Yohanes 6:43-51: Yesus Menjelaskan Roti Hidup, Manfaatnya, dan Cara Menerimanya
Dalam Yohanes 6:43-51, Yesus melanjutkan pengajaran-Nya tentang diri-Nya sebagai "Roti Hidup." Setelah orang-orang Yahudi mempertanyakan klaim-Nya, Yesus tidak hanya menegaskan kembali pernyataan tersebut, tetapi juga menjelaskan lebih dalam tentang makna rohani dari pernyataan itu, manfaat roti hidup, dan bagaimana seseorang dapat menerimanya. Perikop ini memiliki pesan teologis yang mendalam, baik tentang identitas Yesus sebagai sumber kehidupan kekal maupun panggilan iman kepada-Nya.
Artikel ini akan membahas ayat-ayat ini berdasarkan konteks Alkitab, pandangan para teolog, dan relevansinya dalam kehidupan iman kita.Konteks Yohanes 6:43-51
1. Latar Belakang Perikop
Perikop ini adalah kelanjutan dari diskusi antara Yesus dan orang-orang Yahudi setelah mukjizat memberi makan lima ribu orang (Yohanes 6:1-14). Orang banyak mengikuti Yesus karena mereka mencari makanan jasmani, tetapi Yesus memimpin mereka kepada kebenaran rohani yang lebih dalam.
Sebelumnya, Yesus menyebut diri-Nya "Roti Hidup" (Yohanes 6:35), tetapi pernyataan ini memicu kebingungan dan perdebatan di antara orang Yahudi, terutama tentang bagaimana Yesus dapat mengklaim bahwa Dia turun dari surga (Yohanes 6:41-42). Dalam ayat 43-51, Yesus memberikan penjelasan lebih lanjut untuk memperjelas makna klaim-Nya.
2. Tema Sentral: Roti Hidup
Yesus menggunakan simbol roti untuk menggambarkan diri-Nya sebagai sumber kehidupan kekal. Dalam budaya Yahudi, roti adalah makanan pokok yang melambangkan kehidupan. Namun, Yesus mengangkat makna simbolis ini ke tingkat rohani, mengajarkan bahwa hanya melalui-Nya seseorang dapat menerima kehidupan kekal.
Penjelasan Yesus Tentang Roti Hidup
1. Panggilan untuk Tidak Bersungut-Sungut (Yohanes 6:43-44)
Yesus memulai dengan menegur orang-orang Yahudi yang bersungut-sungut atas klaim-Nya. Dia menjelaskan bahwa seseorang hanya dapat datang kepada-Nya jika Bapa menarik orang tersebut.
Pandangan Teolog:
- William Barclay dalam The Gospel of John mencatat bahwa "menarik" di sini bukan berarti paksaan, tetapi tindakan kasih Allah yang memanggil orang untuk mengenal Kristus.
- R. C. Sproul dalam Chosen by God menegaskan bahwa ayat ini menunjukkan kedaulatan Allah dalam keselamatan, di mana Allah bekerja di hati manusia untuk membawa mereka kepada iman.
Makna:
Manusia tidak dapat datang kepada Yesus hanya melalui usaha atau pemahaman sendiri. Allah Bapa yang berinisiatif memanggil dan membuka hati untuk menerima Yesus sebagai Roti Hidup.
2. Diajar oleh Allah (Yohanes 6:45)
Yesus mengutip nubuat dari Yesaya 54:13, "Dan mereka semua akan diajar oleh Allah," untuk menjelaskan bahwa orang-orang yang datang kepada-Nya adalah mereka yang mendengar dan menerima pengajaran dari Allah.
Pandangan Teolog:
- Leon Morris dalam The Gospel According to John mencatat bahwa "diajar oleh Allah" mengacu pada pekerjaan Roh Kudus yang memimpin manusia kepada kebenaran.
- John Calvin dalam Commentary on John menegaskan bahwa pengajaran Allah bukan hanya intelektual, tetapi melibatkan pembaruan hati dan pengertian rohani.
Makna:
Iman kepada Yesus bukan hanya hasil pemikiran rasional, tetapi pekerjaan Roh Allah yang mengungkapkan kebenaran kepada hati manusia.
3. Roti Hidup dan Hidup Kekal (Yohanes 6:6-47)
Yesus menyatakan bahwa siapa pun yang percaya kepada-Nya akan memiliki hidup kekal. Dia memperjelas bahwa Dia adalah satu-satunya Pribadi yang telah melihat Bapa, menegaskan otoritas-Nya sebagai utusan Allah.
Pandangan Teolog:
- N. T. Wright dalam John for Everyone menyatakan bahwa hidup kekal di sini bukan hanya kehidupan tanpa akhir, tetapi kehidupan yang berlimpah dan penuh makna dalam hubungan dengan Allah.
- Charles Spurgeon dalam khotbahnya tentang Yohanes 6 mencatat bahwa hidup kekal diberikan hanya melalui iman kepada Yesus, bukan melalui usaha manusia.
Makna:
Yesus adalah jalan satu-satunya kepada Allah. Percaya kepada-Nya adalah kunci untuk menerima kehidupan kekal.
4. Kontras dengan Manna di Padang Gurun (Yohanes 6:48-50)
Yesus membandingkan diri-Nya dengan manna yang dimakan nenek moyang orang Israel di padang gurun. Meskipun manna adalah pemberian Allah, itu hanya memberikan kehidupan sementara, sedangkan Yesus sebagai Roti Hidup memberikan kehidupan kekal.
Pandangan Teolog:
- F. F. Bruce dalam The Gospel of John mencatat bahwa manna adalah bayangan dari Kristus sebagai sumber kehidupan sejati.
- John MacArthur dalam The MacArthur New Testament Commentary menekankan bahwa Yesus menawarkan sesuatu yang jauh lebih besar daripada kebutuhan fisik: hubungan kekal dengan Allah.
Makna:
Yesus mengarahkan perhatian mereka dari hal-hal duniawi kepada kebutuhan rohani yang lebih besar, yaitu kehidupan kekal.
5. Roti yang Memberi Hidup Dunia (Yohanes 6:51)
Yesus menjelaskan bahwa roti yang Dia berikan adalah daging-Nya, yang akan diberikan untuk hidup dunia. Ini adalah pengenalan awal tentang pengorbanan-Nya di kayu salib.
Pandangan Teolog:
- R. C. Sproul dalam The Cross of Christ mencatat bahwa daging Yesus melambangkan tubuh-Nya yang dikorbankan untuk keselamatan umat manusia.
- Dietrich Bonhoeffer dalam The Cost of Discipleship menyebutkan bahwa pengorbanan Yesus adalah pusat dari undangan-Nya untuk menerima kehidupan kekal.
Makna:
Melalui kematian-Nya, Yesus menyediakan jalan bagi semua orang untuk menerima pengampunan dosa dan kehidupan kekal.
Manfaat Roti Hidup
- Hidup Kekal: Percaya kepada Yesus sebagai Roti Hidup memberikan kehidupan kekal, yang berarti hubungan yang abadi dengan Allah.
- Pemulihan Hubungan dengan Allah: Melalui Yesus, dosa manusia diampuni, dan hubungan yang rusak dengan Allah dipulihkan.
- Pemenuhan Kebutuhan Rohani: Yesus memuaskan kelaparan rohani manusia yang tidak dapat dipenuhi oleh hal-hal duniawi.
Cara Menerima Roti Hidup
1. Mendengar dan Menerima Pengajaran Allah
Hati yang terbuka dan mendengar firman Allah adalah langkah awal untuk mengenal Yesus sebagai Roti Hidup.
Roma 10:17:"Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."
2. Percaya kepada Yesus
Iman kepada Yesus adalah kunci untuk menerima kehidupan kekal.
Yohanes 3:16:"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal."
3. Menyerahkan Diri kepada-Nya
Menerima Yesus sebagai Roti Hidup berarti hidup dalam ketaatan kepada-Nya dan mempercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya.
Matius 16:24:"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku."
Relevansi Yohanes 6:43-51 dalam Kehidupan Kristen
Mengutamakan Kebutuhan Rohani: Seperti orang-orang Yahudi yang terfokus pada manna fisik, kita sering kali terlalu terfokus pada kebutuhan duniawi. Yohanes 6:43-51 mengingatkan kita untuk mencari kehidupan kekal yang hanya ditemukan dalam Yesus.
Menerima Yesus dengan Iman: Yesus menawarkan hidup kekal kepada semua orang, tetapi itu hanya dapat diterima melalui iman.
Menghidupi Kasih Karunia: Yesus adalah pemberian Allah untuk keselamatan kita. Sebagai penerima kasih karunia ini, kita dipanggil untuk hidup dalam syukur dan ketaatan kepada-Nya.
Pandangan Para Teolog tentang Yohanes 6:43-51
John Calvin:
Calvin menekankan bahwa ayat-ayat ini menunjukkan kedaulatan Allah dalam keselamatan, di mana hanya mereka yang dipanggil oleh Allah yang dapat datang kepada Yesus.N. T. Wright:
Wright mencatat bahwa klaim Yesus sebagai Roti Hidup adalah inti dari pesan Injil, di mana Dia adalah sumber kehidupan sejati.Charles Spurgeon:
Spurgeon menyoroti bahwa hanya Yesus yang dapat memuaskan kebutuhan rohani manusia, yang tidak dapat dipenuhi oleh apa pun di dunia ini.
Kesimpulan
Yohanes 6:43-51 adalah pengajaran mendalam tentang identitas Yesus sebagai Roti Hidup, sumber kehidupan kekal. Dalam ayat-ayat ini, Yesus menjelaskan bahwa Dia adalah jawaban atas kelaparan rohani manusia, dan hanya melalui iman kepada-Nya seseorang dapat menerima kehidupan kekal.
Baca Juga: Yohanes 6:41-42: Keluh Kesah Orang Yahudi tentang Yesus, Roti Hidup
Pandangan para teolog seperti Calvin, Wright, dan Spurgeon memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana ayat-ayat ini menyoroti kasih karunia Allah, kedaulatan-Nya, dan pengorbanan Yesus untuk keselamatan dunia.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menerima Yesus sebagai Roti Hidup, hidup dalam iman kepada-Nya, dan membagikan pesan ini kepada dunia yang lapar secara rohani. Tuhan Yesus memberkati!