1 Korintus 14:39-40: Peringatan dan Nasihat Terakhir tentang Karunia Rohani
Pendahuluan:
Dalam 1 Korintus 14:39-40, Rasul Paulus menutup pembahasannya mengenai karunia rohani dengan peringatan dan nasihat terakhir kepada jemaat di Korintus. Ia mendorong mereka untuk mengejar karunia bernubuat dan tidak melarang penggunaan bahasa roh, tetapi dengan ketertiban dan kesopanan dalam ibadah.
Bagian ini memiliki makna penting bagi gereja, terutama dalam memahami bagaimana karunia Roh harus digunakan dengan benar dalam tubuh Kristus. Teologi Reformed menekankan bahwa karunia-karunia ini harus digunakan sesuai dengan prinsip Alkitab dan dalam tata tertib gereja yang ditetapkan oleh Tuhan.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam makna peringatan dan nasihat terakhir Paulus mengenai karunia Roh, bagaimana prinsip ini diterapkan dalam gereja masa kini, serta pandangan para pakar teologi Reformed mengenai penggunaan karunia rohani dalam ibadah.
Teks 1 Korintus 14:39-40: "Jadi, Saudara-saudaraku, usahakanlah dengan sungguh-sungguh untuk bernubuat, dan jangan melarang orang berbicara dalam bahasa-bahasa lidah." (1 Korintus 14:39, AYT)"Namun, semuanya harus dilakukan dengan sopan dan teratur." (1 Korintus 14:40, AYT)Eksposisi 1 Korintus 14:39-40
1. Pentingnya Karunia Bernubuat (1 Korintus 14:39a)
Paulus mengakhiri diskusi tentang karunia rohani dengan perintah:"Usahakanlah dengan sungguh-sungguh untuk bernubuat."
Karunia bernubuat memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan karunia lainnya, terutama dalam konteks ibadah jemaat.
Mengapa karunia bernubuat begitu penting?
- Karunia ini membangun, menghibur, dan menasihati jemaat (1 Korintus 14:3).
- Memberikan pewahyuan yang jelas dan dapat dimengerti (berbeda dengan bahasa roh yang membutuhkan tafsiran).
- Memuliakan Tuhan dengan menyampaikan firman-Nya secara langsung kepada jemaat.
John Calvin dalam Commentary on Corinthians menulis:"Nubuat yang dimaksud dalam konteks Perjanjian Baru bukanlah pewahyuan baru, tetapi pengajaran firman Tuhan yang meneguhkan jemaat."
Dari perspektif teologi Reformed, nubuat bukan berarti menerima wahyu baru di luar Alkitab, tetapi menyampaikan dan menjelaskan firman Tuhan secara akurat dalam ibadah.
2. Jangan Melarang Bahasa Roh, tetapi dengan Pengaturan (1 Korintus 14:39b)
Paulus juga menegaskan:"Jangan melarang orang berbicara dalam bahasa-bahasa lidah."
Ini menunjukkan bahwa bahasa roh bukan sesuatu yang harus dihindari, tetapi penggunaannya harus sesuai dengan prinsip yang sudah Paulus tetapkan dalam pasal sebelumnya:
- Harus ada tafsiran agar jemaat dapat mengerti (1 Korintus 14:27-28).
- Tidak boleh menjadi sumber kekacauan dalam ibadah.
Charles Hodge dalam Commentary on Corinthians menjelaskan:"Bahasa roh memiliki tempatnya dalam gereja, tetapi tidak boleh menjadi unsur utama dalam ibadah yang mengganggu keteraturan dan pemahaman jemaat."
Teologi Reformed secara umum memandang bahasa roh sebagai karunia yang spesifik untuk gereja mula-mula dalam konteks pemberitaan Injil lintas bahasa (Kisah Para Rasul 2), tetapi prinsip yang diajarkan Paulus tetap berlaku: jika ada yang mengklaim berbicara dalam bahasa roh, harus ada aturan dan keteraturan dalam ibadah.
3. Segala Sesuatu Harus Dilakukan dengan Sopan dan Teratur (1 Korintus 14:40)
Paulus mengakhiri dengan prinsip utama dalam ibadah:"Namun, semuanya harus dilakukan dengan sopan dan teratur."
Ini adalah kunci utama dalam memahami bagaimana karunia rohani harus digunakan dalam gereja.
Apa arti "sopan dan teratur" dalam ibadah?
- Tidak boleh ada kekacauan atau kebingungan.
- Segala sesuatu harus dilakukan sesuai dengan kehendak Tuhan dan firman-Nya.
- Ibadah harus membawa jemaat kepada pemahaman yang benar tentang Allah, bukan sekadar pengalaman emosional.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan:"Ketertiban dalam ibadah bukanlah aturan yang membatasi, tetapi sarana untuk memuliakan Allah dengan benar dan memastikan bahwa semua yang dilakukan dalam gereja berpusat pada Kristus."
Teologi Reformed sangat menekankan prinsip ini dalam penyelenggaraan ibadah: ibadah harus terstruktur, berpusat pada firman Tuhan, dan tidak dikuasai oleh emosi semata.
Peringatan dan Nasihat Terakhir Paulus tentang Karunia Rohani
Dari 1 Korintus 14:39-40, kita dapat melihat tiga peringatan dan nasihat utama yang Paulus sampaikan mengenai penggunaan karunia rohani dalam ibadah:
1. Karunia Roh Harus Digunakan untuk Membangun Jemaat
- Bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk memperkuat gereja.
- Bernubuat lebih utama daripada bahasa roh karena lebih membangun jemaat.
- Segala sesuatu harus dilakukan dengan tujuan membawa jemaat kepada pengenalan akan Kristus.
2. Karunia Bahasa Roh Tidak Boleh Dilarang, tetapi Harus Dikendalikan
- Bahasa roh tidak boleh digunakan secara sembarangan dalam ibadah.
- Jika tidak ada tafsiran, lebih baik diam (1 Korintus 14:28).
- Gereja tidak boleh terfokus pada pengalaman bahasa roh semata, tetapi harus berpusat pada firman Tuhan.
3. Ketertiban dalam Ibadah adalah Prinsip yang Tidak Bisa Ditawar
- Ibadah bukan sekadar ekspresi spontan, tetapi harus mencerminkan kemuliaan dan kekudusan Tuhan.
- Ketertiban dalam ibadah adalah tanda bahwa gereja taat kepada kehendak Tuhan.
- Setiap orang percaya harus mengakui bahwa aturan ibadah berasal dari Tuhan, bukan dari manusia.
John Piper dalam Desiring God menulis:"Gereja yang sejati adalah gereja yang menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran, bukan dalam kekacauan atau sekadar ritual kosong."
Aplikasi dalam Gereja Masa Kini
Dari peringatan dan nasihat terakhir Paulus, ada beberapa hal yang harus diterapkan dalam gereja masa kini:
Pastikan bahwa ibadah selalu berpusat pada firman Tuhan
- Firman Tuhan harus menjadi inti dari ibadah dan pengajaran dalam gereja.
- Tidak boleh ada ajaran yang bertentangan dengan Alkitab.
Gunakan karunia rohani sesuai dengan prinsip ketertiban
- Jika ada yang bernubuat, itu harus membangun jemaat.
- Jika ada yang berbicara dalam bahasa roh, harus ada tafsiran.
- Jangan biarkan pengalaman emosional menggantikan kebenaran firman Tuhan.
Jaga ketertiban dalam ibadah
- Ibadah harus mencerminkan kemuliaan dan kekudusan Tuhan.
- Tidak boleh ada praktik yang membawa kekacauan atau kebingungan dalam gereja.
Ajarkan jemaat untuk menghormati otoritas firman Tuhan
- Semua hukum Tuhan yang diberikan dalam Alkitab harus diterima dan ditaati.
- Tidak boleh ada jemaat atau gereja yang merasa memiliki otoritas untuk mengubah aturan firman Tuhan.
Kesimpulan
1 Korintus 14:39-40 adalah peringatan dan nasihat terakhir Paulus tentang penggunaan karunia rohani dalam gereja. Ia menegaskan bahwa:
- Bernubuat harus diutamakan karena membangun jemaat.
- Bahasa roh tidak boleh dilarang, tetapi harus dikendalikan sesuai aturan firman Tuhan.
- Segala sesuatu dalam ibadah harus dilakukan dengan ketertiban dan kesopanan.
Dari perspektif teologi Reformed, ayat ini menegaskan bahwa ibadah bukan hanya tentang ekspresi individu, tetapi harus mencerminkan kemuliaan Tuhan dan ketertiban yang telah Ia tetapkan.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghormati otoritas firman Tuhan dan memastikan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam gereja benar-benar sesuai dengan kehendak-Nya.