Dampak Dosa terhadap Gambar Allah

Dampak Dosa terhadap Gambar Allah

Pengantar:

"Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." (Kejadian 1:27)

Manusia diciptakan dengan status istimewa, sebagai gambar Allah (imago Dei), sebuah kebenaran yang menegaskan nilai, tujuan, dan tanggung jawab manusia di tengah ciptaan. Namun, kejatuhan ke dalam dosa melalui ketidaktaatan Adam dan Hawa (Kejadian 3) telah membawa konsekuensi besar bagi hubungan manusia dengan Allah, sesama, dan dunia. Dalam teologi Reformed, dosa dipahami sebagai pelanggaran terhadap kehendak Allah yang mengakibatkan kerusakan total (total depravity), termasuk pada gambar Allah dalam manusia. Artikel ini akan membahas makna manusia sebagai gambar Allah, dampak dosa terhadap gambar tersebut, serta pemulihannya melalui karya Kristus.

1. Manusia sebagai Gambar Allah: Makna dan Tanggung Jawab

a. Makna Gambar Allah

Gambar Allah dalam manusia mencakup kemampuan manusia untuk merefleksikan sifat-sifat Allah, seperti rasionalitas, moralitas, kehendak bebas, dan kemampuan untuk berelasi. Dalam Kejadian 1:26-28, Allah menciptakan manusia dengan mandat untuk berkuasa atas ciptaan, yang mencerminkan otoritas-Nya sebagai Raja atas semesta.

John Calvin menjelaskan dalam Institutes of the Christian Religion bahwa gambar Allah adalah ekspresi kehadiran Allah dalam diri manusia, yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Ini berarti manusia diciptakan untuk hidup dalam hubungan yang kudus dengan Allah, melaksanakan mandat-Nya, dan memuliakan nama-Nya di dunia.

b. Tanggung Jawab sebagai Wakil Allah

Sebagai gambar Allah, manusia diberi mandat budaya (Kejadian 1:28):"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Herman Bavinck menekankan bahwa tugas manusia sebagai gambar Allah adalah untuk menjadi wakil Allah di bumi, mengelola ciptaan dengan keadilan, hikmat, dan kasih.

c. Relasi dengan Allah dan Sesama

Gambar Allah memungkinkan manusia untuk hidup dalam hubungan yang harmonis dengan Allah, sesama, dan dunia ciptaan. Dalam relasi ini, manusia dipanggil untuk mencerminkan kasih, kebenaran, dan kekudusan Allah.

2. Dampak Dosa terhadap Gambar Allah

a. Kejatuhan Manusia ke dalam Dosa

Dosa masuk ke dalam dunia melalui ketidaktaatan Adam dan Hawa (Kejadian 3:6). Sebagai akibatnya, manusia kehilangan kemuliaan Allah dan jatuh ke dalam kondisi dosa. Roma 5:12 berkata:"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa."

R. C. Sproul menegaskan bahwa kejatuhan manusia membawa kehancuran moral, spiritual, dan fisik, yang merusak hubungan manusia dengan Allah dan peran mereka sebagai gambar Allah.

b. Kerusakan Total pada Gambar Allah

Dalam teologi Reformed, dosa tidak menghapus gambar Allah sepenuhnya, tetapi merusaknya secara menyeluruh. Gambar Allah tetap ada, tetapi manusia tidak lagi mampu merefleksikan kemuliaan Allah secara sempurna.

John Calvin menjelaskan bahwa setelah kejatuhan, manusia menjadi "cermin yang retak," di mana gambar Allah masih terlihat, tetapi dalam kondisi yang rusak. Akibat dosa, manusia menjadi egois, mementingkan diri sendiri, dan tidak lagi menjalankan mandat Allah dengan setia.

c. Kerusakan Relasional

Dosa juga menghancurkan hubungan manusia dengan Allah dan sesama. Kejadian 3:8-13 menggambarkan bagaimana dosa membawa rasa malu, ketakutan, dan penghindaran dari Allah. Hubungan antara Adam dan Hawa pun terganggu oleh saling menyalahkan.

Herman Bavinck mencatat bahwa dosa membuat manusia menjadi tidak mampu hidup dalam kasih kepada Allah dan sesama, yang seharusnya menjadi inti dari gambar Allah.

d. Kerusakan Moral dan Spiritual

Dosa mencemarkan hati dan pikiran manusia, membuat mereka cenderung kepada kejahatan. Yeremia 17:9 berkata:"Betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?"

R. C. Sproul menjelaskan bahwa dosa membuat manusia terasing dari Allah, kehilangan kemampuan untuk memahami kebenaran-Nya, dan cenderung kepada pemberontakan.

e. Kerusakan Fungsional

Mandat manusia untuk mengelola ciptaan juga terpengaruh oleh dosa. Roma 8:20-21 menggambarkan bahwa ciptaan berada dalam "perbudakan kepada kebinasaan" akibat dosa manusia.

Herman Bavinck mencatat bahwa dosa membuat manusia menggunakan kuasa mereka untuk mengeksploitasi dan merusak ciptaan, alih-alih memuliakan Allah melalui pengelolaannya.

3. Pemulihan Gambar Allah dalam Kristus

a. Kristus sebagai Gambar Allah yang Sempurna

Pemulihan gambar Allah dalam manusia hanya mungkin melalui Yesus Kristus, yang adalah gambar Allah yang sempurna. Dalam Kolose 1:15, Paulus berkata:"Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan."

John Calvin menegaskan bahwa Kristus adalah teladan sejati dari apa artinya menjadi gambar Allah. Melalui karya penebusan-Nya, Kristus memulihkan hubungan manusia dengan Allah dan memulihkan gambar Allah dalam diri mereka.

b. Penebusan melalui Salib

Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus mengalahkan kuasa dosa dan memulihkan umat Allah kepada persekutuan dengan-Nya. Dalam Roma 5:19, Paulus berkata:"Sebab sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar."

R. C. Sproul menekankan bahwa penebusan oleh Kristus bukan hanya membebaskan manusia dari hukuman dosa, tetapi juga memulihkan kemampuan mereka untuk hidup sebagai gambar Allah yang sejati.

c. Transformasi oleh Roh Kudus

Pemulihan gambar Allah adalah proses yang terus berlangsung melalui pekerjaan Roh Kudus. Dalam 2 Korintus 3:18, Paulus berkata:"Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan... kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar."

Herman Bavinck menjelaskan bahwa Roh Kudus memperbarui hati dan pikiran manusia, sehingga mereka dapat mencerminkan kasih, kekudusan, dan kebenaran Allah.

4. Implikasi Pemulihan Gambar Allah bagi Kehidupan Kristen

a. Hidup dalam Kekudusan

Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kekudusan sebagai gambar Allah yang telah dipulihkan. Dalam 1 Petrus 1:15-16, Petrus berkata:"Hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu, sama seperti Dia yang memanggil kamu adalah kudus."

b. Mengasihi Sesama

Pemulihan gambar Allah juga memampukan orang percaya untuk mengasihi sesama dengan tulus. Dalam Yohanes 13:34-35, Yesus berkata:"Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu."

c. Mengelola Ciptaan dengan Tanggung Jawab

Sebagai gambar Allah, orang percaya dipanggil untuk mengelola ciptaan dengan bijaksana, memuliakan Allah melalui pekerjaan mereka.

5. Pengharapan dalam Pemulihan yang Sempurna

a. Langit dan Bumi yang Baru

Pemulihan gambar Allah akan mencapai kesempurnaan dalam langit dan bumi yang baru. Dalam Wahyu 21:3-4, Allah berjanji bahwa tidak akan ada lagi dosa, penderitaan, atau maut.

b. Keserupaan dengan Kristus

1 Yohanes 3:2 berkata:"Kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia."

Kesimpulan: Dosa, Pemulihan, dan Pengharapan

Dosa telah merusak gambar Allah dalam manusia, tetapi melalui Kristus, Allah memulihkan gambar-Nya dalam diri umat-Nya. Pemulihan ini adalah proses yang terus berlangsung melalui pekerjaan Roh Kudus, yang akan mencapai kesempurnaannya di langit dan bumi yang baru.

Sebagaimana Roma 8:29 berkata:"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya."

"Segala kemuliaan bagi Allah yang memulihkan gambar-Nya dalam umat-Nya melalui karya penebusan Kristus."

Next Post Previous Post