Kehendak Allah yang Dinyatakan dan yang Tersembunyi

Kehendak Allah yang Dinyatakan dan yang Tersembunyi

Pendahuluan:

Dalam teologi Kristen, salah satu tema yang menantang tetapi sangat penting untuk dipahami adalah kehendak Allah. Kehendak Allah sering dibedakan menjadi dua kategori utama: kehendak Allah yang dinyatakan (revealed will) dan kehendak Allah yang tersembunyi (hidden will). Keduanya adalah aspek dari satu kehendak ilahi yang sempurna dan tidak terbagi, namun perbedaannya membantu kita memahami bagaimana Allah bekerja dalam dunia dan bagaimana manusia harus menanggapi-Nya. Artikel ini akan mengeksplorasi konsep ini melalui pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, R.C. Sproul, dan Jonathan Edwards, sambil membahas implikasinya dalam kehidupan iman.

1. Memahami Kehendak Allah: Dinyatakan vs Tersembunyi

Dalam Alkitab, gagasan tentang kehendak Allah terbagi menjadi dua dimensi utama:

  • Kehendak Allah yang dinyatakan adalah apa yang Allah telah ungkapkan kepada manusia melalui Firman-Nya, baik secara eksplisit dalam Kitab Suci maupun dalam hukum moral yang tertanam dalam hati nurani manusia.
  • Kehendak Allah yang tersembunyi adalah rencana dan tujuan Allah yang tidak sepenuhnya diungkapkan kepada manusia, melainkan diketahui hanya oleh Allah sendiri (Ulangan 29:29).

Ayat yang sering dikutip sebagai dasar doktrin ini adalah Ulangan 29:29:"Hal-hal yang tersembunyi adalah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan adalah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memiliki tujuan dan rencana yang melampaui pemahaman manusia, namun Ia juga telah memberikan pengetahuan yang cukup kepada umat-Nya untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya yang dinyatakan.

2. John Calvin: Allah yang Berdaulat dan Tidak Terselidiki

John Calvin, dalam karya utamanya Institutes of the Christian Religion, sering berbicara tentang kehendak Allah yang tersembunyi dan dinyatakan. Calvin menekankan bahwa Allah adalah Penguasa yang berdaulat atas segala sesuatu, dan segala yang terjadi di dunia ini berada dalam kendali-Nya yang mutlak.

Menurut Calvin, kehendak Allah yang tersembunyi adalah misteri yang tidak dapat diselidiki oleh manusia. Ia menulis:"Kehendak Allah adalah sebab utama dari segala sesuatu yang ada, tetapi cara kerjanya sering kali tersembunyi dari kita."

Namun, Calvin juga menegaskan pentingnya fokus pada kehendak Allah yang dinyatakan, yaitu Firman-Nya. Manusia tidak dipanggil untuk berspekulasi tentang apa yang tidak diungkapkan, tetapi untuk menaati apa yang telah Allah nyatakan. Calvin memperingatkan terhadap rasa ingin tahu yang berlebihan tentang rahasia Allah, karena itu dapat membawa manusia pada kesesatan dan kebingungan.

3. Herman Bavinck: Allah yang Mahabijaksana

Herman Bavinck, seorang teolog Reformed Belanda, memberikan pendekatan yang seimbang dalam memahami kehendak Allah yang dinyatakan dan tersembunyi. Dalam Reformed Dogmatics, ia menyatakan bahwa kehendak Allah adalah satu dan tidak terbagi, tetapi karena keterbatasan manusia, kita melihatnya dalam dua aspek.

Bavinck menjelaskan bahwa kehendak tersembunyi Allah mencakup rencana providensial-Nya yang tidak dapat digagalkan, termasuk semua hal yang terjadi dalam sejarah, baik yang baik maupun yang jahat. Sementara itu, kehendak yang dinyatakan adalah hukum Allah, Injil, dan janji-janji-Nya yang diberikan untuk dituruti oleh umat-Nya.

Ia menulis:"Dalam kehendak-Nya yang dinyatakan, Allah menyatakan apa yang Ia kehendaki untuk dilakukan manusia; dalam kehendak-Nya yang tersembunyi, Ia mengerjakan segala sesuatu menurut rencana-Nya yang bijaksana."

Bavinck juga menekankan bahwa kehendak tersembunyi Allah tidak pernah bertentangan dengan kehendak-Nya yang dinyatakan, meskipun manusia sering kali tidak dapat memahami bagaimana keduanya bersatu.

4. Louis Berkhof: Kehendak Dekretif dan Kehendak Preseptif

Louis Berkhof dalam Systematic Theology memberikan penjelasan yang lebih terstruktur tentang kehendak Allah dengan membagi konsep ini menjadi kehendak dekretif (decretive will) dan kehendak preseptif (preceptive will).

  • Kehendak dekretif merujuk pada keputusan Allah yang kekal dan tidak dapat digagalkan, yang meliputi semua peristiwa dalam sejarah. Kehendak ini sering kali tersembunyi sampai akhirnya terjadi.
  • Kehendak preseptif adalah perintah Allah yang dinyatakan dalam Firman-Nya, yang mengatur bagaimana manusia harus hidup di hadapan Allah.

Berkhof menjelaskan bahwa kehendak dekretif Allah pasti akan terlaksana karena kekuasaan dan kedaulatan-Nya. Sebaliknya, kehendak preseptif dapat dilanggar oleh manusia, karena Allah memberikan kebebasan moral kepada manusia untuk memilih menaati atau memberontak terhadap perintah-Nya.

Namun, Berkhof menegaskan bahwa pelanggaran manusia terhadap kehendak preseptif tidak pernah menggagalkan kehendak dekretif Allah. Allah, dalam hikmat-Nya, menggunakan bahkan dosa manusia untuk mencapai tujuan-Nya yang lebih besar.

5. Jonathan Edwards: Kehendak Allah dalam Rencana Kekal

Jonathan Edwards, seorang teolog Reformed Amerika, memberikan pandangan yang mendalam tentang kehendak Allah dalam konteks rencana kekal-Nya. Dalam karyanya The Freedom of the Will, Edwards menegaskan bahwa kehendak Allah yang tersembunyi adalah dasar dari segala sesuatu yang terjadi, termasuk kejatuhan manusia dan penebusan di dalam Kristus.

Edwards mengajarkan bahwa Allah tidak hanya mengizinkan kejahatan terjadi, tetapi mengaturnya sedemikian rupa untuk membawa kemuliaan yang lebih besar. Ia menulis:"Allah dalam hikmat-Nya yang tak terbatas mengatur semua hal untuk memanifestasikan kemuliaan-Nya yang terbesar."

Namun, Edwards juga menekankan pentingnya kehendak Allah yang dinyatakan, yang memberikan pedoman moral dan spiritual bagi manusia. Ia percaya bahwa respons manusia terhadap kehendak yang dinyatakan menunjukkan hubungan mereka dengan Allah.

6. R.C. Sproul: Kedaulatan dan Tanggung Jawab Manusia

R.C. Sproul, dalam banyak tulisan dan pengajarannya, menjelaskan bagaimana kehendak Allah yang tersembunyi dan dinyatakan saling melengkapi. Dalam bukunya Chosen by God, ia menegaskan bahwa Allah adalah Penguasa yang berdaulat atas seluruh ciptaan, dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi di luar kehendak-Nya.

Namun, Sproul juga mengingatkan bahwa manusia tidak dipanggil untuk memahami seluruh kehendak Allah yang tersembunyi. Sebaliknya, kita harus fokus pada ketaatan terhadap kehendak Allah yang dinyatakan. Ia berkata:"Kita tidak dipanggil untuk mengetahui rahasia Allah, tetapi untuk menaati apa yang telah Ia nyatakan dalam Firman-Nya."

Sproul juga menyoroti bagaimana kedaulatan Allah tidak menghilangkan tanggung jawab manusia. Ia percaya bahwa meskipun Allah telah menetapkan segala sesuatu, manusia tetap bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka, sesuai dengan kehendak Allah yang dinyatakan.

7. Implikasi Doktrin Kehendak Allah dalam Kehidupan Orang Percaya

Pemahaman tentang kehendak Allah yang dinyatakan dan tersembunyi memiliki beberapa implikasi praktis bagi kehidupan iman:

  1. Kepercayaan pada Kedaulatan Allah
    Kehendak tersembunyi Allah mengajarkan kita untuk mempercayai-Nya bahkan dalam situasi yang sulit atau membingungkan. Kita mungkin tidak selalu memahami rencana Allah, tetapi kita dapat yakin bahwa Ia bekerja untuk kebaikan kita (Roma 8:28).

  2. Ketaatan kepada Firman Allah
    Kehendak yang dinyatakan memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana kita harus hidup. Fokus utama kita bukanlah mencoba menebak rencana tersembunyi Allah, tetapi menaati perintah-Nya yang jelas dalam Alkitab.

  3. Kerendahan Hati
    Doktrin ini mengingatkan kita akan keterbatasan pemahaman manusia. Kita dipanggil untuk berserah kepada hikmat Allah yang tak terbatas, sambil menjalani hidup dengan kerendahan hati.

  4. Penghiburan dalam Kesulitan
    Mengetahui bahwa Allah memiliki kehendak yang tersembunyi dapat memberikan penghiburan dalam penderitaan. Bahkan ketika kita tidak memahami alasan di balik peristiwa tertentu, kita dapat mempercayai hikmat dan kasih Allah yang sempurna.

8. Ketegangan Antara Misteri dan Tanggung Jawab

Salah satu tantangan dalam memahami kehendak Allah adalah ketegangan antara misteri kehendak tersembunyi-Nya dan tanggung jawab manusia terhadap kehendak yang dinyatakan. Doktrin ini tidak memberikan jawaban yang sederhana, tetapi menuntun kita untuk hidup dalam iman, ketaatan, dan pengharapan.

Sebagaimana dijelaskan oleh teolog Reformed, kehendak tersembunyi Allah adalah misteri yang tidak seharusnya menjadi objek spekulasi, tetapi menjadi alasan untuk berserah dan percaya kepada-Nya. Di sisi lain, kehendak yang dinyatakan menuntut tanggapan aktif dari manusia untuk hidup sesuai dengan kebenaran yang telah Allah nyatakan.

Kesimpulan

Doktrin tentang kehendak Allah yang dinyatakan dan tersembunyi adalah salah satu pilar penting dalam teologi Reformed. Ia mengajarkan keseimbangan antara kedaulatan Allah yang tidak terbatas dan tanggung jawab manusia dalam menaati perintah-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dipanggil untuk berpegang pada Firman Allah sebagai pedoman utama, sambil mempercayakan segala misteri kepada Allah yang berdaulat. Seperti yang dikatakan oleh nabi Yesaya dalam Yesaya 55:8-9:
"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Sebab seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."

Kiranya doktrin ini menuntun kita untuk hidup dengan iman, ketaatan, dan kepercayaan penuh kepada Allah yang mahakuasa dan penuh kasih. Amin.

Next Post Previous Post