The Way of Life: Reformed Theology
Pendahuluan:
Dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Pernyataan ini memberikan dasar yang kokoh bagi teologi Reformed dalam memahami "The Way of Life" sebagai jalan hidup Kristen yang berpusat pada Kristus. Jalan hidup ini tidak hanya menyangkut keselamatan tetapi juga bagaimana orang percaya hidup setiap hari dalam persekutuan dengan Allah dan menaati kehendak-Nya.
Artikel ini akan membahas konsep The Way of Life dari perspektif teologi Reformed, termasuk maknanya, penerapannya, dan relevansinya bagi kehidupan umat percaya.
1. Jalan Hidup Kristen: Dasar Teologi Reformed
a. Kristus sebagai Jalan Hidup
Dalam teologi Reformed, jalan hidup Kristen dimulai dan berpusat pada Yesus Kristus. John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menyatakan bahwa hanya melalui Kristus manusia dapat menemukan keselamatan dan hidup yang sejati. Kristus adalah mediator antara Allah dan manusia, dan hanya melalui karya-Nya manusia dapat berdamai dengan Allah.
Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menyebut bahwa jalan hidup Kristen bukanlah sekadar jalan etis atau moral, tetapi hubungan hidup dengan Kristus. Hidup Kristen adalah perjalanan yang dimulai dengan regenerasi oleh Roh Kudus, dilanjutkan dengan pengudusan, dan berakhir dengan kemuliaan kekal.
b. Jalan yang Dilandasi oleh Anugerah Allah
Teologi Reformed menekankan bahwa jalan hidup Kristen sepenuhnya didasarkan pada anugerah Allah. Efesus 2:8-9 menyatakan bahwa keselamatan adalah karunia Allah, bukan hasil usaha manusia. R.C. Sproul, dalam Saved by Grace, menjelaskan bahwa hidup Kristen adalah perjalanan yang terus-menerus bergantung pada anugerah Allah, dari awal hingga akhir.
2. Jalan Hidup yang Dimulai dengan Pertobatan
a. Pertobatan Sebagai Pintu Masuk
Jalan hidup Kristen dimulai dengan pertobatan. Dalam Markus 1:15, Yesus berkata, "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Thomas Watson, dalam bukunya The Doctrine of Repentance, menyatakan bahwa pertobatan sejati melibatkan kebencian terhadap dosa, penyesalan yang mendalam, dan perubahan arah hidup. Pertobatan bukanlah satu peristiwa, tetapi proses yang berlangsung seumur hidup.
b. Regenerasi sebagai Karya Allah
Teologi Reformed mengajarkan bahwa pertobatan hanya mungkin terjadi melalui regenerasi, yaitu kelahiran baru oleh Roh Kudus. John Owen, dalam The Holy Spirit, menekankan bahwa regenerasi adalah awal dari hidup baru di dalam Kristus. Ini adalah pekerjaan Allah yang menghidupkan hati manusia yang mati secara rohani sehingga mampu merespons panggilan Injil.
3. Jalan Hidup dalam Pengudusan
a. Hidup yang Dipimpin oleh Roh Kudus
Setelah mengalami pertobatan dan kelahiran baru, umat percaya dipanggil untuk hidup dalam pengudusan. Roma 8:14 menyatakan, "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah." Sinclair Ferguson, dalam bukunya The Holy Spirit, menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah sumber kekuatan yang memampukan umat percaya untuk hidup kudus dan menaati firman Allah.
b. Hidup dalam Kekudusan
1 Petrus 1:16 memerintahkan umat percaya untuk menjadi kudus, seperti Allah adalah kudus. J.C. Ryle, dalam bukunya Holiness, menekankan bahwa kekudusan adalah tanda nyata dari kehidupan Kristen yang sejati. Kekudusan bukanlah pilihan, tetapi panggilan yang harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan.
c. Hidup dalam Buah Roh
Galatia 5:22-23 menyebut bahwa hidup Kristen yang sejati menghasilkan buah Roh, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, dan penguasaan diri. Jonathan Edwards, dalam tulisannya Religious Affections, menyatakan bahwa buah Roh adalah bukti dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati umat percaya dan tanda dari iman sejati.
4. Jalan Hidup yang Ditandai oleh Kasih dan Ketaatan
a. Kasih kepada Allah dan Sesama
Yesus merangkum seluruh hukum Taurat dalam dua perintah: kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama (Matius 22:37-40). Timothy Keller, dalam bukunya Generous Justice, menyebut bahwa kasih kepada sesama adalah manifestasi dari kasih kepada Allah. Hidup Kristen yang sejati selalu ditandai oleh kasih yang aktif, yang melayani sesama tanpa pamrih.
b. Ketaatan kepada Firman Allah
Yohanes 14:15 menyatakan, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." Teologi Reformed menekankan bahwa ketaatan adalah respons alami dari hati yang telah diperbarui oleh Allah. Francis Turretin, dalam Institutes of Elenctic Theology, menjelaskan bahwa ketaatan kepada firman Allah adalah tanda kasih kepada-Nya dan bukti dari iman yang hidup.
5. Jalan Hidup dalam Peperangan Rohani
a. Melawan Dosa dan Godaan
Hidup Kristen sering digambarkan sebagai peperangan rohani melawan dosa, dunia, dan Iblis. Efesus 6:12-13 mengingatkan umat percaya untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah agar dapat bertahan melawan tipu daya Iblis. John Bunyan, dalam The Pilgrim's Progress, menggambarkan perjalanan hidup Kristen sebagai perjalanan penuh tantangan tetapi dipimpin oleh iman dan harapan kepada Allah.
b. Ketekunan Hingga Akhir
Teologi Reformed menekankan pentingnya ketekunan hingga akhir. Ibrani 12:1-2 mengingatkan umat percaya untuk berlari dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi mereka. Anthony Hoekema, dalam Saved by Grace, menyatakan bahwa ketekunan bukanlah usaha manusia semata, tetapi hasil dari karya Allah yang memampukan umat percaya untuk bertahan.
6. Jalan Hidup yang Berakhir dalam Kemuliaan
a. Harapan Kekal di dalam Kristus
Jalan hidup Kristen tidak berakhir di dunia ini tetapi mengarah kepada kemuliaan bersama Allah di kekekalan. Filipi 3:20-21 mengingatkan umat percaya bahwa kewarganegaraan mereka ada di surga. Michael Horton, dalam bukunya Pilgrim Theology, menyebut bahwa hidup di dunia ini adalah persiapan untuk hidup yang akan datang.
b. Hidup yang Dipenuhi dengan Sukacita Kekal
Yesaya 35:8-10 menggambarkan jalan hidup umat Allah sebagai jalan kudus yang mengarah kepada sukacita abadi. Jonathan Edwards, dalam khotbahnya Heaven is a World of Love, menyatakan bahwa hidup kekal bersama Allah adalah puncak dari perjalanan hidup Kristen, di mana umat percaya akan menikmati kasih Allah tanpa batas.
7. Relevansi Jalan Hidup Kristen bagi Kehidupan Modern
a. Hidup Berfokus pada Kristus
Dalam dunia yang penuh dengan distraksi, jalan hidup Kristen mengarahkan umat percaya untuk memusatkan hidup mereka pada Kristus. Kevin DeYoung, dalam bukunya Crazy Busy, menekankan bahwa hidup yang berpusat pada Kristus memberikan arah dan makna yang sejati.
b. Melayani di Dunia tetapi Tidak Menjadi Bagian dari Dunia
Jalan hidup Kristen memanggil umat percaya untuk menjadi terang dan garam dunia (Matius 5:13-16), tetapi tetap hidup dengan standar Allah. Dalam The Reformed Pastor, Richard Baxter menyebut bahwa hidup Kristen yang sejati adalah kesaksian bagi dunia tentang kasih dan kekudusan Allah.
Kesimpulan
The Way of Life dalam perspektif teologi Reformed adalah jalan hidup yang dimulai dengan pertobatan, dipimpin oleh Roh Kudus, dan ditandai dengan kasih, ketaatan, serta ketekunan. Hidup ini berpusat pada Kristus sebagai jalan, kebenaran, dan hidup, yang mengarahkan umat percaya kepada pengharapan kekal bersama Allah.
Melalui pengajaran teologi Reformed, umat percaya diingatkan bahwa jalan hidup Kristen adalah perjalanan yang penuh tantangan tetapi dipenuhi dengan anugerah Allah. Dengan berjalan dalam iman, kasih, dan ketaatan, umat percaya dapat menjalani hidup yang memuliakan Allah dan membawa mereka kepada tujuan akhir: kemuliaan kekal bersama-Nya.