Renungan Natal: Kunjungan Para Gembala (Lukas 2:15-16)

Bacaan: Lukas 2:15-16 "Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, para gembala itu berkata satu sama lain, 'Mari kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang Tuhan telah beritahukan kepada kita.' Mereka pun segera bergegas dan menemukan Maria, Yusuf, dan bayi itu, yang sedang berbaring di palungan."

Pendahuluan: Sukacita Kabar Baik

Peristiwa Natal adalah kisah agung yang mengubah sejarah umat manusia. Kisah ini tidak dimulai di istana, tetapi di tempat yang sederhana—di padang rumput tempat para gembala menggembalakan kawanan domba mereka. Tuhan, dalam hikmat-Nya, memilih untuk menyampaikan kabar besar ini 
kepada gembala-gembala yang dianggap rendah dalam masyarakat.

Renungan Natal: Kunjungan Para Gembala (Lukas 2:15-16)
Kisah para gembala dalam Lukas 2:15-16 mengajarkan kita banyak pelajaran tentang tanggapan manusia terhadap anugerah Allah. Bagaimana mereka menerima kabar malaikat, bagaimana mereka meresponsnya dengan tindakan, dan apa dampaknya bagi kehidupan mereka. Marilah kita bersama-sama merenungkan makna kunjungan para gembala kepada Yesus di palungan.

1. Tuhan Menyampaikan Kabar Baik kepada yang Sederhana

Para gembala di zaman Yesus hidup dalam keadaan yang sederhana. Profesi gembala seringkali dipandang rendah. Mereka hidup di luar kota, jauh dari keramaian, dan bahkan tidak jarang dipandang sebagai orang yang tidak layak atau tidak dianggap penting. Namun, Tuhan memilih mereka sebagai penerima pertama kabar tentang kelahiran Sang Juruselamat.

Mengapa Tuhan memilih gembala-gembala ini? Karena Tuhan ingin menunjukkan bahwa Injil adalah untuk semua orang—baik kaya maupun miskin, besar maupun kecil. Kabar baik tentang Yesus tidak hanya untuk kaum elit atau orang-orang yang dianggap “beragama,” tetapi untuk semua orang yang mau merespons dengan iman.

Renungan bagi kita: seringkali, kita merasa tidak layak di hadapan Allah karena dosa atau keadaan hidup kita. Namun, Natal mengingatkan kita bahwa Allah menghampiri mereka yang rendah hati dan mencari Dia dengan sungguh-sungguh.

2. Respon Cepat terhadap Firman Allah

Ketika para malaikat mengumumkan kabar kelahiran Mesias, respons para gembala sangat luar biasa. Mereka tidak berdiam diri atau menunda, tetapi langsung berkata, “Mari kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana.”

Ada dua hal yang dapat kita pelajari dari respon mereka:

  • Mereka Bertindak dengan Iman:
    Para gembala tidak meragukan berita yang mereka dengar. Mereka tidak berkata, "Apakah ini benar? Mungkin kita harus menunggu konfirmasi." Sebaliknya, mereka langsung percaya dan bertindak berdasarkan iman.

    Iman mereka sederhana tetapi kuat. Mereka percaya bahwa Tuhan telah berbicara, dan mereka harus merespons. Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki iman yang sederhana seperti para gembala? Ketika firman Allah berbicara kepada kita, apakah kita langsung bertindak ataukah kita menunda dan meragukan?

  • Mereka Bertindak dengan Segera:
    Lukas mencatat bahwa mereka "bergegas" (ayat 16). Kata ini menunjukkan kesungguhan hati mereka. Para gembala tidak membuang waktu atau menunda-nunda untuk mencari Sang Juruselamat.

    Dalam kehidupan kita, seringkali kita merasa sulit untuk segera merespons panggilan Tuhan. Kadang-kadang, kita terlalu sibuk atau terlalu nyaman dengan rutinitas kita. Namun, kisah ini mengingatkan kita untuk menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama dan segera merespons panggilan-Nya.

3. Penemuan yang Mengubah Hidup

Setelah mereka bergegas ke Betlehem, para gembala menemukan Maria, Yusuf, dan bayi Yesus yang terbaring di palungan, persis seperti yang diberitakan oleh malaikat. Ini bukan hanya penemuan fisik; ini adalah pertemuan ilahi yang mengubah hidup mereka.

Melihat Sang Juruselamat yang dijanjikan memberikan mereka penghiburan dan keyakinan bahwa Allah setia pada janji-Nya. Kehadiran Yesus dalam kehidupan mereka mengubah cara mereka memandang dunia. Setelah bertemu Yesus, mereka tidak lagi sama.

Bagi kita, Natal adalah kesempatan untuk "menemukan" Yesus kembali. Bukan berarti Yesus pernah meninggalkan kita, tetapi seringkali hati kita menjadi jauh dari-Nya. Apakah kita benar-benar mengalami perjumpaan dengan-Nya di tengah-tengah perayaan ini?

4. Menjadi Saksi atas Sukacita Natal

Lukas 2:17-18 mencatat bahwa setelah melihat Yesus, para gembala menceritakan kepada semua orang apa yang telah mereka dengar dan lihat. Mereka menjadi saksi pertama yang menyebarkan berita kelahiran Kristus.

Tindakan mereka mengajarkan kita bahwa pengalaman pribadi dengan Yesus tidak seharusnya disimpan sendiri. Kabar baik tentang Yesus adalah sukacita yang harus kita bagikan kepada orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terlalu sibuk dengan urusan pribadi sehingga lupa untuk bersaksi tentang Kristus. Namun, Natal adalah momen yang tepat untuk kembali memikirkan: kepada siapa saya bisa menceritakan kabar baik ini? Bagaimana saya dapat menjadi saksi yang membawa sukacita kepada orang lain?

5. Pujian dan Penyembahan kepada Allah

Ayat terakhir dari kisah ini mencatat bahwa para gembala kembali dengan memuliakan dan memuji Allah atas semua yang mereka dengar dan lihat (ayat 20). Perjumpaan mereka dengan Yesus menghasilkan hati yang penuh ucapan syukur dan pujian.

Natal bukan hanya tentang memberi atau menerima hadiah; ini adalah momen untuk menyembah dan memuji Allah atas kasih karunia-Nya yang luar biasa. Seperti para gembala, marilah kita mengambil waktu untuk memuji Allah dan mengucapkan syukur atas kehadiran Yesus dalam hidup kita.

Aplikasi Praktis untuk Natal

Dari kisah para gembala ini, ada beberapa pelajaran praktis yang bisa kita terapkan dalam hidup kita:

  1. Jadilah Rendah Hati dan Terbuka terhadap Firman Allah:
    Allah menghampiri mereka yang rendah hati. Jangan biarkan kesombongan atau ketidakpercayaan menghalangi kita untuk menerima kabar baik dari-Nya.

  2. Tanggapi Firman Allah dengan Iman dan Tindakan:
    Jangan hanya menjadi pendengar firman, tetapi lakukanlah apa yang Tuhan katakan kepada kita.

  3. Carilah Perjumpaan Pribadi dengan Yesus:
    Natal adalah momen untuk mendekatkan diri kembali kepada Tuhan. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mengalami kehadiran-Nya secara nyata.

  4. Bagikan Kabar Baik kepada Orang Lain:
    Jadilah saksi yang setia, seperti para gembala, yang menceritakan kabar baik kepada semua orang.

  5. Pujilah Tuhan dengan Hati yang Bersyukur:
    Biarkan pujian dan penyembahan menjadi respons utama kita terhadap kasih karunia Allah yang besar.

Penutup: Natal dalam Hati Kita

Kisah para gembala adalah pengingat bahwa Natal bukan hanya tentang kelahiran Yesus lebih dari dua ribu tahun yang lalu, tetapi juga tentang bagaimana kita merespons kehadiran-Nya di tengah-tengah kita hari ini. Seperti para gembala, mari kita membuka hati untuk mendengar firman-Nya, merespons dengan iman, mencari Dia dengan sungguh-sungguh, dan membagikan sukacita-Nya kepada dunia.

Pada akhirnya, Natal adalah momen untuk mengenang bahwa Allah begitu mengasihi dunia sehingga Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).

Selamat Natal! Kiranya sukacita dan damai Kristus memenuhi hati kita semua.

Next Post Previous Post