Berdoa dengan Rencana: Menata Pujian dan Permohonan dalam Doa
Pendahuluan:
Doa adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan Kristen. Doa bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan sarana anugerah yang Allah berikan untuk bersekutu dengan-Nya. Namun, banyak orang Kristen mengalami kesulitan dalam doa—kadang doa terasa kering, tidak teratur, atau hanya berisi daftar permohonan tanpa kesadaran akan hadirat Allah.
Dalam teologi Reformed, doa dipandang sebagai respon iman terhadap kedaulatan dan anugerah Allah. Doa bukan sekadar usaha manusia, tetapi adalah persekutuan dengan Allah yang terjadi karena Roh Kudus bekerja dalam hati kita (Roma 8:26). Oleh karena itu, doa yang efektif membutuhkan pemahaman yang benar dan keteraturan yang baik.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:"Doa adalah hubungan suci antara Allah dan manusia, di mana manusia mengungkapkan kebutuhan mereka kepada Allah dengan kesadaran akan kedaulatan-Nya dan berserah kepada kehendak-Nya."
Artikel ini akan membahas bagaimana orang percaya dapat berdoa dengan rencana yang jelas, menata pujian dan permohonan dengan baik, serta memahami prinsip-prinsip doa yang efektif berdasarkan ajaran teologi Reformed.
1. Mengapa Doa Perlu Dihaturkan dengan Teratur?
A. Doa Adalah Bagian dari Disiplin Rohani
Seperti halnya pembacaan Alkitab, persekutuan, dan pelayanan, doa adalah bagian dari disiplin rohani yang harus dilakukan secara teratur.
Kolose 4:2 berkata:"Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur."
Ketika doa tidak memiliki struktur, kita sering kali:
- Berdoa dengan tergesa-gesa atau tanpa fokus
- Mudah kehilangan arah dan konsistensi dalam doa
- Menjadikan doa sekadar daftar permohonan tanpa relasi yang mendalam dengan Allah
R.C. Sproul menegaskan bahwa:"Doa yang efektif bukanlah doa yang dilakukan secara asal-asalan, tetapi doa yang diarahkan oleh firman dan Roh Kudus."
B. Doa yang Teratur Menolong Kita Berfokus pada Allah
Tanpa struktur yang baik, doa bisa menjadi egosentris—hanya berisi permohonan tanpa pujian atau penyembahan kepada Allah. Yesus mengajarkan bahwa doa harus dimulai dengan fokus kepada Allah:
Matius 6:9:"Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu."
Jonathan Edwards menekankan bahwa:"Doa sejati dimulai dengan pengakuan akan kemuliaan Allah sebelum beranjak kepada permohonan pribadi."
2. Prinsip Teologis dalam Menata Pujian dan Permohonan dalam Doa
A. Memahami Struktur Doa Bapa Kami
Yesus memberikan contoh terbaik dalam doa melalui Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13), yang dapat dijadikan sebagai pola untuk doa yang teratur:
- Pujian kepada Allah: "Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu."
- Permohonan bagi Kerajaan Allah: "Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga."
- Permohonan untuk kebutuhan pribadi: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya."
- Permohonan untuk pengampunan dan kekudusan: "Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami."
- Permohonan untuk perlindungan dari pencobaan: "Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat."
- Pujian kepada Allah: "Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya."
John Calvin menekankan bahwa:"Doa yang sejati harus diawali dengan pemahaman tentang karakter Allah dan diakhiri dengan kepasrahan kepada kehendak-Nya."
B. Menggunakan Model A.C.T.S. dalam Doa
Model A.C.T.S. adalah pendekatan yang telah digunakan dalam tradisi Reformed untuk menata doa dengan baik:
A – Adoration (Penyembahan)
- Fokus pada kemuliaan, kebesaran, dan sifat-sifat Allah.
- Mazmur 145:3: "Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga."
C – Confession (Pengakuan Dosa)
- Mengakui dosa dan meminta pengampunan.
- 1 Yohanes 1:9: "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita."
T – Thanksgiving (Ucapan Syukur)
- Mengucap syukur atas anugerah Allah dalam hidup kita.
- 1 Tesalonika 5:18: "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
S – Supplication (Permohonan)
- Memohon keperluan pribadi dan kebutuhan orang lain.
- Filipi 4:6: "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."
R.C. Sproul berkata:"Doa yang teratur membantu kita untuk tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga untuk menghormati Allah dan mendukung orang lain."
3. Praktik Berdoa dengan Rencana dalam Kehidupan Sehari-hari
A. Menentukan Waktu dan Tempat yang Konsisten
Markus 1:35 menunjukkan kebiasaan doa Yesus:"Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana."
Orang percaya perlu:
- Menetapkan waktu khusus untuk berdoa (misalnya pagi atau malam).
- Menemukan tempat yang tenang untuk menghindari gangguan.
- Menggunakan jurnal doa untuk mencatat permohonan dan jawaban Allah.
John Owen menegaskan bahwa:"Doa yang efektif membutuhkan disiplin dan konsistensi, bukan hanya momen-momen spontan."
B. Menggunakan Alkitab sebagai Panduan dalam Doa
Doa yang teratur harus didasarkan pada firman Tuhan.
- Berdoa dengan menggunakan Mazmur sebagai contoh penyembahan.
- Menggunakan doa Paulus sebagai pola doa bagi gereja (Efesus 1:16-18).
- Memohon janji-janji Allah dalam Alkitab sebagai dasar keyakinan dalam doa.
Jonathan Edwards menulis:"Doa yang berlandaskan firman Allah memiliki kuasa karena kita sedang berbicara berdasarkan kehendak-Nya."
C. Mengembangkan Doa Syafaat bagi Orang Lain
Efesus 6:18 berkata:"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus."
Orang percaya harus berdoa bagi:
- Gereja dan pemimpin rohani.
- Orang yang belum percaya agar mereka mengenal Kristus.
- Bangsa dan negara, agar Allah memerintah dengan adil dan benar.
Charles Spurgeon berkata:"Doa syafaat adalah pekerjaan orang Kristen yang sejati. Jika kita tidak berdoa untuk orang lain, kita kehilangan esensi dari kasih Kristen."
Kesimpulan
Doa yang teratur dan berencana adalah bagian penting dari kehidupan Kristen. Dalam teologi Reformed, doa bukan hanya permohonan kepada Allah, tetapi juga bentuk ibadah yang melibatkan penyembahan, pengakuan dosa, ucapan syukur, dan syafaat.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk:
- Berdoa dengan hati yang tertuju kepada Allah, bukan hanya pada kebutuhan pribadi.
- Menggunakan firman Tuhan sebagai dasar doa kita.
- Mengembangkan disiplin doa yang teratur dan penuh makna.
Seperti yang dikatakan Yohanes 15:7:"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."
Soli Deo Gloria!