Ibrani 12:1-4: Lima Perintah dalam Kehidupan Iman

Ibrani 12:1-4: Lima Perintah dalam Kehidupan Iman

Pengantar:

Ibrani 12:1-4 adalah bagian penting dari surat kepada orang Ibrani yang mengajarkan tentang kehidupan iman Kristen sebagai perlombaan yang membutuhkan ketekunan, pengorbanan, dan fokus kepada Yesus Kristus. Penulis surat ini memberikan lima perintah penting yang dapat diterapkan oleh setiap orang percaya dalam menjalani kehidupan ini. Mari kita mendalami masing-masing perintah tersebut berdasarkan teks Alkitab dan pandangan para teolog Reformed.

A. Dalam ayat-ayat ini, lima perintah utama dapat diidentifikasi:

Dalam Ibrani 12:1-4  ini, lima perintah utama dapat diidentifikasi:

  1. Menanggalkan segala beban dan dosa.
  2. Berlomba dengan tekun.
  3. Memandang kepada Yesus.
  4. Merenungkan pengorbanan Yesus.
  5. Bertekun dalam perjuangan melawan dosa.
1. Menanggalkan Segala Beban dan Dosa

Penulis memulai dengan perintah untuk menanggalkan semua beban dan dosa yang merintangi. Kata "beban" (bahasa Yunani: ogkos) di sini mengacu pada segala sesuatu yang, meskipun mungkin bukan dosa, dapat menghambat perjalanan iman. Pakar teologi William Lane menekankan bahwa istilah ini melibatkan penghalang eksternal dan internal. Beban bisa berupa kebiasaan, komitmen yang tidak esensial, atau rasa takut yang berlebihan.

Selain itu, dosa yang "begitu merintangi" (Yunani: euperistatos hamartia) menunjukkan dosa-dosa tertentu yang dengan mudah menghalangi kemajuan spiritual. John Owen, seorang teolog Puritan, menjelaskan bahwa dosa-dosa ini adalah kelemahan pribadi yang perlu diidentifikasi dan ditinggalkan dengan kuasa Roh Kudus. Owen menyarankan agar orang percaya secara aktif mencari tahu kelemahan mereka melalui doa dan introspeksi.

Dosa dan beban harus dilepaskan agar seorang Kristen dapat berlomba tanpa gangguan. Hal ini mirip dengan seorang atlet yang harus menanggalkan segala pakaian atau peralatan yang dapat memperlambat gerakannya.

2. Berlomba dengan Tekun

Perintah kedua adalah "berlomba dengan tekun." Perjalanan Kristen digambarkan seperti perlombaan maraton, bukan sprint. Ini menunjukkan bahwa kehidupan Kristen membutuhkan ketahanan, ketekunan, dan fokus yang berkelanjutan.

Craig Keener, dalam komentarnya tentang surat Ibrani, menyebut bahwa metafora perlombaan ini merujuk pada pertandingan Yunani kuno yang menuntut para pelari untuk berlatih keras dan fokus sepenuhnya pada tujuan akhir. Hidup Kristen, menurut Keener, adalah tentang perjalanan panjang dengan tujuan yang jelas, yaitu memperoleh mahkota kehidupan.

Kata "tekun" (Yunani: hupomone) di sini menunjukkan kesabaran yang aktif. George Guthrie, seorang ahli Alkitab, menambahkan bahwa ketekunan ini lahir dari keyakinan bahwa Allah setia memimpin umat-Nya. Ketekunan bukan hanya soal bertahan, tetapi juga bertumbuh dan semakin menyerupai Kristus meskipun menghadapi rintangan.

3. Memandang kepada Yesus

Perintah ketiga, "memandang kepada Yesus," adalah inti dari nasihat penulis surat Ibrani. Dalam bahasa Yunani, kata "memandang" (Yunani: aphorao) berarti mengalihkan pandangan dari hal-hal lain untuk fokus sepenuhnya kepada satu objek.

F.F. Bruce dalam komentarnya tentang Ibrani menjelaskan bahwa Yesus adalah "Sang Pemimpin dan Penyempurna iman," artinya Ia adalah teladan dan sumber kekuatan bagi orang percaya. Yesus, yang telah menyelesaikan perlombaan dengan sempurna, menjadi contoh utama bagaimana umat-Nya harus hidup.

Michael Kruger menambahkan bahwa memandang kepada Yesus berarti hidup dengan iman yang tidak tergoyahkan, seperti yang ditunjukkan oleh Yesus dalam penderitaan-Nya di kayu salib. Fokus ini membantu orang percaya untuk mengatasi kekecewaan, kelelahan, dan godaan yang dapat menghentikan perjalanan iman mereka.

4. Merenungkan Pengorbanan Yesus

Perintah keempat adalah "merenungkan Dia." Ibrani 12:3 mengundang orang percaya untuk memikirkan penderitaan Yesus dengan lebih dalam. Dalam bahasa Yunani, kata "merenungkan" (Yunani: analogizomai) berarti mempertimbangkan secara serius atau menganalisis dengan saksama.

Teolog Philip Hughes mencatat bahwa merenungkan pengorbanan Yesus membantu orang percaya menemukan kekuatan baru ketika mereka menghadapi kesulitan. Kristus tidak hanya menanggung penderitaan secara fisik, tetapi juga penghinaan, penolakan, dan perlawanan dari para pendosa.

Hughes berpendapat bahwa penderitaan Yesus adalah bukti kasih-Nya yang sempurna dan ketaatan-Nya kepada kehendak Allah. Ketika orang percaya merenungkan pengorbanan ini, mereka diingatkan akan pengharapan yang kekal dan didorong untuk tidak menyerah.

5. Bertekun dalam Perjuangan Melawan Dosa

Perintah terakhir adalah bertekun dalam perjuangan melawan dosa. Ibrani 12:4 menegaskan bahwa para pembaca belum menghadapi penderitaan yang melibatkan pengorbanan nyawa. Pesan ini bertujuan untuk mendorong mereka agar tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan.

Leon Morris menunjukkan bahwa perjuangan melawan dosa bukan hanya tentang menghindari dosa, tetapi juga tentang menolak kompromi dengan standar duniawi. Penulis surat Ibrani menggunakan bahasa yang kuat untuk menggambarkan perjuangan ini sebagai sesuatu yang serius, seperti pergumulan fisik.

John Piper, seorang pengkhotbah kontemporer, menekankan bahwa perjuangan melawan dosa melibatkan ketergantungan pada kuasa Roh Kudus. Piper mengatakan, "Melawan dosa bukanlah tugas yang dapat dilakukan dengan kekuatan sendiri, tetapi melalui kasih karunia Allah yang bekerja dalam diri kita."

B. Pendapat Pakar Teologi Reformed Mengenai Ibrani 12:1-4: Lima Perintah dalam Kehidupan Iman

1. John Calvin: Menanggalkan Beban dan Dosa yang Merintangi

John Calvin menyoroti perintah pertama, yaitu menanggalkan semua beban dan dosa yang merintangi. Calvin menjelaskan bahwa beban ini tidak selalu berupa dosa langsung, tetapi juga segala sesuatu yang menghambat kita untuk maju dalam iman. Ini bisa mencakup ambisi duniawi, kekhawatiran yang berlebihan, atau keterikatan pada hal-hal yang tidak esensial.

Menurut Calvin, dosa adalah rintangan terbesar yang harus ditanggalkan karena dosa membelenggu kita dan menjauhkan kita dari Allah. Dalam pandangannya, menanggalkan beban dan dosa adalah tindakan yang terus-menerus, di mana umat percaya harus dengan sadar menyerahkan hidup mereka kepada Allah dan memohon kekuatan dari Roh Kudus untuk melawan dosa.

2. R.C. Sproul: Berlomba dengan Tekun

R.C. Sproul menekankan pentingnya perintah kedua, yaitu berlomba dengan tekun dalam perlombaan iman. Sproul mencatat bahwa kehidupan Kristen sering kali digambarkan sebagai perlombaan atau perjuangan, yang membutuhkan ketekunan, disiplin, dan fokus.

Sproul menyoroti bahwa perlombaan ini bukan tentang kecepatan, tetapi tentang ketekunan untuk menyelesaikan perlombaan. Dalam pandangannya, ketekunan adalah bukti dari iman yang sejati, di mana orang percaya tidak menyerah meskipun menghadapi tantangan, penderitaan, atau godaan. Ia juga mencatat bahwa ketekunan hanya mungkin melalui karya Roh Kudus yang memberi kekuatan kepada umat Allah.

3. Herman Bavinck: Menatap kepada Yesus

Herman Bavinck menekankan perintah ketiga, yaitu menatap kepada Yesus sebagai pemimpin dan penyempurna iman. Dalam pandangannya, Yesus adalah teladan sempurna dalam menjalani kehidupan iman. Ia memimpin umat-Nya dengan menjadi teladan dalam ketaatan kepada Allah, bahkan sampai menanggung salib.

Bavinck juga mencatat bahwa Yesus adalah penyempurna iman, yang berarti bahwa iman kita mencapai tujuannya melalui karya penebusan-Nya. Menatap kepada Yesus adalah tindakan iman yang terus-menerus, di mana umat percaya mencari kekuatan, penghiburan, dan inspirasi dari Kristus dalam perjalanan iman mereka.

4. Charles Hodge: Mengingat Ketekunan Kristus

Charles Hodge menyoroti perintah keempat, yaitu mengingat ketekunan Kristus yang menanggung bantahan dari orang-orang berdosa. Hodge mencatat bahwa Yesus menghadapi penghinaan, penolakan, dan penderitaan yang luar biasa, tetapi Ia tetap setia kepada misi-Nya.

Hodge mencatat bahwa mengingat ketekunan Kristus memberikan penghiburan dan dorongan bagi umat percaya untuk bertahan dalam menghadapi tantangan. Jika Yesus, yang tanpa dosa, menanggung begitu banyak penderitaan, maka umat-Nya juga dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya dengan sabar dan setia.

5. Michael Horton: Bertahan dalam Pergumulan Melawan Dosa

Michael Horton menekankan perintah kelima, yaitu bertahan dalam pergumulan melawan dosa. Horton mencatat bahwa penulis Kitab Ibrani mengingatkan umat percaya bahwa mereka belum sampai mencucurkan darah dalam melawan dosa. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan melawan dosa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan Kristen.

Horton mencatat bahwa pergumulan melawan dosa memerlukan ketekunan dan kebergantungan pada kasih karunia Allah. Ia juga menekankan bahwa pergumulan ini adalah bagian dari proses pengudusan, di mana umat percaya bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus melalui disiplin rohani, doa, dan pembacaan firman Allah.

6. Sinclair Ferguson: Sukacita dalam Ketekunan

Sinclair Ferguson menyoroti bahwa sukacita adalah tema utama yang mendasari kelima perintah dalam Ibrani 12:1-4. Ia mencatat bahwa Yesus menjalani salib “karena sukacita yang disediakan bagi-Nya.” Sukacita ini berasal dari kesadaran bahwa penderitaan-Nya akan membawa keselamatan bagi umat pilihan-Nya.

Ferguson menekankan bahwa umat percaya juga dapat menemukan sukacita dalam ketekunan mereka, mengetahui bahwa perlombaan iman mereka bukanlah sia-sia, tetapi membawa mereka kepada kehidupan kekal. Sukacita ini memberi kekuatan untuk menanggalkan beban, berlomba dengan tekun, menatap kepada Yesus, dan bertahan dalam pergumulan melawan dosa.

7. Tim Keller: Hidup dengan Fokus pada Kristus

Tim Keller menekankan bahwa Ibrani 12:1-4 mengajarkan umat percaya untuk hidup dengan fokus yang penuh kepada Kristus. Ia mencatat bahwa dunia sering kali menawarkan banyak gangguan yang dapat mengalihkan perhatian kita dari tujuan iman kita. Namun, menatap kepada Yesus memberi kita perspektif yang benar tentang hidup dan penderitaan.

Keller juga mencatat bahwa mengingat ketekunan Kristus memberikan kekuatan bagi umat percaya untuk bertahan dalam penderitaan. Ia menekankan bahwa penderitaan kita tidak sebanding dengan apa yang telah Kristus tanggung, dan pengorbanan-Nya menjadi sumber penghiburan dan kekuatan bagi kita.

Kesimpulan: Hidup dalam Ketekunan dan Fokus pada Kristus

Kelima perintah dalam Ibrani 12:1-4 membentuk panduan praktis bagi orang percaya yang ingin menjalani hidup Kristen dengan tekun dan berbuah. Menanggalkan beban dan dosa, berlomba dengan tekun, memandang kepada Yesus, merenungkan pengorbanan-Nya, dan bertekun melawan dosa adalah langkah-langkah yang saling berkaitan untuk hidup yang berkenan kepada Allah.

Para pakar teologi sepakat bahwa ayat-ayat ini menegaskan pentingnya fokus, ketekunan, dan ketergantungan pada kasih karunia Allah. Dengan mematuhi perintah-perintah ini, umat percaya dapat menjalani perjalanan iman mereka dengan penuh pengharapan, mengetahui bahwa Allah adalah sumber kekuatan mereka.

Sebagai refleksi pribadi, mari kita merenungkan bagaimana kita dapat mengaplikasikan nasihat ini dalam kehidupan sehari-hari. Apakah ada beban atau dosa yang perlu kita lepaskan? Apakah kita dengan tekun berlari dalam perlombaan iman, atau justru kita tergoda untuk menyerah? Mari kita memandang kepada Yesus, sumber pengharapan dan keselamatan kita, serta terus berjuang melawan dosa dengan kuasa Roh Kudus.

Next Post Previous Post