Roma 8:15: Pengangkatan sebagai Anak Membawa Keintiman dengan Allah
Pendahuluan:
Roma 8:15 adalah salah satu ayat yang penuh dengan keindahan teologis, yang mengungkapkan bahwa orang percaya telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Ayat ini menyatakan:"Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘Ya Abba, ya Bapa!’"
Ayat ini menjelaskan bagaimana pengangkatan sebagai anak Allah memberikan hak istimewa kepada orang percaya untuk mendekati Allah dengan keintiman, keberanian, dan keyakinan. Artikel ini akan membahas konsep adopsi ilahi, keintiman yang dihasilkannya, serta implikasi praktisnya dalam kehidupan orang percaya. Pendekatan ini akan mencakup analisis teologis, pendapat pakar, dan wawasan Alkitab.
Bagian 1: Konteks Roma 8:15
1. Konteks Surat Paulus kepada Jemaat di Roma
Surat Roma adalah karya teologis utama Paulus yang menjelaskan Injil dan dampaknya pada kehidupan orang percaya. Dalam Roma 8, Paulus menggambarkan kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus, sebagai kontras dari kehidupan yang dikuasai oleh dosa.
Roma 8:15 berada di tengah pembahasan tentang kebebasan dari dosa dan kematian. Paulus menjelaskan bahwa melalui Roh Kudus, orang percaya tidak lagi hidup dalam ketakutan, tetapi dalam kebebasan sebagai anak-anak Allah. Ayat ini menjadi pengingat bahwa hubungan antara Allah dan umat-Nya bukanlah hubungan tuan dan budak, melainkan hubungan yang penuh keintiman, seperti seorang ayah dengan anaknya.
2. Latar Belakang Budaya: Adopsi dalam Dunia Romawi
Dalam konteks budaya Romawi, adopsi adalah praktik yang sangat serius. Anak yang diadopsi mendapatkan hak legal penuh sebagai pewaris keluarga dan dianggap sebagai anak kandung. Adopsi juga menghapus segala hutang atau tanggung jawab dari kehidupan lamanya.
Menurut F.F. Bruce dalam The Epistle to the Romans, Paulus menggunakan konsep adopsi ini untuk menggambarkan posisi istimewa orang percaya sebagai bagian dari keluarga Allah. Melalui adopsi ilahi, orang percaya tidak hanya dibebaskan dari dosa, tetapi juga diterima sebagai pewaris Kerajaan Allah.
Bagian 2: Analisis Roma 8:15
1. “Roh Perbudakan yang Membuat Kamu Menjadi Takut Lagi”
Paulus menyatakan bahwa orang percaya tidak lagi menerima roh perbudakan. Ini merujuk pada kehidupan lama yang dikuasai oleh dosa, di mana manusia hidup dalam ketakutan akan penghukuman. Dalam Yohanes 8:34, Yesus berkata: “Sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa.”
Teolog R.C. Sproul menjelaskan bahwa kehidupan dalam perbudakan dosa melahirkan ketakutan, karena manusia yang berdosa tidak dapat mendekati Allah yang kudus. Namun, pengangkatan sebagai anak Allah menghapus ketakutan ini dan menggantikannya dengan keyakinan akan kasih Allah.
2. “Roh yang Menjadikan Kamu Anak Allah”
Roh Kudus memainkan peran utama dalam pengangkatan orang percaya sebagai anak-anak Allah. Dalam Efesus 1:5, Paulus menulis bahwa Allah telah menentukan sebelumnya untuk mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus.
John Stott dalam The Message of Romans menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah meterai adopsi ini, yang menegaskan bahwa orang percaya adalah milik Allah dan bagian dari keluarga-Nya. Melalui Roh Kudus, kita memiliki akses langsung kepada Allah sebagai Bapa kita.
3. “Oleh Roh Itu Kita Berseru: ‘Ya Abba, ya Bapa!’”
Frasa “Ya Abba, ya Bapa” adalah ungkapan yang sangat intim. Kata “Abba” berasal dari bahasa Aram, yang berarti “Ayah” atau “Papa.” Ini adalah cara Yesus sendiri memanggil Allah dalam doa-Nya (Markus 14:36).
Teolog J.I. Packer dalam Knowing God menulis bahwa kemampuan untuk memanggil Allah sebagai “Abba” adalah inti dari kehidupan Kristen. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan orang percaya dengan Allah bukanlah hubungan yang formal atau penuh ketakutan, tetapi hubungan yang penuh kasih dan kedekatan.
Bagian 3: Pengangkatan sebagai Anak Allah
1. Apa Artinya Pengangkatan?
Pengangkatan dalam teologi Kristen adalah tindakan Allah yang membawa orang percaya ke dalam keluarga-Nya sebagai anak-anak-Nya. Ini adalah karya kasih karunia yang memungkinkan orang percaya memiliki hubungan pribadi dengan Allah.
Charles Hodge dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa pengangkatan melibatkan dua aspek utama:
- Status hukum: Orang percaya secara sah menjadi anak Allah dan pewaris janji-Nya.
- Hubungan pribadi: Orang percaya memiliki akses langsung kepada Allah sebagai Bapa mereka.
2. Peran Yesus Kristus dalam Pengangkatan
Pengangkatan sebagai anak Allah hanya mungkin melalui Yesus Kristus. Dalam Galatia 4:4-5, Paulus menulis: “Tetapi setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya... untuk menebus mereka yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.”
Kristus, sebagai Anak Allah yang sejati, membuka jalan bagi manusia untuk diangkat menjadi anak-anak Allah. Dalam Yohanes 1:12, dikatakan: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.”
3. Hak Istimewa sebagai Anak Allah
Sebagai anak-anak Allah, orang percaya menerima hak istimewa yang luar biasa, termasuk:
- Pewaris Allah: Dalam Roma 8:17, Paulus menyatakan bahwa kita adalah ahli waris Allah bersama Kristus.
- Kebebasan dari rasa takut: Pengangkatan menghapus ketakutan akan penghukuman dan menggantikannya dengan keyakinan akan kasih Allah.
- Keintiman dengan Allah: Orang percaya dapat mendekati Allah dengan keberanian, seperti seorang anak kepada ayahnya (Ibrani 4:16).
Bagian 4: Keintiman dengan Allah Melalui Pengangkatan
1. Hubungan Bapa dan Anak
Pengangkatan membawa hubungan yang unik antara Allah dan orang percaya. Allah tidak hanya menjadi Pencipta atau Raja, tetapi juga Bapa yang penuh kasih. Dalam Mazmur 103:13, tertulis: “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.”
2. Doa sebagai Ekspresi Keintiman
Melalui pengangkatan, doa menjadi sarana keintiman dengan Allah. Dalam Matius 6:9, Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk berdoa dengan memanggil Allah sebagai “Bapa kami.”
Teolog D.A. Carson menekankan bahwa doa kepada Allah sebagai Bapa mencerminkan kedekatan yang luar biasa, di mana orang percaya dapat berbicara dengan Allah tanpa rasa takut, tetapi dengan kepercayaan penuh kepada kasih-Nya.
3. Jaminan Kasih Allah
Pengangkatan memberikan jaminan bahwa Allah mengasihi orang percaya tanpa syarat. Dalam Roma 8:38-39, Paulus menulis bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus.
Bagian 5: Pandangan Teolog tentang Roma 8:15
1. J.I. Packer: Pengangkatan adalah Inti dari Kekristenan
J.I. Packer menulis bahwa pengangkatan sebagai anak Allah adalah inti dari Injil. Menurutnya, pengangkatan adalah tindakan kasih karunia yang paling mendalam, di mana Allah mengundang manusia untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya.
2. John Calvin: Kasih Allah yang Memampukan Keintiman
John Calvin menekankan bahwa hanya melalui kasih Allah orang percaya dapat mendekati Dia sebagai Bapa. Calvin menulis bahwa pengangkatan adalah bukti kasih Allah yang memungkinkan manusia memiliki hubungan yang penuh kepercayaan dengan Dia.
3. Martyn Lloyd-Jones: Pengangkatan Menghapus Ketakutan
Lloyd-Jones menyoroti bahwa pengangkatan menghapus ketakutan yang disebabkan oleh dosa. Orang percaya tidak lagi hidup di bawah rasa bersalah, tetapi dalam kebebasan sebagai anak-anak Allah.
Bagian 6: Aplikasi Praktis dalam Kehidupan Kristen
1. Hidup dalam Keyakinan akan Kasih Allah
Pengangkatan memberikan dasar untuk hidup dalam keyakinan bahwa Allah mengasihi kita sebagai Bapa. Orang percaya tidak perlu meragukan kasih Allah, bahkan dalam keadaan sulit.
2. Membangun Kehidupan Doa yang Intim
Sebagai anak-anak Allah, orang percaya dipanggil untuk berkomunikasi dengan Allah melalui doa. Dalam doa, kita dapat memanggil Allah sebagai “Abba,” berbicara dengan-Nya secara pribadi, dan menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya.
3. Menghidupi Identitas sebagai Anak Allah
Identitas sebagai anak Allah membawa tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam 1 Yohanes 3:1-2, dikatakan bahwa kita adalah anak-anak Allah dan dipanggil untuk hidup sebagai refleksi dari kasih-Nya di dunia.
Kesimpulan
Roma 8:15 memberikan pengertian yang mendalam tentang pengangkatan sebagai anak Allah. Melalui karya Roh Kudus, orang percaya dibebaskan dari roh perbudakan dan diangkat menjadi anak-anak Allah, dengan hak istimewa untuk memanggil-Nya “Abba, Bapa.”
Pengangkatan ini membawa keintiman yang luar biasa dalam hubungan kita dengan Allah. Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk hidup dalam keyakinan akan kasih-Nya, membangun kehidupan doa yang intim, dan menjalani hidup yang memuliakan-Nya.
Pengangkatan sebagai anak Allah adalah bukti kasih karunia-Nya yang besar dan panggilan untuk hidup dalam kebebasan dan kekudusan sebagai bagian dari keluarga Allah.
Amin.