Amsal 14:31: Menghormati Allah dengan Mengasihi Orang Miskin
Pendahuluan
Amsal 14:31 adalah salah satu ayat dalam kitab Amsal yang berbicara tentang bagaimana kita harus memperlakukan orang miskin sebagai bagian dari penghormatan kepada Allah. Ayat ini berbunyi:
"Dia yang menindas orang miskin menghina Penciptanya, tetapi dia yang berbelaskasihan kepada orang melarat memuliakan Dia." (Amsal 14:31, AYT)
Dalam teologi Reformed, ayat ini memiliki makna mendalam terkait dengan keadilan sosial dalam terang kasih karunia Allah, panggilan Kristen untuk mengasihi sesama, dan pemerintahan Allah atas seluruh ciptaan-Nya. Artikel ini akan membahas makna Amsal 14:31 dalam konteksnya, relevansinya dengan doktrin Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya.
1. Eksposisi Amsal 14:31 dalam Konteks Kitab Amsal
Kitab Amsal adalah kumpulan hikmat yang diberikan oleh Allah untuk membimbing kehidupan umat-Nya. Ayat ini menunjukkan bagaimana sikap seseorang terhadap orang miskin mencerminkan sikapnya terhadap Allah.
A. "Dia yang menindas orang miskin menghina Penciptanya"
1. Menindas Orang Miskin adalah Penghinaan terhadap Allah
Menindas orang miskin bukan hanya tindakan yang tidak berbelas kasihan, tetapi juga penghinaan terhadap Allah. Ini karena Allah adalah Pencipta semua manusia, termasuk mereka yang miskin dan tertindas.
John Calvin dalam Commentary on Proverbs menulis:
"Karena semua manusia diciptakan menurut gambar Allah, siapa pun yang merendahkan orang miskin menghina gambar Allah dalam diri mereka."
Yakobus 2:6 juga memperingatkan:
"Tetapi kamu telah menghina orang miskin! Bukankah orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan?"
2. Allah Membela Orang Miskin
Teologi Reformed mengajarkan bahwa Allah adalah Allah yang adil, yang membela hak orang yang tertindas.
Mazmur 12:5 berkata:
"Karena penindasan terhadap orang miskin dan karena keluhan orang-orang yang membutuhkan, sekarang Aku akan bangkit, firman TUHAN. Aku akan memberikan keselamatan kepada orang yang menginginkannya."
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa keadilan Allah akan dinyatakan dalam penghakiman-Nya terhadap mereka yang menindas orang miskin.
B. "Tetapi dia yang berbelaskasihan kepada orang melarat memuliakan Dia"
1. Mengasihi Orang Miskin adalah Bentuk Penyembahan kepada Allah
Alkitab mengajarkan bahwa berbuat baik kepada orang miskin adalah tindakan yang memuliakan Allah.
Matius 25:40 berkata:
"Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, apa yang telah kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk-Ku."
John Piper dalam Let the Nations Be Glad! menjelaskan bahwa kasih kepada orang miskin bukan hanya tugas moral, tetapi juga panggilan untuk memperlihatkan kasih dan kemuliaan Allah di dunia.
2. Belaskasihan sebagai Buah dari Iman yang Sejati
Dalam teologi Reformed, kasih kepada orang miskin bukanlah sarana keselamatan, tetapi adalah hasil dari hati yang telah diperbarui oleh Roh Kudus.
Yakobus 1:27 berkata:
"Ibadah yang murni dan tidak bercela di hadapan Allah, Bapa kita, adalah mengunjungi yatim piatu dan janda dalam kesusahan mereka dan menjaga diri agar tidak dicemari oleh dunia."
Herman Bavinck dalam Reformed Ethics menegaskan bahwa kasih kepada sesama adalah manifestasi dari kehidupan yang telah ditebus oleh Kristus.
2. Amsal 14:31 dan Doktrin Teologi Reformed
A. Imago Dei: Semua Manusia Diciptakan dalam Gambar Allah
Teologi Reformed mengajarkan bahwa setiap manusia, termasuk orang miskin dan tertindas, memiliki martabat karena mereka diciptakan menurut gambar Allah (Imago Dei).
Kejadian 1:27 berkata:
"Maka Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri, menurut gambar Allah Ia menciptakan dia; laki-laki dan perempuan Ia menciptakan mereka."
John Calvin menekankan bahwa karena semua manusia diciptakan menurut gambar Allah, kita harus menghormati mereka sebagaimana kita menghormati Allah.
B. Providensia Allah dan Peran Kita dalam Keadilan Sosial
Allah berdaulat atas semua aspek kehidupan, termasuk keadilan sosial.
Amsal 22:2 berkata:
"Orang kaya dan orang miskin bertemu bersama-sama, yang membuat mereka semua adalah TUHAN."
R.C. Sproul dalam The Sovereignty of God menjelaskan bahwa karena Allah berdaulat atas semua ciptaan-Nya, orang Kristen dipanggil untuk mencerminkan keadilan dan belas kasihan-Nya di dunia.
C. Anugerah Allah sebagai Motivasi untuk Berbelaskasihan
Orang percaya dipanggil untuk berbelaskasihan karena mereka sendiri telah menerima belas kasihan dari Allah melalui Kristus.
2 Korintus 8:9 berkata:
"Karena kamu mengetahui anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa sekalipun Ia kaya, Ia menjadi miskin demi kamu supaya kamu menjadi kaya oleh kemiskinan-Nya."
John Piper dalam Don't Waste Your Life menegaskan bahwa mereka yang telah menerima anugerah Allah akan terdorong untuk menunjukkan belas kasihan kepada sesama.
3. Implikasi Amsal 14:31 dalam Kehidupan Kristen
A. Menghindari Sikap Sombong terhadap Orang Miskin
Teologi Reformed mengajarkan bahwa kekayaan adalah anugerah Allah dan bukan hasil usaha manusia semata.
Ulangan 8:18 berkata:
"Tetapi haruslah kamu mengingat TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan."
Jonathan Edwards dalam Charity and Its Fruits menekankan bahwa kekayaan harus digunakan untuk kemuliaan Allah dan bukan untuk membangun kerajaan duniawi.
B. Membangun Budaya Keadilan dan Kasih dalam Gereja
Gereja harus menjadi tempat yang mencerminkan keadilan dan belas kasihan Allah kepada semua orang, termasuk mereka yang miskin dan tertindas.
Galatia 6:10 berkata:
"Jadi, selama kita mempunyai kesempatan, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada mereka yang termasuk keluarga iman."
John MacArthur dalam The Church: The Body of Christ menekankan bahwa gereja harus menjadi contoh dalam menunjukkan kasih Allah kepada dunia.
C. Menghidupi Kasih Kristus Melalui Perbuatan Nyata
Yakobus 2:15-16 berkata:
"Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, tetapi salah seorang dari kamu berkata kepadanya, ‘Pergilah dengan damai, tetaplah hangat, dan kenyangkan dirimu,’ tetapi tidak memberikan kepadanya kebutuhan jasmani mereka, apakah gunanya itu?"
Martyn Lloyd-Jones dalam Studies in the Sermon on the Mount menegaskan bahwa iman yang sejati selalu menghasilkan kasih yang nyata terhadap sesama.
Kesimpulan
Amsal 14:31 mengajarkan bahwa:
- Menindas orang miskin adalah penghinaan terhadap Allah.
- Mengasihi orang miskin adalah bentuk penghormatan kepada Allah.
- Orang percaya harus hidup dengan belas kasihan sebagai buah dari iman sejati.
- Gereja harus menjadi komunitas yang mencerminkan keadilan dan kasih Allah.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menunjukkan kasih dan belas kasihan kepada sesama sebagai cerminan kasih Kristus dalam kehidupan kita.
Soli Deo Gloria!