Apa Makna Allah Membenci Esau?

Apa Makna "Allah Membenci Esau"?

Pendahuluan:

Salah satu ayat paling kontroversial dalam Alkitab adalah Roma 9:13, di mana Paulus mengutip Maleakhi 1:2-3:

“Seperti ada tertulis: Aku mengasihi Yakub, tetapi Aku membenci Esau.” (Roma 9:13, AYT)

Ayat ini telah menimbulkan banyak perdebatan, terutama dalam kaitannya dengan doktrin predestinasi dan kedaulatan Allah. Bagaimana mungkin Allah yang penuh kasih membenci seseorang? Apakah ini berarti Allah tidak adil?

Dalam teologi Reformed, ayat ini dipahami dalam konteks kedaulatan Allah dalam memilih dan menolak manusia. Para teolog seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Charles Spurgeon, R.C. Sproul, dan John Piper telah membahas secara mendalam bagaimana ayat ini harus dipahami dalam terang pemilihan ilahi (election) dan penolakan ilahi (reprobation).

Artikel ini akan menjelaskan makna dari pernyataan "Allah membenci Esau" dalam perspektif teologi Reformed, serta bagaimana doktrin ini mempengaruhi pemahaman kita tentang kasih dan keadilan Allah.

1. Konteks Alkitabiah: Siapakah Yakub dan Esau?

Yakub dan Esau adalah anak kembar Ishak dan Ribka. Dari sejak dalam kandungan, Tuhan telah menyatakan bahwa yang lebih tua (Esau) akan melayani yang lebih muda (Yakub) (Kejadian 25:23).

Sejak awal, kehidupan mereka mencerminkan panggilan dan pilihan Allah:

  • Esau adalah anak sulung, tetapi ia mengabaikan hak kesulungannya dan menjualnya kepada Yakub demi semangkuk sup (Kejadian 25:29-34).
  • Yakub kemudian menerima berkat ayahnya, meskipun dengan cara yang penuh tipu daya (Kejadian 27).

Namun, ketika Paulus mengutip Maleakhi 1:2-3 dalam Roma 9:13, ia tidak hanya berbicara tentang individu Yakub dan Esau, tetapi juga tentang dua bangsa yang mereka wakili—Israel dan Edom.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa ayat ini bukan hanya soal dua orang, tetapi mengenai rencana Allah dalam memilih umat-Nya.

2. Apakah Allah Secara Harfiah Membenci Esau?

Kata "benci" dalam Roma 9:13 sering disalahpahami sebagai emosi kebencian manusiawi. Namun, dalam konteks Alkitab, kata "benci" (miseo dalam bahasa Yunani) sering digunakan dalam arti menolak atau tidak memilih.

Yesus juga menggunakan istilah yang sama dalam Lukas 14:26:

"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci ayahnya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku."

Tentu saja, Yesus tidak memerintahkan kita untuk secara literal membenci keluarga kita. Sebaliknya, ini adalah cara untuk mengatakan bahwa kita harus mengutamakan Dia lebih dari segalanya.

Dengan cara yang sama, "Aku membenci Esau" berarti bahwa Allah tidak memilih Esau seperti Ia memilih Yakub.

Charles Spurgeon menjelaskan:

"Perbedaan utama bukan bahwa Allah melihat kebajikan dalam Yakub dan kejahatan dalam Esau, tetapi bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya mengasihi Yakub dengan kasih yang menyelamatkan."

3. Kasih Allah kepada Yakub dan Penolakan terhadap Esau

Dalam teologi Reformed, kasih Allah kepada Yakub dipahami dalam konteks pemilihan tanpa syarat (unconditional election).

a. Kasih Allah kepada Yakub

Efesus 1:4-5 berkata:

"Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih, Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya."

Jonathan Edwards menegaskan bahwa kasih Allah kepada umat pilihan-Nya tidak didasarkan pada perbuatan mereka, tetapi murni karena kehendak-Nya sendiri.

b. Penolakan Allah terhadap Esau

Roma 9:11-12 berkata:

"Sebab, sebelum mereka dilahirkan dan sebelum mereka melakukan apa pun yang baik atau jahat—supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya tetap ada, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan Dia yang memanggil—dikatakan kepada Ribka, 'Anak yang lebih tua akan menjadi hamba bagi anak yang lebih muda.'"

R.C. Sproul menjelaskan bahwa Esau bukan hanya seseorang yang tidak dipilih, tetapi ia adalah contoh dari mereka yang dibiarkan dalam dosa mereka. Allah tidak menyebabkan Esau berdosa, tetapi Allah membiarkan Esau menjalani jalannya sendiri sebagai orang berdosa.

4. Apakah Ini Berarti Allah Tidak Adil?

Salah satu keberatan utama terhadap doktrin ini adalah bahwa jika Allah memilih Yakub dan menolak Esau sebelum mereka lahir, bukankah itu tidak adil?

Paulus menjawab keberatan ini dalam Roma 9:14-15:

"Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Sekali-kali tidak! Sebab, Dia berfirman kepada Musa, ‘Aku akan menunjukkan belas kasihan kepada siapa Aku ingin menunjukkan belas kasihan, dan Aku akan berbelas kasihan kepada siapa Aku ingin berbelas kasihan.’"

John MacArthur menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang layak menerima kasih Allah. Semua manusia seharusnya dihukum, tetapi Allah dalam anugerah-Nya memilih untuk menyelamatkan sebagian.

Jika Allah benar-benar bertindak dengan keadilan murni, maka semua manusia akan binasa karena dosa. Namun, Allah dalam kasih-Nya memilih untuk menyelamatkan beberapa orang melalui anugerah-Nya.

5. Apa Implikasi Doktrin Ini bagi Kita?

a. Keselamatan Adalah Murni Anugerah Allah

Jika Allah memilih Yakub bukan karena kebaikannya, maka keselamatan kita juga tidak tergantung pada usaha kita.

Efesus 2:8-9 berkata:

"Sebab oleh anugerah kamu telah diselamatkan melalui iman, dan itu bukan dari dirimu sendiri, itu adalah pemberian Allah, bukan hasil usaha, supaya tidak ada orang yang boleh memegahkan diri."

John Piper menekankan bahwa anugerah Allah adalah satu-satunya alasan kita bisa mengenal Kristus dan menerima keselamatan.

b. Tidak Ada yang Bisa Menuntut Allah

Sebagai manusia, kita tidak berhak mempertanyakan keputusan Allah dalam pemilihan dan penolakan-Nya.

Roma 9:20 berkata:

"Tetapi, hai manusia, siapakah engkau yang membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya, 'Mengapa engkau membentuk aku seperti ini?'"

Allah memiliki hak penuh untuk bertindak sesuai dengan rencana-Nya, karena Dialah Sang Pencipta yang berdaulat atas semua ciptaan-Nya.

c. Penginjilan Tetap Diperlukan

Meskipun Allah telah menentukan siapa yang akan diselamatkan, penginjilan tetap diperlukan sebagai sarana yang Allah gunakan untuk membawa umat pilihan-Nya kepada iman.

Roma 10:14 berkata:

"Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada Dia, jika mereka tidak percaya kepada-Nya? Dan bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Dan bagaimana mereka dapat mendengar, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?"

Charles Spurgeon berkata:

"Pemberitaan Injil adalah jaring yang Allah gunakan untuk menangkap ikan yang telah Dia tentukan untuk keselamatan."

Kesimpulan

Ketika Alkitab berkata, "Aku mengasihi Yakub, tetapi Aku membenci Esau," ini berarti bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya telah memilih Yakub dan menolak Esau.

Pelajaran utama dari doktrin ini:

  1. Keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia.
  2. Allah tidak wajib menyelamatkan siapa pun, tetapi dalam kasih-Nya, Ia memilih sebagian untuk hidup kekal.
  3. Penginjilan tetap penting sebagai sarana keselamatan yang telah Allah tetapkan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk merendahkan diri dan bersyukur atas anugerah-Nya, karena keselamatan kita adalah sepenuhnya pekerjaan Allah yang berdaulat.

Next Post Previous Post