Nehemia 9:31: Kasih Karunia dan Belas Kasihan Allah yang Kekal

Nehemia 9:31: Kasih Karunia dan Belas Kasihan Allah yang Kekal

Pengantar:

Nehemia 9:31 adalah pernyataan luar biasa tentang kasih karunia dan belas kasihan Allah, yang menyoroti kesetiaan-Nya kepada umat-Nya meskipun mereka sering kali memberontak dan tidak setia. Ayat ini muncul dalam doa pengakuan dosa yang dipanjatkan oleh bangsa Israel setelah mereka kembali dari pembuangan. Artikel ini akan menguraikan Nehemia 9:31 berdasarkan pendapat para pakar teologi, membahas konteks historis, makna teologis, dan relevansinya bagi kehidupan Kristen masa kini.

Berikut adalah teks Nehemia 9:31 (AYT):"Namun, karena kasih karunia-Mu yang besar, Engkau tidak memusnahkan mereka dan tidak meninggalkan mereka, karena Engkau adalah Allah yang murah hati dan penuh belas kasihan."

Konteks Nehemia 9:31

1. Doa Pengakuan Dosa Bangsa Israel

Pasal 9 dari kitab Nehemia adalah doa panjang bangsa Israel, yang mencakup pengakuan dosa mereka dan pengakuan akan kasih setia Allah. Doa ini dipanjatkan dalam pertemuan besar yang diadakan setelah pembacaan Hukum Taurat. Umat menyadari bahwa mereka telah sering memberontak melawan Allah, tetapi Allah terus menunjukkan belas kasihan-Nya.

Leon Morris mencatat bahwa doa ini adalah refleksi mendalam tentang hubungan Allah dengan Israel sepanjang sejarah. Doa ini menunjukkan kesetiaan Allah yang kontras dengan ketidaksetiaan umat-Nya.

2. Bangsa Israel dalam Pembuangan dan Pemulihan

Nehemia 9:31 ditulis dalam konteks sejarah setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan di Babel. Pembuangan adalah akibat dari dosa dan pemberontakan mereka terhadap Allah, tetapi Allah tidak meninggalkan mereka. Melalui kasih karunia-Nya, Allah memulihkan mereka ke tanah perjanjian.

John MacArthur mencatat bahwa Nehemia 9:31 adalah pernyataan yang menunjukkan kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya meskipun umat-Nya tidak setia.

Analisis Nehemia 9:31

1. “Namun, Karena Kasih Karunia-Mu yang Besar”

Frasa ini menekankan bahwa tindakan Allah didasarkan pada kasih karunia-Nya yang melimpah. Kata “kasih karunia” mengacu pada kemurahan Allah yang diberikan kepada umat-Nya, meskipun mereka tidak layak menerimanya.

John Calvin menulis bahwa kasih karunia Allah adalah sumber utama pengampunan dan pemulihan. Calvin mencatat: “Umat Allah tidak diselamatkan karena mereka pantas mendapatkannya, tetapi karena kasih karunia Allah yang melampaui semua pemberontakan mereka.”

2. “Engkau Tidak Memusnahkan Mereka dan Tidak Meninggalkan Mereka”

Allah memiliki hak penuh untuk menghukum Israel atas dosa-dosa mereka, tetapi Ia memilih untuk tidak memusnahkan mereka. Ini menunjukkan kesabaran Allah yang luar biasa dalam menghadapi ketidaktaatan umat-Nya.

R.C. Sproul mencatat bahwa tindakan Allah ini adalah contoh dari belas kasihan-Nya. Dia menulis: “Allah memiliki semua alasan untuk meninggalkan umat-Nya, tetapi kasih-Nya yang besar membuat Dia tetap setia meskipun mereka tidak setia.”

3. “Karena Engkau adalah Allah yang Murah Hati dan Penuh Belas Kasihan”

Karakter Allah yang penuh kasih dan belas kasihan adalah inti dari pernyataan ini. Kata “murah hati” dalam bahasa Ibrani (rahum) menggambarkan kasih yang lembut, seperti kasih seorang ibu kepada anaknya.

Leon Morris mencatat bahwa sifat Allah ini adalah dasar dari hubungan-Nya dengan umat-Nya. Belas kasihan Allah adalah alasan mengapa umat-Nya tetap memiliki pengharapan, meskipun mereka sering gagal menaati perintah-Nya.

Makna Teologis Nehemia 9:31

1. Kesetiaan Allah kepada Perjanjian-Nya

Nehemia 9:31 menunjukkan bahwa Allah tetap setia kepada perjanjian-Nya meskipun umat-Nya sering kali tidak setia. Kesetiaan ini bukan didasarkan pada kebaikan manusia, tetapi pada kasih karunia Allah yang besar.

John MacArthur mencatat bahwa kesetiaan Allah adalah penghiburan terbesar bagi umat-Nya. Dia menulis: “Allah tidak pernah melupakan janji-Nya, meskipun umat-Nya sering kali melupakan kewajiban mereka.”

2. Kasih Karunia sebagai Dasar Pemulihan

Pemulihan Israel setelah pembuangan adalah bukti nyata dari kasih karunia Allah. Dalam kasih karunia-Nya, Allah tidak hanya mengampuni dosa-dosa mereka tetapi juga memulihkan mereka ke tanah perjanjian.

R.C. Sproul menekankan bahwa kasih karunia Allah adalah dasar dari setiap tindakan penyelamatan. Dia mencatat bahwa umat Allah harus selalu bergantung pada kasih karunia ini sebagai sumber pengharapan mereka.

3. Belas Kasihan Allah yang Tak Terbatas

Sifat Allah yang penuh belas kasihan adalah inti dari hubungan-Nya dengan umat-Nya. Belas kasihan Allah tidak pernah habis, bahkan ketika umat-Nya terus memberontak.

John Calvin menulis bahwa belas kasihan Allah adalah bukti bahwa Ia adalah Allah yang panjang sabar dan penuh kasih. Dia mencatat: “Belas kasihan Allah adalah alasan utama mengapa umat-Nya tetap ada, meskipun mereka telah sering memberontak.”

Aplikasi Nehemia 9:31 bagi Kehidupan Kristen

1. Mengandalkan Kasih Karunia Allah

Sebagai orang percaya, kita harus menyadari bahwa kita hidup hanya karena kasih karunia Allah. Setiap tindakan penyelamatan Allah adalah hasil dari kasih karunia-Nya yang besar.

2. Mengakui Belas Kasihan Allah

Nehemia 9:31 mengingatkan kita bahwa Allah adalah pribadi yang penuh belas kasihan. Kita dipanggil untuk mengakui dan mensyukuri belas kasihan ini dalam setiap aspek kehidupan kita.

3. Meneladani Kasih Allah

Sebagai penerima kasih dan belas kasihan Allah, kita dipanggil untuk meneladani kasih ini dalam hubungan kita dengan sesama. Kita harus belajar untuk mengampuni, menunjukkan belas kasihan, dan menjadi saluran kasih Allah bagi dunia.

4. Hidup dengan Kesetiaan kepada Allah

Nehemia 9:31 mengajarkan bahwa meskipun Allah setia kepada umat-Nya, Ia juga menghendaki kesetiaan dari mereka. Kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah sebagai respons terhadap kasih karunia-Nya.

Pandangan Para Pakar tentang Nehemia 9:31

1. John Calvin

Calvin menekankan bahwa kasih karunia Allah adalah tema utama dalam Nehemia 9:31. Dia mencatat bahwa tanpa kasih karunia Allah, umat-Nya tidak akan mampu bertahan.

2. R.C. Sproul

Sproul menyoroti sifat Allah yang penuh belas kasihan dalam ayat ini. Dia menekankan bahwa belas kasihan Allah adalah alasan utama mengapa umat-Nya tetap memiliki pengharapan, meskipun mereka sering gagal menaati perintah-Nya.

3. Leon Morris

Morris mencatat bahwa Nehemia 9:31 adalah pengingat bahwa kasih Allah melampaui dosa umat-Nya. Dia mencatat bahwa belas kasihan Allah adalah inti dari hubungan Allah dengan Israel dan dengan umat-Nya secara keseluruhan.

Kesimpulan

Nehemia 9:31 adalah pengingat yang kuat tentang kasih karunia dan belas kasihan Allah yang besar. Meskipun umat-Nya sering memberontak dan tidak setia, Allah tetap setia kepada perjanjian-Nya, memulihkan mereka melalui kasih dan belas kasihan-Nya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam pengakuan akan kasih karunia Allah, mengandalkan belas kasihan-Nya, dan meneladani kasih-Nya dalam hubungan kita dengan sesama. Melalui ayat ini, kita diajak untuk melihat Allah sebagai sumber pengharapan, pengampunan, dan pemulihan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam komunitas iman.

Next Post Previous Post