Kerajaan Mediasi bagi Orang Percaya
Pendahuluan:
Dalam teologi Reformed, konsep kerajaan mediasi atau the mediatorial kingdom adalah tema penting yang membahas tentang pemerintahan Yesus Kristus sebagai Raja atas dunia melalui peran-Nya sebagai pengantara atau mediator antara Allah dan manusia. Kerajaan ini bukan hanya tentang otoritas Kristus atas dunia ciptaan, tetapi juga tentang peran-Nya sebagai pusat rencana keselamatan Allah. Artikel ini mengeksplorasi doktrin kerajaan mediasi berdasarkan pandangan para pakar teologi Reformed, dengan menyoroti dasar alkitabiah, sifat kerajaan ini, dan implikasinya bagi kehidupan Kristen.
1. Definisi Kerajaan Mediasi
a. Apa Itu Kerajaan Mediasi?
Kerajaan mediasi merujuk pada pemerintahan Yesus Kristus sebagai mediator dalam rencana keselamatan Allah. Sebagai Raja, Yesus bertindak sebagai penghubung antara Allah dan manusia, membawa pemerintahan Allah ke dunia melalui karya penebusan-Nya. Dalam 1 Timotius 2:5, Paulus menulis, "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus."
John Calvin menjelaskan bahwa Kristus memiliki peran unik sebagai Raja, Imam, dan Nabi. Sebagai Raja, Dia memerintah atas umat-Nya dan seluruh dunia. Sebagai mediator, Dia menjalankan pemerintahan ini dengan tujuan untuk mendamaikan manusia dengan Allah dan membawa mereka ke dalam kerajaan Allah yang kekal.
b. Hubungan dengan Kerajaan Allah
Kerajaan mediasi adalah bagian integral dari konsep kerajaan Allah. Anthony Hoekema menjelaskan bahwa kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah yang berdaulat atas seluruh ciptaan, tetapi kerajaan mediasi lebih spesifik merujuk pada peran Kristus dalam membawa kehendak Allah ke dunia melalui penebusan dan pemulihan.
2. Dasar Alkitabiah Kerajaan Mediasi
a. Janji Mesianik dalam Perjanjian Lama
Dasar alkitabiah kerajaan mediasi dimulai dengan janji Mesianik dalam Perjanjian Lama. Dalam 2 Samuel 7:12-16, Allah berjanji kepada Daud bahwa keturunannya akan mendirikan kerajaan yang kekal. Janji ini digenapi dalam Yesus Kristus, keturunan Daud yang menjadi Raja atas seluruh ciptaan.
Mazmur 2 juga berbicara tentang pemerintahan Mesias yang diurapi oleh Allah: "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" (Mazmur 2:6). R.C. Sproul menekankan bahwa pasal ini menunjukkan otoritas Kristus sebagai Raja dalam rencana Allah yang kekal.
b. Pemenuhan dalam Yesus Kristus
Dalam Perjanjian Baru, Yesus dengan jelas mengumumkan kedatangan kerajaan Allah. Dalam Markus 1:15, Yesus berkata, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Yesus adalah penggenapan dari janji-janji Mesianik. Dalam Wahyu 11:15, kita membaca, "Pemerintahan atas dunia telah menjadi pemerintahan Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai Raja sampai selama-lamanya." Sebagai mediator, Yesus mendirikan kerajaan ini melalui kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke surga.
3. Sifat Kerajaan Mediasi
a. Kerajaan Rohani dan Universal
Teologi Reformed menekankan bahwa kerajaan mediasi adalah kerajaan rohani yang melampaui batas-batas duniawi. Herman Bavinck menjelaskan bahwa kerajaan ini bukan tentang kekuasaan politik, tetapi pemerintahan Kristus yang mencakup hati dan hidup umat-Nya.
Namun, kerajaan ini juga bersifat universal. Yesus memiliki otoritas atas seluruh ciptaan, sebagaimana dinyatakan dalam Matius 28:18: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi." Pemerintahan-Nya mencakup segala aspek kehidupan, baik rohani maupun duniawi.
b. Kerajaan yang Sudah dan Belum Terjadi
Kerajaan mediasi memiliki dimensi sudah dan belum. Anthony Hoekema menulis bahwa kerajaan ini sudah dimulai melalui karya Kristus di dunia, tetapi akan mencapai kepenuhannya pada saat Kristus kembali. Dalam 1 Korintus 15:24-25, Paulus menggambarkan bagaimana Kristus akan menyerahkan kerajaan kepada Allah Bapa setelah semua musuh-Nya dikalahkan.
c. Kerajaan yang Didirikan atas Dasar Penebusan
Kerajaan mediasi tidak dapat dipisahkan dari karya penebusan Kristus. Charles Hodge menekankan bahwa kerajaan ini didirikan melalui kematian Kristus di kayu salib, di mana Dia membayar harga untuk dosa-dosa umat-Nya dan mengalahkan kuasa dosa dan maut. Kebangkitan Kristus adalah bukti bahwa kerajaan ini telah dimulai, dan kedatangan-Nya kembali akan menegakkan kerajaan ini secara penuh.
4. Peran Kristus dalam Kerajaan Mediasi
a. Kristus Sebagai Raja
Sebagai Raja, Kristus memerintah atas umat-Nya dengan kasih dan keadilan. Dalam Yohanes 18:36, Yesus berkata, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini." John Calvin menulis bahwa pemerintahan Kristus bersifat rohani, tetapi memiliki implikasi nyata dalam kehidupan umat-Nya, karena Dia memimpin mereka dalam kebenaran dan kekudusan.
b. Kristus Sebagai Imam
Sebagai mediator, Kristus juga berperan sebagai Imam Besar yang membawa umat-Nya mendekat kepada Allah. Dalam Ibrani 7:25, kita membaca bahwa Kristus "selalu hidup untuk menjadi pengantara mereka." R.C. Sproul menekankan bahwa peran ini penting dalam kerajaan mediasi, karena hubungan antara Allah dan manusia hanya dapat dipulihkan melalui pengorbanan Kristus.
c. Kristus Sebagai Nabi
Kristus juga berperan sebagai Nabi yang menyatakan kehendak Allah kepada umat-Nya. Dalam kerajaan mediasi, Dia mengajarkan kebenaran Allah, membawa terang kepada dunia, dan memimpin umat-Nya dalam jalan keselamatan.
5. Implikasi Kerajaan Mediasi bagi Orang Percaya
a. Hidup dalam Ketaatan kepada Kristus
Sebagai bagian dari kerajaan mediasi, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Kristus sebagai Raja mereka. Dalam Yohanes 14:15, Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." Ketaatan ini adalah respons iman kepada kasih karunia Kristus yang telah menebus kita.
b. Misi untuk Memperluas Kerajaan Allah
Kerajaan mediasi juga membawa tanggung jawab misi bagi orang percaya. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memberikan Amanat Agung untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa. Anthony Hoekema menjelaskan bahwa tugas gereja adalah menjadi alat Kristus untuk membawa lebih banyak orang ke dalam kerajaan-Nya.
c. Pengharapan dalam Kekekalan
Kerajaan mediasi memberikan pengharapan akan masa depan. Orang percaya hidup dengan keyakinan bahwa Kristus akan kembali untuk menegakkan kerajaan-Nya secara penuh. Dalam Wahyu 21:1-4, kita membaca tentang langit baru dan bumi baru di mana Kristus akan memerintah sebagai Raja atas segala sesuatu, membawa damai dan sukacita kekal kepada umat-Nya.
6. Tantangan dalam Menghidupi Kerajaan Mediasi
a. Konflik dengan Dunia
Kerajaan mediasi sering kali bertentangan dengan nilai-nilai dunia. R.C. Sproul mencatat bahwa orang percaya menghadapi tantangan untuk hidup sesuai dengan standar kerajaan Allah di tengah dunia yang berdosa. Namun, Kristus memberikan kuasa kepada umat-Nya untuk bertahan dan menjadi saksi-Nya.
b. Ketidaksabaran dalam Menantikan Kepenuhan Kerajaan
Banyak orang percaya merasa sulit untuk menunggu kepenuhan kerajaan mediasi. Namun, Herman Bavinck mengingatkan bahwa kehidupan Kristen adalah perjalanan iman yang menantikan janji Allah dengan sabar, percaya bahwa waktu Allah adalah yang terbaik.
Penutup: Kerajaan Mediasi dalam Terang Injil
Kerajaan mediasi adalah inti dari pemerintahan Yesus Kristus sebagai Raja, Imam, dan Nabi yang membawa rencana keselamatan Allah ke dalam dunia. Dalam perspektif teologi Reformed, kerajaan ini memberikan pengharapan, arahan, dan kekuatan bagi orang percaya untuk hidup dalam ketaatan kepada Kristus dan memberitakan Injil kepada dunia.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup sebagai warga kerajaan mediasi, menunjukkan kasih dan kebenaran Kristus dalam setiap aspek kehidupan kita. Sebagaimana Paulus menulis dalam 1 Korintus 15:57-58, "Syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!"
Catatan: Berdoalah agar Roh Kudus memberikan pengertian dan kekuatan untuk hidup sebagai bagian dari kerajaan mediasi Kristus, sehingga hidup kita memuliakan Allah dan membawa lebih banyak orang kepada-Nya.