukas 14, Yesus sedang berbicara kepada orang banyak yang mengikuti-Nya. Pada waktu itu, banyak orang yang mengikuti Yesus karena mukjizat dan pengajaran-Nya yang penuh kuasa. Namun, Yesus ingin mereka menyadari bahwa mengikut Dia bukan hanya berarti mengalami berkat-berkat, tetapi juga memikul salib dengan siap menghadapi tantangan, penderitaan, dan bahkan pengorbanan.
Menurut The Gospel of Luke karya Joel B. Green, perumpamaan ini adalah panggilan bagi para pengikut Yesus untuk memahami sepenuhnya apa artinya menjadi murid Kristus. Green menjelaskan bahwa Yesus menantang antusiasme para pengikut-Nya untuk memastikan bahwa mereka benar-benar siap menghadapi komitmen yang diperlukan untuk menjadi murid-Nya.
b. Tujuan Perumpamaan Menara dan Perang
Yesus menggunakan dua ilustrasi sederhana yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan pentingnya persiapan. Perumpamaan tentang seorang pembangun yang ingin mendirikan menara dan seorang raja yang hendak berperang bertujuan untuk menunjukkan bahwa setiap orang perlu melakukan perhitungan yang matang sebelum membuat komitmen besar. Pesan Yesus jelas: orang yang ingin menjadi murid-Nya harus siap untuk menanggung biaya menjadi pengikut yang setia.
Dalam The Parables of Jesus oleh Joachim Jeremias, perumpamaan ini dijelaskan sebagai contoh hikmat praktis yang dimaksudkan untuk menantang orang-orang yang mengikuti Yesus dengan alasan yang salah atau tanpa pemahaman penuh akan tuntutan yang akan mereka hadapi. Jeremias menekankan bahwa komitmen untuk mengikut Kristus adalah keputusan hidup yang memerlukan kesiapan untuk mengorbankan segala sesuatu.
2. Tafsiran Teologis Lukas 14:28-33
Perumpamaan dalam Lukas 14:28-33 memiliki makna yang mendalam tentang pengorbanan, komitmen, dan pentingnya hidup dalam iman yang sejati. Berikut adalah beberapa elemen penting dari perumpamaan ini.
a. Menghitung Biaya dalam Mengikut Kristus (Lukas 14:28-30)
Yesus memberikan ilustrasi tentang seseorang yang hendak membangun sebuah menara, tetapi sebelum memulai, ia harus menghitung biayanya agar dapat memastikan bahwa ia memiliki cukup dana untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ayat ini mengingatkan kita bahwa mengikut Kristus adalah keputusan besar yang memerlukan persiapan mental, rohani, dan bahkan emosional.
Matius 16:24 memperkuat pesan ini dengan kata-kata Yesus, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” Mengikut Kristus berarti meninggalkan keinginan-keinginan pribadi yang bertentangan dengan kehendak Allah dan bersedia menanggung penderitaan dan tantangan yang datang sebagai konsekuensinya.
Dalam The Cost of Discipleship oleh Dietrich Bonhoeffer, makna menghitung biaya diartikan sebagai kesiapan total untuk menanggung konsekuensi dari mengikuti panggilan Kristus. Bonhoeffer menegaskan bahwa keselamatan itu gratis, tetapi mengikut Yesus menuntut hidup dalam ketaatan dan pengorbanan diri. Kesiapan untuk menanggung biaya ini adalah tanda dari seorang murid sejati.
b. Pengorbanan yang Besar (Lukas 14:31-33)
Yesus kemudian menggambarkan seorang raja yang hendak pergi berperang, tetapi ia harus mempertimbangkan apakah ia memiliki cukup pasukan untuk menghadapi musuhnya. Pesan ini memperjelas bahwa mengikut Kristus mungkin mengharuskan seseorang untuk menyerahkan semua yang mereka miliki.
Dalam Lukas 14:33, Yesus berkata, “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” Artinya, orang yang ingin menjadi murid Kristus harus rela mengorbankan apa pun yang mungkin menghalangi mereka dari mengikut Yesus dengan sepenuh hati.
Dalam The Cross of Christ oleh John Stott, pengorbanan yang dimaksud adalah melepaskan hal-hal yang mengikat kita kepada dunia ini dan memilih untuk berfokus pada kerajaan Allah. Stott menegaskan bahwa pengorbanan diri ini adalah bukti bahwa kita benar-benar mengenal dan mengikuti Yesus. Dengan demikian, menjadi murid Kristus bukan hanya tentang menerima berkat, tetapi juga memikul tanggung jawab dan penyerahan diri kepada Allah.
c. Panggilan untuk Menyerahkan Seluruh Hidup kepada Kristus
Perumpamaan dalam Lukas 14:28-33 bukan hanya tentang menghitung biaya secara material, tetapi lebih dari itu, ini adalah tentang menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Yesus mengajarkan bahwa komitmen untuk mengikut Dia harus datang dari hati yang tulus, yang bersedia menempatkan-Nya di atas segala-galanya.
Kolose 3:1-2 mengajarkan, “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada... Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” Menyerahkan seluruh hidup kita berarti hidup untuk perkara-perkara rohani, menjadikan Kristus pusat kehidupan kita, dan mengarahkan perhatian kita pada hal-hal yang kekal.
3. Elemen-Elemen Penting dari Menjadi Murid Kristus
Berikut adalah beberapa karakteristik penting dari menjadi murid Kristus yang diajarkan melalui perumpamaan dalam Lukas 14:28-33.
a. Komitmen yang Mendalam
Yesus mengajarkan bahwa menjadi murid-Nya membutuhkan komitmen yang mendalam. Orang yang hanya setengah hati dalam mengikut Kristus tidak akan mampu menghadapi tantangan yang akan datang. Dengan menghitung biaya, kita memastikan bahwa komitmen kita kepada Kristus adalah kuat dan tidak tergoyahkan.
Amsal 16:3 menegaskan, “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.” Komitmen yang mendalam memungkinkan kita untuk menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan dan mempercayai-Nya untuk menuntun setiap langkah kita.
b. Kesediaan untuk Mengorbankan Kepentingan Pribadi
Dalam perumpamaan ini, Yesus menunjukkan bahwa mengikut Dia berarti bersedia meninggalkan kepentingan pribadi yang mungkin bertentangan dengan kehendak Allah. Pengorbanan ini bukan hanya soal materi, tetapi juga tentang waktu, tenaga, dan usaha yang dicurahkan untuk pelayanan dan mengasihi sesama.
Dalam Mere Christianity oleh C.S. Lewis, pengorbanan diri dijelaskan sebagai kesediaan untuk menempatkan kepentingan Tuhan di atas segala-galanya. Lewis menegaskan bahwa mengikut Yesus adalah panggilan untuk hidup yang tidak mementingkan diri sendiri, tetapi melayani dengan kasih dan integritas.
c. Ketergantungan pada Kekuatan Tuhan, Bukan Kemampuan Pribadi
Yesus menggunakan ilustrasi raja yang menghitung pasukannya untuk menunjukkan pentingnya ketergantungan pada kekuatan Allah, bukan pada kemampuan manusia. Orang Kristen dipanggil untuk mengandalkan kekuatan Tuhan dalam setiap tantangan yang dihadapi, karena hanya Tuhan yang dapat memberikan kemenangan sejati.
Amsal 3:5-6 mengajarkan, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” Ketika kita belajar untuk mengandalkan Tuhan, kita diberi kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan.
4. Relevansi Lukas 14:28-33 dalam Kehidupan Modern
Pesan Yesus dalam Lukas 14:28-33 sangat relevan di dunia modern di mana ada begitu banyak hal yang dapat mengalihkan perhatian kita dari Kristus. Menjadi murid Kristus dalam dunia yang penuh godaan, tekanan, dan kemewahan material memerlukan keberanian dan keteguhan hati.
a. Membuat Keputusan dengan Kesadaran Penuh
Menghitung biaya mengikut Kristus berarti membuat keputusan dengan kesadaran penuh tentang tanggung jawab yang kita emban sebagai murid-Nya. Keputusan ini melibatkan kesediaan untuk meninggalkan hal-hal yang dapat menghalangi hubungan kita dengan Tuhan.
b. Menolak Godaan untuk Mengutamakan Hal Duniawi
Mengikuti Yesus di zaman sekarang berarti menolak untuk menjadikan kekayaan, status sosial, dan keinginan duniawi sebagai tujuan utama. Yesus mengajarkan bahwa orang yang menempatkan dunia di atas Tuhan tidak dapat menjadi murid-Nya. Mengikut Kristus berarti bersedia melepaskan keterikatan kita pada hal-hal yang hanya sementara.
c. Berani Memikul Salib di Tengah Kesulitan
Mengikut Yesus tidak berarti kita terbebas dari penderitaan; sebaliknya, kita mungkin menghadapi lebih banyak tantangan. Namun, dengan memikul salib kita, kita belajar untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang menghasilkan buah-buah kekudusan dan kesetiaan. Menjadi murid Kristus berarti siap menghadapi tantangan hidup dengan kekuatan yang diberikan oleh Roh Kudus.
5. Cara Mengaplikasikan Pelajaran dari Lukas 14:28-33
Bagaimana kita bisa mengaplikasikan pesan Lukas 14:28-33 dalam kehidupan sehari-hari? Berikut adalah beberapa cara praktis.
a. Mengambil Waktu untuk Berdoa dan Merenungkan Komitmen kepada Tuhan
Setiap orang percaya perlu mengambil waktu untuk merenungkan komitmen mereka kepada Kristus dan mengevaluasi apakah mereka benar-benar siap untuk mengorbankan segalanya demi mengikut Dia. Doa dan refleksi pribadi adalah langkah penting untuk memastikan bahwa kita bersedia untuk sepenuhnya menyerahkan hidup kita kepada Tuhan.
b. Mengelola Harta dan Sumber Daya untuk Melayani Tuhan
Yesus mengajarkan bahwa kita harus siap meninggalkan segala milik kita untuk menjadi murid-Nya. Ini berarti bahwa kita harus mengelola harta dan sumber daya kita dengan bijaksana, menempatkannya sebagai sarana untuk melayani Tuhan dan memberkati orang lain.
c. Mengembangkan Sikap Ketergantungan pada Tuhan dalam Setiap Keputusan
Ketergantungan pada Tuhan adalah elemen penting dari menjadi murid Kristus. Dalam setiap keputusan yang kita buat, baik dalam pekerjaan, keluarga, atau pelayanan, kita perlu berdoa dan meminta bimbingan Tuhan. Dengan mengandalkan Tuhan, kita dapat yakin bahwa setiap langkah kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Kesimpulan
Lukas 14:28-33 mengajarkan bahwa mengikut Kristus memerlukan kesiapan untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya, mengutamakan-Nya di atas segala sesuatu, dan bersedia menghadapi setiap tantangan yang muncul. Perumpamaan ini menantang kita untuk tidak hanya menjadi pengikut yang antusias, tetapi juga menjadi murid yang setia dan berkomitmen penuh.
Sebagai orang Kristen di zaman modern, pesan Yesus tentang menghitung biaya mengikut-Nya mengingatkan kita bahwa iman yang sejati adalah iman yang siap untuk berkorban, bertahan, dan bergantung sepenuhnya pada kekuatan Tuhan. Dengan menjaga fokus kita pada Kristus dan mengandalkan kekuatan dari Roh Kudus, kita dapat menjalani kehidupan sebagai murid yang setia dan memuliakan Allah.