Bagaimana seharusnya kita menggunakan Hukum Taurat?
Pendahuluan:
Salah satu pertanyaan paling penting dalam kehidupan Kristen adalah: Bagaimana seharusnya kita menggunakan Hukum Taurat? Apakah hukum-hukum yang diberikan Allah dalam Perjanjian Lama masih relevan bagi orang percaya di bawah anugerah? Apakah kita harus menaati semuanya atau hanya sebagian?
Dalam teologi Reformed, para teolog seperti John Calvin, Herman Bavinck, R.C. Sproul, dan Louis Berkhof mengajarkan bahwa Hukum Taurat tidak boleh diabaikan, tetapi memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan orang percaya.
Mazmur 19:7 berkata:"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman."
Yesus sendiri tidak datang untuk menghapus hukum, tetapi untuk menggenapinya:
Matius 5:17 berkata:"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."
Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana teologi Reformed memahami penggunaan Hukum Taurat serta bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan Kristen.
1. Penggunaan Hukum dalam Teologi Reformed: Tiga Fungsi Hukum
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion mengajarkan bahwa Hukum Taurat memiliki tiga fungsi utama dalam kehidupan manusia:
a. Hukum sebagai Cermin: Menunjukkan Dosa Kita
Roma 3:20 berkata:"Sebab tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa."
✔ Hukum Taurat mengungkapkan standar kekudusan Allah.
✔ Hukum juga menunjukkan bahwa manusia adalah pendosa yang tidak dapat mencapai standar ini dengan usaha sendiri.
Herman Bavinck menegaskan bahwa fungsi utama hukum adalah menuntun manusia kepada Kristus, karena hanya melalui Injil kita dapat dibenarkan.
b. Hukum sebagai Penahan Kejahatan: Menjaga Ketertiban dalam Masyarakat
1 Timotius 1:9 berkata:"Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan, yakni dengan keinsafan bahwa hukum itu bukanlah bagi orang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang yang tidak tunduk kepada hukum."
✔ Hukum Taurat berfungsi sebagai pagar moral bagi masyarakat.
✔ Hukum memberikan batasan dan mencegah kejahatan.
R.C. Sproul menjelaskan bahwa tanpa hukum Allah, manusia akan tenggelam dalam anarki moral dan kejahatan.
c. Hukum sebagai Panduan Hidup bagi Orang Percaya
Mazmur 119:105 berkata:"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."
✔ Hukum bukan hanya mengungkapkan dosa, tetapi juga memberikan pedoman bagi kehidupan Kristen.
✔ Bagi mereka yang telah diselamatkan oleh kasih karunia, hukum adalah cara untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah.
Louis Berkhof menegaskan bahwa Hukum Taurat tetap relevan bagi orang percaya sebagai pedoman moral, bukan sebagai syarat keselamatan.
2. Bagaimana Hukum Taurat Digenapi dalam Kristus?
Yesus Kristus datang untuk menggenapi hukum, bukan meniadakannya.
Roma 10:4 berkata:"Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya."
✔ Kristus menaati hukum Taurat dengan sempurna dan menanggung kutukan hukum bagi kita.
✔ Mereka yang ada di dalam Kristus tidak lagi di bawah penghukuman hukum, tetapi dibenarkan oleh iman.
John Calvin menekankan bahwa ketaatan kita kepada hukum sekarang bukan sebagai sarana keselamatan, tetapi sebagai ekspresi syukur atas anugerah yang telah kita terima.
3. Bagaimana Orang Kristen Harus Menggunakan Hukum?
a. Membedakan Hukum Moral, Sipil, dan Seremonial
Teologi Reformed mengajarkan bahwa Hukum Taurat terbagi dalam tiga kategori:
Hukum Moral (Sepuluh Perintah Allah)
- Tetap berlaku sebagai standar kebenaran Allah.
- Roma 13:9: "Jangan berzina, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini, dan firman lain yang semacam itu, semuanya itu tercakup dalam firman ini: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Hukum Sipil (Hukum untuk Bangsa Israel)
- Tidak lagi mengikat umat Kristen, tetapi tetap mengandung prinsip-prinsip keadilan yang dapat diterapkan.
- Ulangan 16:18: "Haruslah engkau mengangkat hakim-hakim dan pengatur-pengatur bagimu di dalam segala tempat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu."
Hukum Seremonial (Upacara dan korban dalam Perjanjian Lama)
- Digenapi dalam Kristus dan tidak lagi diperlukan.
- Ibrani 10:1: "Karena hukum Taurat hanyalah bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri."
b. Menggunakan Hukum sebagai Panduan Hidup
✔ Menjalani kehidupan Kristen dengan ketaatan kepada hukum moral Allah.
✔ Tidak berusaha mendapatkan keselamatan melalui hukum, tetapi hidup menurut hukum karena kasih kepada Kristus.
Galatia 5:13-14 berkata:"Kamu telah dipanggil untuk merdeka, saudara-saudara. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
4. Kesalahan dalam Memahami Hukum Taurat
a. Legalisme: Berusaha Diselamatkan oleh Hukum
✔ Berpikir bahwa menaati hukum adalah syarat keselamatan.
✔ Mengandalkan perbuatan sendiri daripada anugerah Allah.
Paulus memperingatkan dalam Galatia 2:16:"Sebab tidak ada seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus."
b. Antinomianisme: Menolak Hukum Taurat Sama Sekali
✔ Menganggap hukum tidak lagi relevan bagi orang percaya.
✔ Menggunakan kasih karunia sebagai alasan untuk hidup dalam dosa.
Paulus menegur dalam Roma 6:1-2:"Apakah yang akan kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!"
5. Bagaimana Menggunakan Hukum dengan Benar?
✔ Menggunakan hukum sebagai cermin untuk mengenali dosa dan kebutuhan akan Kristus.
✔ Menjalani kehidupan yang kudus berdasarkan hukum moral Allah.
✔ Menghindari legalisme dan antinomianisme dengan memahami hukum dalam terang kasih karunia.
Mazmur 1:2 berkata:"Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."
Kesimpulan
Hukum Taurat bukanlah beban yang menindas, tetapi petunjuk dari Allah tentang bagaimana kita hidup dalam kebenaran dan kasih karunia-Nya.
✔ Sebagai cermin, hukum menunjukkan dosa kita dan membawa kita kepada Kristus.
✔ Sebagai penahan kejahatan, hukum menjaga ketertiban dalam masyarakat.
✔ Sebagai panduan hidup, hukum mengajarkan kita bagaimana menyenangkan Allah.
Jalan keselamatan bukanlah melalui hukum, tetapi melalui Kristus. Namun, setelah diselamatkan, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan sebagai ungkapan kasih kita kepada Allah.
Soli Deo Gloria!