Yohanes 8:59: Upaya Membunuh Yesus dan Respons Iman
Pendahuluan:
Yohanes 8:59 (AYT):"Karena itu, mereka mengambil batu untuk melempari Dia, tetapi Yesus menyembunyikan diri dan meninggalkan Bait Allah."
Ayat ini mencatat salah satu momen paling intens dalam pelayanan Yesus di mana Dia menghadapi ancaman langsung terhadap nyawa-Nya. Respons orang-orang Yahudi ini muncul sebagai reaksi terhadap klaim Yesus tentang keilahian-Nya, terutama setelah Dia berkata, "Sebelum Abraham ada, Aku sudah ada" (Yohanes 8:58). Pernyataan ini menegaskan identitas-Nya sebagai Allah yang kekal, yang dalam pandangan orang Yahudi adalah penghujatan, sehingga mereka berusaha untuk membunuh-Nya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas Yohanes 8:59 secara mendalam berdasarkan konteks teologi Reformed, termasuk implikasi teologis, pandangan para pakar, dan bagaimana ayat ini relevan bagi iman Kristen masa kini.
1. Konteks Yohanes 8:59
a. Diskusi tentang Identitas Yesus
Pasal 8 Injil Yohanes penuh dengan percakapan yang membahas identitas Yesus, hubungan-Nya dengan Bapa, dan klaim-Nya sebagai terang dunia (Yohanes 8:12). Diskusi ini memuncak ketika Yesus dengan tegas menyatakan keberadaan kekal-Nya sebagai "Aku adalah" (Yohanes 8:58), merujuk pada nama Allah dalam Perjanjian Lama (Keluaran 3:14).
b. Reaksi Orang Yahudi
Setelah mendengar klaim Yesus, orang-orang Yahudi menganggap-Nya melakukan penghujatan. Dalam tradisi Yahudi, penghujatan adalah dosa berat yang pantas dihukum mati dengan cara dilempari batu (Imamat 24:16). Oleh karena itu, respons mereka untuk melempari Yesus dengan batu mencerminkan ketidakpercayaan mereka terhadap klaim-Nya sebagai Allah.
2. Analisis Ayat
a. "Karena itu, mereka mengambil batu untuk melempari Dia"
Motif Kekerasan atas Klaim Keilahian Yesus Tindakan mengambil batu menunjukkan ketidakpercayaan mereka terhadap Yesus dan penolakan keras atas klaim-Nya. Dalam teologi Reformed, ini adalah contoh dari kebutaan rohani manusia akibat dosa, yang membuat mereka menolak terang kebenaran.
Kesalahan dalam Pemahaman Teologis Orang Yahudi gagal memahami bahwa Yesus adalah penggenapan janji Mesianik dan penyingkapan langsung dari Allah. John Calvin menulis:
"Ketika hati manusia dikuasai oleh kebencian, mereka tidak mampu melihat kebenaran, bahkan ketika kebenaran itu berdiri di hadapan mereka."
b. "Tetapi Yesus menyembunyikan diri dan meninggalkan Bait Allah"
Kuasa dan Hikmat Yesus Tindakan Yesus untuk menyembunyikan diri dan meninggalkan Bait Allah menunjukkan hikmat dan kedaulatan-Nya. Meskipun menghadapi ancaman, Yesus memilih untuk tidak menggunakan kekuatan-Nya secara demonstratif, tetapi tetap menjalankan misi-Nya sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh Bapa.
Ketundukan pada Rencana Allah Dalam teologi Reformed, tindakan Yesus menunjukkan ketundukan-Nya pada rencana penebusan Allah. Waktunya untuk menyerahkan diri belum tiba, karena salib adalah tujuan akhir dari kedatangan-Nya ke dunia, bukan kematian melalui penghukuman spontan.
3. Tafsiran dalam Teologi Reformed
a. Kedaulatan Kristus
Teologi Reformed menekankan bahwa Yesus sepenuhnya mengontrol situasi, meskipun tampak seolah-olah orang Yahudi yang berkuasa. R.C. Sproul menulis:"Yesus tidak hanya mengetahui apa yang akan terjadi, tetapi Dia juga mengarahkan peristiwa-peristiwa itu sesuai dengan rencana kekal-Nya."
b. Kebencian Dunia terhadap Terang
Orang Yahudi yang berusaha membunuh Yesus menggambarkan kebencian dunia terhadap terang Injil. John Calvin mencatat bahwa tindakan mereka adalah ekspresi dari hati yang memberontak terhadap Allah:"Kebencian terhadap Kristus selalu muncul ketika manusia dipanggil untuk tunduk kepada kebenaran Allah yang mutlak."
c. Penggenapan Rencana Penebusan
Upaya membunuh Yesus adalah bagian dari rencana penebusan Allah. Meskipun orang-orang Yahudi bertindak dalam kebencian, Allah menggunakan situasi ini untuk mempersiapkan jalan menuju salib, tempat karya penebusan akan digenapi.
4. Aplikasi Praktis
a. Menanggapi Terang Yesus
Reaksi orang Yahudi menunjukkan bagaimana manusia bisa menolak terang Injil karena hati mereka keras. Kita dipanggil untuk membuka hati terhadap kebenaran Allah, menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan tidak menolak terang-Nya.
b. Percaya pada Kedaulatan Kristus
Tindakan Yesus meninggalkan Bait Allah mengingatkan kita bahwa Dia sepenuhnya memegang kendali atas hidup dan rencana-Nya. Sebagai orang percaya, kita dapat percaya bahwa Allah memimpin segala sesuatu untuk kebaikan dan kemuliaan-Nya.
c. Menghadapi Penolakan Dunia
Sebagai pengikut Kristus, kita mungkin menghadapi penolakan atau kebencian karena iman kita. Yohanes 8:59 mengajarkan bahwa Yesus juga mengalami penolakan, dan kita dipanggil untuk setia meskipun menghadapi tantangan.
5. Pandangan Pakar Teologi Reformed
a. John Calvin
Calvin menyoroti bahwa upaya membunuh Yesus adalah bukti kebutaan rohani manusia. Ia menulis:
"Ketika manusia menghadapi kebenaran Allah yang mengganggu kenyamanan mereka, mereka cenderung merespons dengan kebencian dan kekerasan."
b. R.C. Sproul
Sproul melihat tindakan Yesus meninggalkan Bait Allah sebagai contoh kedaulatan-Nya. Dia berkata:
"Yesus tidak hanya menghindari ancaman, tetapi Dia melakukannya dengan cara yang menunjukkan bahwa waktu-Nya ada di tangan-Nya sendiri."
c. Charles Spurgeon
Spurgeon mencatat bahwa tindakan orang Yahudi untuk mengambil batu menunjukkan penolakan mereka terhadap kasih karunia Allah. Ia berkata:"Kasih karunia yang ditawarkan oleh Kristus sering kali ditolak oleh mereka yang lebih memilih hukum daripada anugerah."
6. Relevansi Yohanes 8:59 untuk Gereja Modern
a. Penolakan terhadap Injil
Penolakan orang Yahudi terhadap Yesus menggambarkan bagaimana dunia sering kali menolak terang Injil. Gereja dipanggil untuk memberitakan kebenaran, meskipun menghadapi oposisi.
b. Meneladani Ketaatan Kristus
Yesus menunjukkan ketundukan pada rencana Bapa meskipun menghadapi ancaman. Gereja harus belajar untuk tetap setia dalam misi Allah, percaya pada hikmat dan kedaulatan-Nya.
c. Mengandalkan Kedaulatan Allah
Kisah ini mengingatkan gereja bahwa Allah memegang kendali atas setiap situasi. Tidak ada yang terjadi di luar rencana-Nya, termasuk tantangan yang dihadapi oleh gereja.
Kesimpulan
Yohanes 8:59 adalah penggambaran dramatis tentang kebencian manusia terhadap terang Kristus, tetapi juga menunjukkan kedaulatan dan ketundukan Yesus pada rencana penebusan Allah. Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan doktrin kedaulatan Allah, kebutaan rohani manusia, dan pentingnya ketaatan pada rencana Allah.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menanggapi terang Kristus dengan iman, percaya pada kedaulatan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita, dan memberitakan Injil dengan keberanian meskipun menghadapi tantangan.