Ibrani 7:26: Keimaman Yesus yang Unggul Karena Sifat, Karakter, dan Kemuliaan-Nya

Pendahuluan:

“Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi daripada tingkat-tingkat surga.”
(Ibrani 7:26, TB)

Ibrani 7:26 menegaskan keunggulan Yesus sebagai Imam Besar yang berbeda dari imam-imam dalam Perjanjian Lama. Ayat ini menggambarkan sifat, karakter, dan kemuliaan Yesus, yang membuat-Nya memenuhi kebutuhan umat manusia akan pengantara yang sempurna di hadapan Allah. Penulis surat Ibrani menyatakan bahwa Yesus adalah Imam Besar yang sempurna, tidak bercacat, dan mulia, yang 
membawa pengampunan dan hubungan yang kekal antara manusia dan Allah.

Ibrani 7:26: Keimaman Yesus yang Unggul Karena Sifat, Karakter, dan Kemuliaan-Nya
Artikel ini akan membahas makna teologis dari Ibrani 7:26, pandangan para teolog, penerapan praktisnya dalam kehidupan Kristen, serta bagaimana sifat, karakter, dan kemuliaan Yesus memberikan harapan dan kekuatan bagi umat-Nya.

Sifat, Karakter, dan Kemuliaan Yesus dalam Ibrani 7:26

1. Yesus sebagai Imam Besar yang Saleh

Kata “saleh” merujuk pada kesempurnaan moral dan rohani Yesus di hadapan Allah. Dia adalah pribadi yang sepenuhnya taat kepada kehendak Bapa dan hidup tanpa cela.

Referensi Alkitab:

  • 1 Yohanes 3:5: “Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.”
  • 2 Korintus 5:21: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita.”

Pandangan Teolog:

  • John Calvin dalam Commentary on Hebrews mencatat bahwa kesalehan Yesus adalah dasar dari kemampuan-Nya untuk menjadi korban yang sempurna bagi dosa manusia.
  • Charles Spurgeon dalam khotbahnya menegaskan bahwa kesalehan Yesus menunjukkan kasih dan kesetiaan-Nya kepada Allah serta kerinduan-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya.

2. Tanpa Salah dan Tanpa Noda

Yesus adalah pribadi yang sepenuhnya suci, tanpa dosa, dan tidak tercemar oleh dunia. Keadaan-Nya yang murni memungkinkan-Nya untuk menjadi korban yang layak untuk menebus dosa manusia.

Referensi Alkitab:

  • Ibrani 4:15: “Sebab Imam Besar kita turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, tetapi Ia tidak berbuat dosa.”
  • 1 Petrus 1:19: “Tetapi dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”

Pandangan Teolog:

  • F. F. Bruce dalam The Epistle to the Hebrews mencatat bahwa kebebasan Yesus dari dosa membuat pengorbanan-Nya diterima sepenuhnya oleh Allah sebagai jalan pengampunan.
  • R. C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa kekudusan Yesus adalah inti dari misi-Nya sebagai Juruselamat.

3. Terpisah dari Orang Berdosa

Meskipun Yesus hadir di dunia yang penuh dosa, Ia tidak pernah terpengaruh oleh dosa. Ia hidup di tengah manusia untuk menyelamatkan mereka, tetapi tetap terpisah dalam kekudusan-Nya.

Referensi Alkitab:

  • Yohanes 1:14: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.”
  • Lukas 5:32: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa.”

Pandangan Teolog:

  • Leon Morris dalam The Expositor’s Bible Commentary mencatat bahwa terpisah dari dosa tidak berarti Yesus jauh dari manusia, tetapi menunjukkan kekudusan-Nya yang sempurna meskipun berada di dunia yang rusak.
  • Dietrich Bonhoeffer dalam The Cost of Discipleship menekankan bahwa Yesus hadir di tengah orang berdosa untuk membawa mereka kepada Allah.

4. Lebih Tinggi Daripada Tingkat-Tingkat Surga

Yesus telah dimuliakan dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah sebagai Imam Besar yang kekal. Keimaman-Nya melampaui keimaman manusia karena posisi-Nya yang mulia di surga.

Referensi Alkitab:

  • Filipi 2:9-11: “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.”
  • Ibrani 1:3: “Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi.”

Pandangan Teolog:

  • N. T. Wright dalam Simply Jesus mencatat bahwa posisi Yesus di surga menunjukkan otoritas-Nya sebagai Raja dan Imam yang memerintah atas ciptaan.
  • John Stott dalam The Cross of Christ menyatakan bahwa kemuliaan Yesus adalah penggenapan dari karya penebusan-Nya di dunia.

Keunggulan Yesus Dibandingkan Imam-Imam dalam Perjanjian Lama

Imam Perjanjian LamaYesus Kristus
Berdosa dan membutuhkan pengampunanTanpa dosa, suci, dan tanpa noda
Tugasnya bersifat sementaraKeimaman-Nya kekal dan tidak tergantikan
Menggunakan darah binatangMemberikan darah-Nya sendiri
Terbatas pada pelayanan duniawiDimuliakan di surga dan menjadi pengantara

Penerapan Ibrani 7:26 dalam Kehidupan Kristen

1. Mengandalkan Yesus Sebagai Pengantara Sempurna

Yesus adalah Imam Besar yang sempurna yang mempersembahkan diri-Nya untuk membawa kita kepada Allah. Kita dipanggil untuk mengandalkan-Nya sebagai satu-satunya jalan kepada Bapa.

Aplikasi:

  • Datang kepada Yesus dalam doa untuk meminta pengampunan dosa.
  • Menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Kristus sebagai Imam Besar yang kekal.

Yohanes 14:6: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

2. Meneladani Karakter Yesus

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk meneladani kekudusan, kasih, dan kesalehan Yesus dalam kehidupan sehari-hari.

Aplikasi:

  • Menghindari dosa dan hidup dalam kebenaran sesuai firman Tuhan.
  • Menunjukkan kasih kepada sesama, sebagaimana Yesus mengasihi kita.

1 Petrus 1:16: “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”

3. Hidup dengan Harapan dan Sukacita

Karena Yesus telah dimuliakan dan menjadi Imam Besar yang kekal, kita dapat hidup dengan pengharapan bahwa keselamatan kita terjamin dan masa depan kita bersama Allah penuh kemuliaan.

Aplikasi:

  • Menghadapi tantangan hidup dengan pengharapan bahwa Yesus selalu menjadi pengantara kita.
  • Bersyukur setiap hari atas karya penebusan-Nya yang sempurna.

Roma 8:34: “Kristus Yesus... menjadi Pembela kita.”

4. Menyembah Yesus Sebagai Raja dan Imam

Yesus yang lebih tinggi dari tingkat-tingkat surga layak menerima penyembahan kita. Hidup kita harus menjadi persembahan yang memuliakan Dia.

Aplikasi:

  • Mengutamakan penyembahan kepada Yesus dalam doa dan ibadah.
  • Menggunakan hidup kita untuk melayani Dia dalam segala aspek kehidupan.

Ibrani 12:28: “Marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah.”

Pandangan Para Teolog Tentang Ibrani 7:26

  1. John Calvin:
    Calvin menekankan bahwa keimaman Yesus yang sempurna adalah bukti kasih karunia Allah yang menyediakan jalan bagi manusia untuk diperdamaikan dengan-Nya.

  2. Charles Spurgeon:
    Spurgeon mencatat bahwa sifat dan karakter Yesus sebagai Imam Besar memberikan penghiburan dan kekuatan bagi orang percaya untuk hidup dengan iman.

  3. R. C. Sproul:
    Sproul menyoroti bahwa kemuliaan Yesus sebagai Imam Besar kekal menunjukkan otoritas-Nya atas dosa dan maut, memberikan jaminan keselamatan bagi umat-Nya.

Kesimpulan

Ibrani 7:26 menyoroti sifat, karakter, dan kemuliaan Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang sempurna. Kesalehan, kekudusan, dan posisi-Nya yang dimuliakan menunjukkan bahwa hanya Yesus yang memenuhi kebutuhan manusia akan pengantara yang membawa kita kepada Allah.

Baca Juga: Ibrani 8:1: Yesus sebagai Imam Besar yang Lebih Baik

Pandangan teolog seperti John Calvin, Charles Spurgeon, dan R. C. Sproul memperkuat pemahaman kita tentang keindahan dan keunggulan keimaman Yesus. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengandalkan Dia sebagai sumber pengampunan, meneladani karakter-Nya, dan menyembah-Nya sebagai Raja yang dimuliakan.

Kiranya pengajaran ini memperkuat iman kita kepada Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang kekal dan memberikan pengharapan dalam perjalanan hidup kita. Tuhan Yesus memberkati!

Next Post Previous Post