Pengangkatan sebagai Anak: Makna, Implikasi Teologis, dan Kehidupan dalam Identitas Baru
Pendahuluan:
Pengangkatan sebagai anak (adopsi ilahi) adalah konsep mendalam dalam kekristenan yang menjelaskan bagaimana orang percaya diterima ke dalam keluarga Allah dan diberikan status sebagai anak-anak-Nya. Di seluruh Perjanjian Baru, konsep ini sering dibahas sebagai suatu proses di mana orang percaya yang sebelumnya berada di luar perjanjian Allah diangkat sebagai anggota keluarga Allah melalui karya Yesus Kristus. Pengangkatan sebagai anak menandakan transformasi status rohani, di mana seorang yang percaya diterima sebagai ahli waris bersama Kristus, dengan semua hak dan kehormatan yang menyertainya.Artikel ini akan menjelajahi makna dan implikasi dari pengangkatan sebagai anak dalam perspektif teologis, menggali berbagai pandangan dari beberapa pakar, serta memahami peran dan relevansinya bagi kehidupan Kristen masa kini. Melalui pemahaman yang mendalam tentang konsep ini, kita akan memperoleh wawasan yang lebih luas tentang identitas kita dalam Kristus dan panggilan hidup sebagai anak-anak Allah.
Definisi Pengangkatan sebagai Anak
Pengangkatan sebagai anak dalam teologi Kristen adalah proses melalui mana Allah, melalui kasih karunia-Nya, mengangkat orang percaya yang telah ditebus oleh darah Kristus ke dalam keluarga ilahi sebagai anak-anak-Nya. Dalam Roma 8:15-17, Paulus menyatakan, “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘Ya Abba, ya Bapa!’”
John Stott dalam The Cross of Christ menyebutkan bahwa pengangkatan sebagai anak adalah tindakan kasih dari Allah, di mana kita yang dahulu adalah orang berdosa diubah statusnya menjadi anak-anak Allah. Bagi Stott, ini adalah pengalaman penerimaan tanpa syarat dari Allah, yang memungkinkan kita untuk mengenal-Nya sebagai Bapa dan hidup dalam keamanan sebagai anak-anak-Nya.
J.I. Packer dalam Knowing God menambahkan bahwa pengangkatan sebagai anak adalah anugerah terbesar dalam kekristenan karena ini adalah cara Allah menunjukkan kasih-Nya yang intim. Menurut Packer, lebih dari sekadar status, pengangkatan adalah hubungan yang mengundang kita untuk hidup sebagai keluarga Allah.
1. Dasar Teologis Pengangkatan sebagai Anak dalam Alkitab
Pengangkatan sebagai anak ditemukan di berbagai bagian Alkitab, terutama dalam surat-surat Paulus. Di Efesus 1:5, Paulus menyatakan bahwa Allah “dalam kasih telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.” Hal ini menunjukkan bahwa pengangkatan sebagai anak adalah rencana Allah sejak kekekalan, yang diungkapkan dan diwujudkan melalui Kristus.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menyatakan bahwa pengangkatan adalah salah satu berkat utama keselamatan yang dihasilkan dari karya Kristus. Menurut Calvin, melalui pengangkatan, Allah tidak hanya mengampuni dosa kita, tetapi juga memberi kita hak sebagai anak-anak-Nya, menjadikan kita pewaris janji-janji-Nya.
Charles Spurgeon dalam khotbahnya menyebutkan bahwa pengangkatan sebagai anak adalah karya kasih yang luar biasa dari Allah yang menunjukkan kemurahan-Nya yang melimpah. Bagi Spurgeon, adopsi ilahi ini adalah bukti dari kasih karunia Allah yang tidak berkesudahan, di mana kita yang tidak layak telah diangkat menjadi anak-anak Allah.
2. Implikasi Pengangkatan sebagai Anak: Hak dan Privileges sebagai Anak Allah
Menjadi anak-anak Allah membawa hak dan kehormatan yang luar biasa, termasuk akses langsung kepada Bapa, hak untuk berseru “Abba, ya Bapa” (Roma 8:15), dan jaminan keselamatan serta warisan kekal. Pengangkatan sebagai anak juga memberikan kedekatan yang lebih dalam dengan Allah, mengubah cara kita memandang diri sendiri dan hubungan kita dengan Allah.
Timothy Keller dalam The Prodigal God menjelaskan bahwa pengangkatan sebagai anak mengajarkan kepada kita bahwa Allah mengasihi kita bukan sebagai hamba, tetapi sebagai anak-anak-Nya. Menurut Keller, pengangkatan memberikan rasa aman karena kita tahu bahwa Allah mengasihi kita dengan kasih yang tidak tergoyahkan dan tidak bersyarat.
A.W. Tozer dalam The Pursuit of God menyebutkan bahwa sebagai anak-anak Allah, kita diberi hak istimewa untuk mendekat kepada-Nya tanpa rasa takut. Tozer menekankan bahwa pengangkatan sebagai anak memungkinkan kita untuk mengenal Allah secara lebih pribadi dan mendalam, memahami hati-Nya, dan hidup dalam relasi yang penuh kasih dengan-Nya.
3. Pengangkatan sebagai Anak dan Identitas Baru dalam Kristus
Melalui pengangkatan sebagai anak, orang percaya menerima identitas baru di dalam Kristus. Kita tidak lagi diidentifikasi dengan dosa atau kehidupan masa lalu kita, tetapi sekarang hidup sebagai anak-anak Allah yang diberi kehormatan untuk mencerminkan karakter Allah di dunia ini. Dalam Galatia 4:7, Paulus menyatakan, “Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; dan kalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.”
Henri Nouwen dalam Life of the Beloved menyebutkan bahwa pengangkatan sebagai anak memberikan identitas yang teguh dan tidak tergoyahkan dalam kasih Allah. Nouwen menjelaskan bahwa sebagai anak-anak Allah, kita dihargai, diterima, dan dikasihi dengan tulus, yang mengubah cara kita menjalani kehidupan.
Dallas Willard dalam The Divine Conspiracy menyatakan bahwa pengangkatan sebagai anak adalah transformasi identitas yang nyata, di mana kita hidup dengan perspektif baru sebagai pewaris kerajaan Allah. Willard mengajarkan bahwa identitas sebagai anak-anak Allah mengubah prioritas dan arah hidup kita, karena kita sekarang hidup untuk mencerminkan kehendak dan karakter Allah.
4. Hidup dalam Pengangkatan sebagai Anak: Tanggung Jawab dan Ketaatan
Pengangkatan sebagai anak tidak hanya memberikan hak dan kehormatan, tetapi juga tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan identitas kita sebagai anak-anak Allah. Sebagai anak-anak-Nya, kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, ketaatan, dan kasih kepada sesama, yang mencerminkan karakter Allah. Dalam 1 Yohanes 3:1-2, kita diingatkan bahwa kita adalah anak-anak Allah dan dipanggil untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Dietrich Bonhoeffer dalam The Cost of Discipleship menekankan bahwa hidup sebagai anak-anak Allah memerlukan pengorbanan dan ketaatan yang penuh. Bonhoeffer menegaskan bahwa pengangkatan sebagai anak membawa kita kepada panggilan untuk hidup yang setia dan meneladani Kristus.
John Piper dalam Desiring God menyebutkan bahwa sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk menikmati kehadiran Allah dan hidup dalam ketaatan yang penuh sukacita. Piper menekankan bahwa ketaatan kepada Allah adalah bentuk dari rasa syukur kita atas kasih karunia pengangkatan yang telah diberikan kepada kita.
5. Pengangkatan sebagai Anak dan Pengharapan akan Kehidupan Kekal
Pengangkatan sebagai anak juga membawa pengharapan akan kehidupan kekal bersama Allah. Sebagai anak-anak-Nya, kita dijanjikan sebagai ahli waris bersama Kristus (Roma 8:17), dengan jaminan kehidupan yang abadi di dalam kerajaan-Nya. Janji ini memberikan penghiburan dan pengharapan bagi orang percaya, karena kita memiliki masa depan yang pasti dalam kasih Allah.
Jürgen Moltmann dalam Theology of Hope menjelaskan bahwa pengangkatan sebagai anak memberikan harapan eskatologis yang kuat bagi orang percaya. Menurut Moltmann, status kita sebagai anak-anak Allah adalah janji bahwa kita akan bersama Allah dalam kekekalan, mengalami kebahagiaan yang sempurna di hadirat-Nya.
N.T. Wright dalam Surprised by Hope menambahkan bahwa pengangkatan sebagai anak memberikan kita harapan bahwa tubuh kita akan dibangkitkan dan hidup bersama Allah dalam kebahagiaan kekal. Menurut Wright, pengangkatan menghubungkan kita dengan janji masa depan Allah yang sempurna, di mana kita akan hidup bersama Allah dalam sukacita yang abadi.
6. Implikasi Pengangkatan sebagai Anak bagi Kehidupan Kristen Masa Kini
Pengangkatan sebagai anak memiliki implikasi yang luas bagi kehidupan Kristen saat ini. Ini mengubah cara kita memandang diri sendiri, sesama, dan dunia di sekitar kita. Pengangkatan mengajarkan kita untuk hidup dengan kasih kepada Allah dan sesama, menjadi saksi yang mencerminkan kasih Allah kepada dunia.
John Stott menekankan bahwa sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan kesatuan dengan sesama orang percaya, karena kita semua adalah bagian dari keluarga Allah. Stott menegaskan bahwa pengangkatan membawa kita kepada kehidupan komunitas yang saling membangun dan mendukung.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa pengangkatan sebagai anak membawa tanggung jawab untuk hidup dalam kekudusan. Sproul mengajarkan bahwa sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan standar kekudusan Allah dan menjadi terang di dunia yang gelap.
Kesimpulan
Pengangkatan sebagai anak adalah berkat yang luar biasa dalam kekristenan, yang mengubah status kita dari orang berdosa menjadi anak-anak Allah. Melalui pengangkatan ini, kita tidak hanya diterima dalam keluarga Allah tetapi juga diberi hak, kehormatan, dan identitas baru di dalam Kristus. Pengangkatan sebagai anak membawa pengharapan akan kehidupan kekal dan memberikan kita tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan panggilan dan identitas kita sebagai anak-anak Allah.
Para teolog seperti John Stott, J.I. Packer, dan Henri Nouwen menekankan bahwa pengangkatan sebagai anak adalah panggilan untuk hidup dalam kasih dan ketaatan, mencerminkan karakter Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Pengangkatan ini juga membawa harapan akan masa depan kekal di hadirat Allah, memberikan kekuatan dan penghiburan bagi kita dalam menjalani kehidupan ini.
Sebagai orang percaya, kita diundang untuk hidup dalam identitas kita sebagai anak-anak Allah, menikmati kehadiran-Nya, dan hidup dalam ketaatan yang penuh kasih. Pengangkatan sebagai anak adalah kasih karunia yang harus kita syukuri setiap hari, karena melalui-Nya, kita memiliki hubungan yang erat dan kekal dengan Bapa di surga.