Setia dan Teguh dalam pelayanan: 2 Tawarikh 15:7
Pendahuluan:
2 Tawarikh 15:7 adalah salah satu ayat yang memberikan penguatan kepada umat Allah untuk tetap setia dan teguh dalam pelayanan mereka. Ayat ini berbunyi:
"Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu."
Ayat ini muncul dalam konteks yang meneguhkan hati Raja Asa dan bangsa Yehuda untuk tetap setia kepada Allah di tengah berbagai tantangan. Pesan ini tidak hanya relevan untuk mereka, tetapi juga bagi setiap orang percaya di sepanjang zaman. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah memperhatikan setiap usaha dan kesetiaan umat-Nya dan menyediakan upah bagi mereka yang bertahan dalam panggilan-Nya.Artikel ini akan membahas konteks sejarah dan teologis dari 2 Tawarikh 15:7, maknanya, pandangan para teolog, dan penerapannya dalam kehidupan orang percaya.
Bagian 1: Konteks 2 Tawarikh 15:7
1. Latar Belakang Sejarah
Kitab Tawarikh ditulis untuk memberikan pengajaran dan penguatan bagi bangsa Israel setelah kembali dari pembuangan. Pasal 15 mencatat nasihat Nabi Azarya kepada Raja Asa di awal pemerintahannya. Azarya menyampaikan pesan dari Allah setelah kemenangan Asa atas Zerah, seorang pemimpin Kush, yang membawa pasukan besar melawan Yehuda (2 Tawarikh 14:9-15).
Setelah kemenangan itu, Nabi Azarya datang kepada Asa dan rakyat Yehuda dengan pesan yang mengingatkan mereka akan pentingnya tetap setia kepada Allah. Dalam ayat 2, Azarya berkata: "TUHAN menyertai kamu, apabila kamu menyertai Dia. Jika kamu mencari Dia, Ia akan berkenan ditemui olehmu, tetapi jika kamu meninggalkan Dia, Ia akan meninggalkan kamu."
2. Pesan kepada Asa dan Umat Yehuda
Nasihat Azarya mengingatkan Asa dan bangsa Yehuda bahwa kesetiaan kepada Allah membawa berkat, tetapi meninggalkan Allah membawa hukuman. Dalam ayat 7, Azarya memberikan dorongan khusus kepada Asa dan rakyatnya agar mereka tidak kehilangan semangat dalam usaha mereka untuk hidup sesuai kehendak Allah.
Bagian 2: Analisis 2 Tawarikh 15:7
1. "Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu..."
Perintah untuk menguatkan hati adalah panggilan untuk keberanian dan keteguhan dalam menghadapi tantangan. Dalam konteks ini, Asa dan rakyat Yehuda dipanggil untuk memulihkan penyembahan sejati kepada Allah di tengah ancaman dari bangsa-bangsa lain dan penyembahan berhala yang merajalela.
Teolog John Calvin dalam komentarnya menekankan bahwa keberanian rohani adalah elemen penting dalam pelayanan Allah. Keberanian ini tidak berasal dari kekuatan manusia, tetapi dari keyakinan akan kehadiran dan janji-janji Allah.
2. "Jangan lemah semangatmu..."
Pesan ini mendorong Asa untuk tidak menyerah, meskipun ada tantangan dan godaan untuk kembali kepada cara-cara duniawi. Dalam 1 Korintus 15:58, Paulus memberikan nasihat serupa: “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan.”
Charles Spurgeon menulis bahwa semangat yang kuat dalam pelayanan adalah tanda iman yang hidup. Ketika seseorang lemah semangat, ia rentan terhadap godaan dan kehilangan fokus pada panggilan Allah.
3. "Karena ada upah bagi usahamu."
Janji upah dari Allah adalah motivasi bagi umat-Nya untuk tetap setia. Upah ini tidak hanya berbicara tentang berkat material, tetapi juga kepuasan rohani, kedamaian, dan kehidupan kekal bersama Allah. Dalam Ibrani 11:6, dikatakan bahwa Allah adalah pemberi upah bagi mereka yang mencari-Nya.
Bagian 3: Prinsip-Prinsip Teologis dalam 2 Tawarikh 15:7
1. Pentingnya Kesetiaan kepada Allah
Kesetiaan kepada Allah adalah inti dari pesan Azarya. Dalam Maleakhi 3:6, Allah menyatakan bahwa Dia tidak berubah, dan umat-Nya dipanggil untuk tetap setia kepada-Nya dalam setiap keadaan.
2. Ketekunan dalam Pelayanan
Ketekunan adalah bukti iman yang sejati. Dalam Galatia 6:9, Paulus berkata: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Ketekunan menunjukkan bahwa kita mempercayai Allah untuk memberikan hasil yang terbaik dari usaha kita.
3. Janji Upah dari Allah
Upah yang Allah janjikan adalah hasil dari kasih karunia-Nya, bukan usaha manusia semata. Dalam Wahyu 22:12, Yesus berkata: “Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.”
Bagian 4: Pandangan Teolog tentang 2 Tawarikh 15:7
1. Matthew Henry: Dorongan untuk Kesetiaan
Matthew Henry dalam komentarnya menyatakan bahwa 2 Tawarikh 15:7 adalah panggilan untuk setia dan bekerja keras dalam pelayanan Tuhan. Ia menekankan bahwa Allah memperhatikan setiap usaha umat-Nya dan akan memberikan upah yang sesuai pada waktu-Nya.
2. John Calvin: Keberanian dalam Iman
Calvin menyoroti pentingnya keberanian dalam menghadapi godaan untuk menyerah. Menurutnya, pesan Azarya adalah pengingat bahwa penyertaan Allah adalah sumber utama kekuatan dan keteguhan hati bagi orang percaya.
3. R.C. Sproul: Penyertaan Allah dalam Pelayanan
R.C. Sproul menekankan bahwa janji upah dari Allah adalah dorongan bagi umat-Nya untuk tetap teguh dalam panggilan mereka. Ia juga mencatat bahwa keberanian dan ketekunan berasal dari keyakinan akan kehadiran Allah yang setia.
Bagian 5: Relevansi 2 Tawarikh 15:7 untuk Orang Percaya Hari Ini
1. Menghadapi Tantangan dengan Keberanian
Dalam kehidupan modern, orang percaya menghadapi berbagai tantangan, seperti tekanan budaya, godaan duniawi, dan pergumulan iman. Pesan dalam 2 Tawarikh 15:7 mengingatkan kita untuk tetap kuat dan tidak menyerah, karena Allah menyertai kita.
2. Ketekunan dalam Panggilan
Pesan ini juga relevan bagi mereka yang melayani di gereja, komunitas, atau pekerjaan sekuler. Ketekunan dalam tugas yang Allah berikan akan menghasilkan buah yang kekal.
3. Harapan dalam Janji Allah
Janji upah dari Allah memberikan harapan di tengah kesulitan. Orang percaya dapat yakin bahwa usaha mereka dalam Tuhan tidak akan sia-sia, bahkan jika hasilnya tidak segera terlihat.
Bagian 6: Aplikasi Praktis 2 Tawarikh 15:7
1. Menguatkan Hati dalam Doa
Doa adalah cara untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan menerima keberanian untuk menghadapi tantangan. Dalam Filipi 4:6-7, Paulus mendorong orang percaya untuk berdoa dan menyerahkan kekhawatiran mereka kepada Allah.
2. Memelihara Semangat dalam Pelayanan
Pelayanan dapat melelahkan, tetapi memusatkan perhatian pada janji Allah akan memberi kekuatan. Orang percaya harus menemukan penghiburan dalam firman Allah dan dukungan dari komunitas iman.
3. Mengandalkan Janji Allah
Mengingat janji Allah dalam 2 Tawarikh 15:7 dapat memberikan motivasi untuk terus maju. Renungkan ayat-ayat seperti Mazmur 37:5: “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.”
4. Berfokus pada Upah Kekal
Orang percaya harus mengarahkan pandangan mereka pada upah kekal yang dijanjikan Allah. Dalam Kolose 3:23-24, Paulus berkata: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Kesimpulan
2 Tawarikh 15:7 adalah panggilan yang kuat bagi orang percaya untuk tetap setia, berani, teguh dan tekun dalam pelayanan mereka kepada Allah. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah memperhatikan setiap usaha kita dan memberikan upah bagi mereka yang tetap setia sampai akhir.
Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk hidup dalam keberanian yang bersumber dari iman, tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan, dan terus berharap pada janji Allah. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup yang memuliakan Tuhan dan menjadi saksi bagi kasih dan kesetiaan-Nya.
Amin.