Datang pada Yesus dengan Iman dan Sukacita

Pendahuluan:

Datang kepada Yesus adalah sebuah undangan universal yang terbuka untuk setiap orang. Baik orang berdosa, orang sakit, orang yang letih, maupun yang berbeban berat, Yesus memanggil kita untuk mendekat kepada-Nya. Tetapi bagaimana kita datang kepada Yesus? Apakah kita datang dengan iman, keraguan, atau bahkan kekhawatiran?
Datang pada Yesus dengan Iman dan Sukacita
Dalam artikel ini, kita akan merenungkan pentingnya datang kepada Yesus dengan iman dan sukacita, serta bagaimana respons kita terhadap undangan-Nya dapat mengubah hidup kita.

1. Undangan Yesus yang Tidak Pernah Berubah

Di sepanjang Alkitab, Yesus selalu memanggil orang untuk datang kepada-Nya. Salah satu undangan yang paling terkenal tercatat dalam Matius 11:28:
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."

Yesus memahami bahwa manusia sering merasa lelah dan terbebani oleh dosa, tekanan hidup, atau bahkan rasa putus asa. Undangan ini bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk semua orang. Yesus tidak pernah menolak siapa pun yang datang kepada-Nya, apa pun latar belakang atau kondisi mereka.

Namun, undangan ini membutuhkan respons dari kita. Kita tidak hanya dipanggil untuk datang, tetapi juga untuk datang dengan iman yang percaya bahwa Yesus adalah sumber kelegaan, pengampunan, dan sukacita yang sejati.

2. Datang dengan Iman: Menaruh Kepercayaan pada Yesus

Iman adalah kunci utama dalam hubungan kita dengan Yesus. Dalam Ibrani 11:6, dikatakan:
"Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Ia memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia."

Ketika kita datang kepada Yesus dengan iman, kita menaruh seluruh kepercayaan kita kepada-Nya. Iman berarti mempercayai bahwa:

  1. Yesus adalah Juruselamat
    Kita percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan kita dari dosa. Dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata:
    "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

  2. Yesus Peduli dan Berkuasa
    Kita percaya bahwa Yesus tidak hanya peduli terhadap kita, tetapi juga memiliki kuasa untuk menolong kita. Dalam Markus 5:34, Yesus berkata kepada seorang perempuan yang sakit selama 12 tahun:
    "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu."

  3. Janji-Nya Tidak Pernah Gagal
    Ketika kita datang dengan iman, kita percaya bahwa setiap janji Yesus adalah ya dan amin (2 Korintus 1:20). Tidak ada situasi yang terlalu sulit bagi-Nya untuk diatasi.

3. Contoh Orang-Orang yang Datang dengan Iman

Sepanjang Injil, kita melihat banyak contoh orang-orang yang datang kepada Yesus dengan iman, dan mereka mengalami perubahan yang luar biasa. Berikut beberapa contoh:

  1. Perempuan yang Berdosa (Lukas 7:36-50)
    Perempuan ini datang kepada Yesus dengan membawa minyak wangi yang mahal, menangis di kaki-Nya, dan mengusap kaki-Nya dengan rambutnya. Meskipun banyak orang menghakimi dia, Yesus melihat imannya dan berkata:
    "Dosamu telah diampuni... imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat."

  2. Bartimeus yang Buta (Markus 10:46-52)
    Bartimeus berseru kepada Yesus dengan iman meskipun banyak orang menyuruhnya diam. Yesus mendengar seruannya dan menyembuhkannya.

  3. Perwira Kapernaum (Matius 8:5-13)
    Perwira ini tidak merasa layak Yesus datang ke rumahnya, tetapi ia percaya bahwa satu kata dari Yesus sudah cukup untuk menyembuhkan hambanya. Yesus memuji iman perwira itu, dan hambanya pun sembuh.

Orang-orang ini datang dengan iman, dan Yesus menjawab mereka dengan kasih dan kuasa-Nya.

4. Datang dengan Sukacita: Merespons Kasih Yesus dengan Hati yang Bersyukur

Selain iman, sukacita adalah sikap yang penting saat kita datang kepada Yesus. Mengapa? Karena sukacita menunjukkan bahwa kita mengenal siapa Yesus itu dan memahami kasih-Nya.

Dalam Lukas 19:1-10, kita membaca kisah Zakheus, seorang pemungut cukai yang kaya tetapi dianggap berdosa. Ketika Yesus memanggilnya untuk turun dari pohon dan menerima Yesus di rumahnya, Zakheus melakukannya dengan sukacita. Sukacita itu bukan hanya karena ia bertemu Yesus, tetapi karena ia menyadari bahwa kasih Yesus melampaui dosanya.

Sukacita sejati tidak tergantung pada keadaan kita, tetapi pada hubungan kita dengan Yesus. Dalam Filipi 4:4, Paulus menulis:
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"

Sukacita ini adalah respons dari hati yang bersyukur kepada Tuhan atas kasih karunia, pengampunan, dan penyertaan-Nya.

5. Tantangan dalam Datang kepada Yesus

Meskipun undangan Yesus terbuka lebar, tidak semua orang merespons dengan iman dan sukacita. Ada beberapa tantangan yang sering menghalangi kita:

  1. Rasa Takut dan Keraguan
    Banyak orang merasa tidak layak datang kepada Yesus karena dosa mereka. Namun, Yesus berkata:
    "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa." (Matius 9:13)
    Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni oleh Yesus.

  2. Kesibukan Duniawi
    Kadang-kadang, kita terlalu sibuk dengan urusan dunia sehingga melupakan pentingnya datang kepada Yesus. Namun, Yesus berkata:
    "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)

  3. Kekerasan Hati
    Ada orang yang menolak datang kepada Yesus karena merasa tidak membutuhkan-Nya. Tetapi, Alkitab memperingatkan bahwa kekerasan hati hanya membawa kebinasaan.

Mengatasi tantangan-tantangan ini membutuhkan kerendahan hati dan pengakuan bahwa kita memerlukan Yesus dalam hidup kita.

6. Berkat Datang kepada Yesus dengan Iman dan Sukacita

Ketika kita datang kepada Yesus dengan iman dan sukacita, kita akan menerima banyak berkat yang hanya dapat diberikan oleh-Nya:

  1. Pengampunan Dosa
    Dalam 1 Yohanes 1:9, dikatakan:
    "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."

  2. Damai Sejahtera
    Yesus memberikan damai sejahtera yang melampaui segala akal (Filipi 4:7). Damai ini tidak tergantung pada situasi, tetapi pada kehadiran-Nya dalam hidup kita.

  3. Kehidupan yang Penuh Sukacita
    Sukacita dalam Tuhan tidak pernah habis, karena sumber sukacita itu adalah Allah sendiri. Mazmur 16:11 berkata:
    "Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa."

  4. Hidup yang Diperbarui
    Dalam 2 Korintus 5:17, dikatakan bahwa siapa yang ada dalam Kristus adalah ciptaan baru. Ketika kita datang kepada Yesus, Ia memperbarui hidup kita dan memberi kita tujuan yang baru.

7. Bagaimana Datang kepada Yesus?

Untuk datang kepada Yesus dengan iman dan sukacita, kita perlu:

  1. Mengakui Dosa Kita
    Datang kepada Yesus dimulai dengan pengakuan bahwa kita membutuhkan-Nya sebagai Juruselamat. Kita mengakui dosa-dosa kita dan bertobat dengan sungguh-sungguh.

  2. Percaya pada Pengorbanan-Nya
    Kita percaya bahwa melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus telah membayar harga dosa kita dan memberikan kita hidup yang kekal.

  3. Berserah Penuh kepada-Nya
    Datang kepada Yesus berarti menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya, mempercayai bahwa rencana-Nya adalah yang terbaik untuk kita.

  4. Memelihara Hubungan dengan-Nya
    Datang kepada Yesus bukanlah tindakan satu kali, tetapi perjalanan seumur hidup. Kita terus datang kepada-Nya melalui doa, pembacaan Firman Tuhan, dan hidup dalam komunitas orang percaya.

Penutup

Datang kepada Yesus dengan iman dan sukacita adalah panggilan yang berlaku bagi setiap orang. Iman membawa kita kepada keselamatan, dan sukacita adalah bukti bahwa kita telah menerima kasih-Nya. Dalam perjalanan hidup ini, kita mungkin menghadapi tantangan, tetapi Yesus selalu menyambut kita dengan tangan terbuka.

Marilah kita datang kepada-Nya dengan penuh keyakinan, percaya bahwa Dia adalah sumber segala sesuatu yang kita butuhkan. Sukacita sejati ditemukan dalam hubungan dengan Yesus, Sang Juruselamat yang tidak pernah meninggalkan kita.

Amin.

Next Post Previous Post