Ibrani 7:20-21: Keimamatan Kristus Berdasarkan Konsekrasi dan Penetapan yang Lebih Baik

Pendahuluan:

Ibrani 7:20-21 memberikan gambaran yang mendalam tentang keimamatan Yesus Kristus yang tidak didasarkan pada hukum Taurat, melainkan pada sumpah Allah yang kekal. Penulis kitab Ibrani menunjukkan bahwa keimamatan Yesus jauh lebih unggul dibandingkan keimamatan Lewi karena ditetapkan oleh sumpah Allah, menjadikan-Nya Imam Besar untuk selama-lamanya. Artikel ini akan membahas makna teologis Ibrani 7:20-21, pandangan beberapa pakar teologi, dan relevansinya bagi 
kehidupan orang percaya.

Ibrani 7:20-21: Keimamatan Kristus Berdasarkan Konsekrasi dan Penetapan yang Lebih Baik
Berikut adalah teks Ibrani 7:20-21 (TB) "Dan hal itu tidak terjadi tanpa sumpah. Memang mereka telah menjadi imam tanpa sumpah, tetapi Ia dengan sumpah, diucapkan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya."

Konteks Ibrani 7:20-21

Kitab Ibrani ditulis untuk jemaat Kristen Yahudi yang mengalami tekanan untuk kembali kepada hukum Taurat dan sistem keimamatan Lewi. Penulis kitab ini menunjukkan bahwa keimamatan Yesus, yang berada dalam tatanan Melkisedek, jauh lebih unggul dibandingkan keimamatan Lewi karena didasarkan pada sumpah Allah.

Dalam pasal 7, penulis membandingkan keimamatan Lewi yang sementara dengan keimamatan Yesus yang kekal. Ayat 20-21 menyoroti bahwa keimamatan Yesus didasarkan pada sumpah ilahi, yang menjadikan-Nya Imam Besar untuk selama-lamanya.

Analisis Teologis Ibrani 7:20-21

1. "Tidak terjadi tanpa sumpah" (Ibrani 7:20)

Penulis menekankan bahwa keimamatan Yesus ditetapkan melalui sumpah Allah, sesuatu yang tidak terjadi dalam keimamatan Lewi. Imam-imam dari suku Lewi ditetapkan hanya berdasarkan hukum Taurat, tanpa sumpah yang melibatkan janji kekal.

William Lane dalam Hebrews: A Word Biblical Commentary menjelaskan bahwa sumpah Allah menunjukkan kepastian dan keseriusan dari keimamatan Yesus. Sumpah ini menggarisbawahi bahwa keimamatan Yesus tidak dapat dibatalkan atau digantikan.

Refleksi:
Keimamatan Yesus adalah kepastian ilahi yang tidak tergoyahkan karena didasarkan pada sumpah Allah sendiri.

2. "Mereka telah menjadi imam tanpa sumpah" (Ibrani 7:21)

Keimamatan Lewi ditentukan oleh garis keturunan dan hukum Taurat. Tidak ada sumpah yang mengikat jabatan mereka, sehingga keimamatan mereka bersifat sementara dan dapat digantikan. Sebaliknya, keimamatan Yesus ditetapkan oleh sumpah Allah yang kekal, menjadikannya jauh lebih unggul.

John Calvin dalam Commentary on Hebrews menekankan bahwa sumpah Allah menunjukkan otoritas dan kekekalan keimamatan Yesus, yang tidak dimiliki oleh keimamatan Lewi.

Refleksi:
Keimamatan Lewi bersifat terbatas, sedangkan keimamatan Yesus adalah kekal karena didasarkan pada otoritas ilahi.

3. "Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal" (Ibrani 7:21)

Penulis kitab Ibrani mengutip Mazmur 110:4, yang menyatakan bahwa Allah bersumpah bahwa Yesus adalah Imam untuk selama-lamanya. Sumpah ini menunjukkan komitmen Allah yang tidak dapat dibatalkan atau diubah.

F. F. Bruce dalam The Epistle to the Hebrews mencatat bahwa sumpah Allah adalah jaminan bahwa keimamatan Yesus akan berlangsung selamanya, membawa kepastian keselamatan bagi umat-Nya.

Refleksi:
Allah tidak pernah menyesali sumpah-Nya. Keimamatan Yesus adalah bagian dari rencana kekal Allah yang tidak pernah gagal.

4. "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya" (Ibrani 7:21)

Keimamatan Yesus adalah kekal, tidak seperti keimamatan Lewi yang bersifat sementara. Pernyataan ini menegaskan bahwa Yesus adalah pengantara yang sempurna antara manusia dan Allah.

D. A. Carson dalam The Cross and Christian Ministry menyoroti bahwa keimamatan Yesus yang kekal memberikan jaminan bahwa Dia selalu hidup untuk menjadi pengantara bagi umat-Nya.

Refleksi:
Keimamatan Yesus yang kekal memberi kita pengharapan bahwa keselamatan kita aman di dalam Dia selamanya.

Keimamatan Yesus vs. Keimamatan Lewi

Keimamatan LewiKeimamatan Yesus Kristus
Ditentukan oleh garis keturunanDitentukan oleh sumpah Allah
Bersifat sementaraBersifat kekal
Membutuhkan pengorbanan berulangPengorbanan sekali untuk selamanya
Tidak membawa kesempurnaanMembawa keselamatan yang sempurna

Pandangan Pakar Teologi tentang Ibrani 7:20-21

  1. William Lane
    Lane menekankan bahwa sumpah Allah adalah bukti keunggulan keimamatan Yesus, yang melampaui sistem keimamatan Lewi.

  2. John Calvin
    Calvin mencatat bahwa sumpah Allah menunjukkan keseriusan dan kekekalan keimamatan Yesus, yang tidak tergantung pada hukum manusia tetapi pada kehendak ilahi.

  3. F. F. Bruce
    Bruce menjelaskan bahwa keimamatan Yesus yang ditetapkan oleh sumpah Allah memberikan kepastian keselamatan yang tidak dapat digoyahkan.

  4. D. A. Carson
    Carson menyoroti bahwa keimamatan Yesus yang kekal menjadikan-Nya pengantara yang sempurna, yang selalu hidup untuk menjadi perantara bagi umat-Nya.

Makna Teologis Ibrani 7:20-21

  1. Keimamatan yang Kekal
    Keimamatan Yesus didasarkan pada sumpah Allah yang kekal, menjadikannya pengantara yang sempurna dan tidak tergantikan.

  2. Kepastian Keselamatan
    Sumpah Allah memberikan jaminan bahwa keimamatan Yesus tidak akan pernah gagal, membawa kepastian keselamatan bagi semua orang percaya.

  3. Keterlibatan Langsung Allah
    Penetapan Yesus sebagai Imam Besar melalui sumpah Allah menunjukkan keterlibatan langsung Allah dalam rencana keselamatan manusia.

  4. Kesempurnaan dalam Kristus
    Keimamatan Yesus membawa kesempurnaan yang tidak dapat dicapai oleh keimamatan Lewi, karena Dia adalah Imam Besar yang kekal dan sempurna.

Aplikasi Ibrani 7:20-21 dalam Kehidupan Orang Percaya

  1. Mengandalkan Yesus sebagai Pengantara
    Sebagai Imam Besar yang kekal, Yesus adalah satu-satunya pengantara antara manusia dan Allah. Kita dipanggil untuk mengandalkan-Nya dalam segala aspek kehidupan kita.

  2. Hidup dalam Kepastian Keselamatan
    Sumpah Allah menjamin bahwa keimamatan Yesus tidak akan pernah gagal. Orang percaya dapat hidup dengan keyakinan bahwa keselamatan mereka aman di dalam Dia.

  3. Bersyukur atas Kasih Karunia Allah
    Penetapan Yesus sebagai Imam Besar melalui sumpah Allah adalah bukti kasih karunia-Nya yang besar. Kita dipanggil untuk hidup dalam syukur dan ketaatan kepada-Nya.

  4. Menyampaikan Kabar Baik kepada Dunia
    Sebagai penerima keselamatan yang kekal, kita dipanggil untuk membagikan kabar baik tentang Yesus kepada dunia yang membutuhkan pengharapan.

Relevansi Ibrani 7:20-21 untuk Hidup Modern

  1. Kepastian di Tengah Ketidakpastian
    Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, keimamatan Yesus memberikan pengharapan yang pasti dan tidak tergoyahkan.

  2. Mengatasi Keterbatasan Manusia
    Keimamatan Yesus yang kekal mengingatkan kita bahwa keselamatan tidak tergantung pada usaha manusia tetapi pada anugerah Allah.

  3. Menjadi Saksi Kristus di Dunia
    Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi saksi yang hidup, memberitakan keimamatan Yesus yang membawa keselamatan kekal.

  4. Memperkuat Hubungan dengan Allah
    Melalui Yesus, kita memiliki akses langsung kepada Allah. Kita dipanggil untuk memperkuat hubungan kita dengan-Nya melalui doa, penyembahan, dan ketaatan.

Kesimpulan

Ibrani 7:20-21 menegaskan bahwa keimamatan Yesus Kristus jauh lebih unggul dibandingkan keimamatan Lewi karena ditetapkan oleh sumpah Allah yang kekal. Sumpah ini menjadikan Yesus sebagai Imam Besar yang kekal, yang membawa kepastian keselamatan dan hubungan yang intim dengan Allah.

Baca Juga: Ibrani 7:25: Keselamatan yang Lebih Baik Melalui Yesus Kristus

Pandangan para teolog seperti William Lane, John Calvin, F. F. Bruce, dan D. A. Carson memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana keimamatan Yesus adalah penggenapan dari rencana kekal Allah untuk menyelamatkan manusia.

Kiranya kita terus mengandalkan Yesus sebagai Imam Besar kita, hidup dalam kepastian keselamatan-Nya, dan menjadi saksi yang hidup tentang kasih karunia-Nya kepada dunia. Tuhan Yesus memberkati!

Next Post Previous Post