Markus 13:35-37: Kewaspadaan dan Kesetiaan dalam Menanti Kedatangan Kristus
Pendahuluan:
Markus 13:35-37 mengandung peringatan penting dari Yesus kepada para murid-Nya tentang pentingnya berjaga-jaga dan tetap setia menantikan kedatangan-Nya kembali. Dalam perikop ini, Yesus menggunakan metafora seorang tuan rumah yang pergi jauh dan mempercayakan tanggung jawab kepada hamba-hambanya. Panggilan untuk berjaga-jaga ini relevan tidak hanya bagi para murid pada waktu itu, tetapi juga bagi orang percaya di sepanjang sejarah hingga saat ini.Artikel ini akan mengeksplorasi Markus 13:35-37 secara mendalam, dengan mempertimbangkan konteks historis, wawasan dari para teolog, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen. Peringatan Yesus ini adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk hidup dalam kesiapan, kesetiaan, dan kewaspadaan spiritual, sambil berharap dengan penuh sukacita akan kedatangan-Nya yang kedua kali.
Teks Markus 13:35-37
Berikut adalah teks dari Markus 13:35-37 (TB):
"Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang: menjelang malam, tengah malam, larut malam, atau pagi-pagi buta; supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapati sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"
Konteks Markus 13
1. Konteks Historis dan Teologis
Markus 13 sering disebut sebagai "Kotbah di Bukit Zaitun," di mana Yesus berbicara tentang akhir zaman, tanda-tanda kedatangan-Nya, dan kehancuran Bait Allah. Pasal ini adalah bagian eskatologi yang menggambarkan peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali.
Dalam Markus 13:35-37, Yesus memberikan peringatan untuk tetap berjaga-jaga, menekankan bahwa waktu kedatangan-Nya tidak diketahui oleh siapa pun, termasuk malaikat di surga (Markus 13:32). Hal ini menuntut setiap orang percaya untuk hidup dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab mereka sebagai pelayan yang setia.
2. Penggunaan Metafora Tuan Rumah
Yesus menggunakan gambaran seorang tuan rumah yang pergi jauh dan mempercayakan rumahnya kepada hamba-hambanya. Metafora ini menggambarkan relasi antara Kristus dan gereja. Kristus, Sang Tuan, telah pergi ke surga setelah kebangkitan-Nya, tetapi akan kembali pada waktu yang tidak diketahui untuk menghakimi dunia dan memulihkan ciptaan.
Menurut teolog William Lane, metafora ini tidak hanya berbicara tentang kedatangan Kristus yang kedua, tetapi juga mencerminkan kebutuhan akan kehidupan Kristen yang penuh tanggung jawab dan kewaspadaan setiap saat.
Eksposisi Markus 13:35-37
1. Markus 13:35 – Panggilan untuk Berjaga-jaga
"Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang: menjelang malam, tengah malam, larut malam, atau pagi-pagi buta."
Ayat ini menekankan ketidakpastian waktu kedatangan Kristus. Yesus menggunakan istilah empat waktu dalam malam hari: menjelang malam (6-9 malam), tengah malam (9-12 malam), larut malam (12-3 pagi), dan pagi-pagi buta (3-6 pagi). Penggunaan waktu malam ini mencerminkan suasana kewaspadaan, ketika kegelapan cenderung mengundang ketidaknyamanan atau bahaya.
Menurut John Calvin, ayat ini mengingatkan bahwa orang percaya harus selalu siap, karena waktu kedatangan Kristus tidak dapat diprediksi. Sikap berjaga-jaga melibatkan kesadaran spiritual dan ketaatan yang konsisten kepada Allah.
2. Markus 13:36 – Peringatan agar Tidak Tertidur
"Supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapati sedang tidur."
Tidur dalam ayat ini bukan hanya merujuk pada tidur fisik, tetapi melambangkan kelalaian atau ketidaksadaran spiritual. Tidur dapat diartikan sebagai sikap acuh tak acuh terhadap panggilan Allah atau ketidakpedulian terhadap kehidupan rohani.
Teolog Craig S. Keener menyoroti bahwa "tidur" dalam konteks ini mencerminkan bahaya rohani, yaitu ketika orang percaya menjadi terlalu nyaman dengan kehidupan duniawi sehingga kehilangan fokus pada tugas ilahi mereka.
3. Markus 13:37 – Seruan kepada Semua Orang
"Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"
Yesus memperluas perintah berjaga-jaga ini kepada semua orang, bukan hanya kepada para murid-Nya. Ini menunjukkan bahwa panggilan untuk hidup dalam kewaspadaan adalah pesan universal yang berlaku untuk semua generasi orang percaya.
Menurut R. T. France, perintah ini menekankan bahwa setiap orang percaya memiliki tanggung jawab pribadi untuk tetap berjaga-jaga, karena kedatangan Kristus tidak hanya membawa penghakiman, tetapi juga pemulihan dan kemenangan bagi umat Allah.
Makna Teologis Markus 13:35-37
1. Hidup dalam Kewaspadaan Spiritual
Panggilan untuk berjaga-jaga adalah seruan untuk hidup dalam kesadaran spiritual yang tinggi. Orang percaya harus selalu siap untuk bertemu dengan Kristus, baik dalam kedatangan-Nya yang kedua kali maupun melalui panggilan-Nya saat akhir hidup mereka di dunia.
Yesus mengajarkan bahwa kewaspadaan spiritual melibatkan doa, ketaatan, dan komitmen untuk menjalankan kehendak Allah. Dalam Lukas 21:36, Yesus menasihati:
"Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
2. Kesetiaan dalam Tugas yang Diberikan Allah
Metafora tuan rumah yang mempercayakan rumahnya kepada hamba-hamba menunjukkan pentingnya tanggung jawab dalam menjalankan tugas yang diberikan Allah. Orang percaya dipanggil untuk melayani Allah dan sesama dengan setia, seperti hamba yang setia menjaga rumah tuannya.
Dalam Matius 24:46, Yesus berkata:
"Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang."
Menurut John Stott, kesetiaan dalam tugas sehari-hari adalah bentuk ibadah yang sejati. Orang percaya harus melihat pekerjaan mereka sebagai bagian dari panggilan Allah untuk memuliakan-Nya.
3. Harapan akan Kedatangan Kristus
Meskipun kedatangan Kristus yang kedua kali penuh dengan ketidakpastian, itu juga membawa harapan besar bagi umat Allah. Dalam 2 Petrus 3:13, dikatakan:
"Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran."
Harapan ini memberi orang percaya dorongan untuk hidup dengan penuh semangat dan tujuan, mengetahui bahwa usaha mereka tidak sia-sia di dalam Tuhan (1 Korintus 15:58).
Implikasi Praktis bagi Orang Percaya
1. Menjaga Kehidupan Rohani
Berjaga-jaga berarti hidup dalam kedekatan dengan Allah melalui doa, pembacaan Alkitab, dan persekutuan dengan sesama orang percaya. Orang percaya dipanggil untuk selalu siap menghadapi tantangan iman, sambil terus bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus.
2. Melakukan Tugas dengan Setia
Sebagai hamba-hamba Allah, orang percaya harus menjalankan panggilan mereka dengan setia, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun pelayanan gereja. Kesetiaan dalam tugas-tugas kecil mencerminkan ketaatan kepada Allah.
3. Menghindari Sikap Lalai
Kelalaian dalam kehidupan rohani dapat menyebabkan ketidakpekaan terhadap kehendak Allah. Orang percaya harus menjaga fokus pada tujuan ilahi, menghindari godaan untuk hidup hanya demi kenyamanan duniawi.
4. Menyebarkan Harapan Injil
Panggilan untuk berjaga-jaga juga mencakup tanggung jawab untuk menyebarkan kabar baik tentang kedatangan Kristus. Orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi Injil, membawa harapan dan kebenaran kepada dunia yang sedang menantikan pemulihan.
Perspektif Teologis tentang Markus 13:35-37
William Lane menyoroti bahwa peringatan Yesus untuk berjaga-jaga adalah panggilan untuk hidup dengan integritas dan tanggung jawab, mengetahui bahwa waktu kedatangan Kristus tetap tersembunyi.
John Calvin, dalam komentarnya tentang Markus, menekankan bahwa berjaga-jaga adalah sikap hati yang terus-menerus mengarahkan hidup kepada Allah, menghindari distraksi duniawi yang dapat menjauhkan orang percaya dari tujuan ilahi.
R. T. France menegaskan bahwa perintah untuk berjaga-jaga mencakup seluruh kehidupan orang percaya, yang harus hidup dengan kesadaran bahwa kedatangan Kristus bisa terjadi kapan saja.
Kesimpulan
Markus 13:35-37 adalah seruan Yesus kepada semua orang percaya untuk hidup dalam kewaspadaan, kesetiaan, dan harapan. Panggilan untuk berjaga-jaga bukan hanya tentang menanti kedatangan Kristus yang kedua kali, tetapi juga tentang menjalani kehidupan yang bertanggung jawab di hadapan Allah setiap hari.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjaga kehidupan rohani, setia dalam tugas yang diberikan, dan hidup dengan pengharapan akan kedatangan Kristus. Dalam segala hal, kita harus berjaga-jaga, mengetahui bahwa Tuhan kita dapat datang kapan saja, membawa penghakiman sekaligus pemulihan bagi dunia ini.
Doa: Tuhan Yesus, ajarlah kami untuk selalu berjaga-jaga dan setia dalam menjalankan panggilan-Mu. Berikan kami kekuatan untuk hidup dengan kewaspadaan dan harapan, sambil menantikan kedatangan-Mu yang kedua kali. Amin.