Doa Yesus: Yohanes 11:41-42

Doa Yesus: Yohanes 11:41-42

Pendahuluan:

Yohanes 11:41-42 mencatat salah satu doa Yesus yang paling mendalam dan penuh makna. Doa ini diucapkan tepat sebelum Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian, yang menjadi salah satu mukjizat terbesar dalam pelayanan-Nya.

Doa ini bukan sekadar permohonan kepada Bapa, tetapi juga kesaksian tentang hubungan kekal antara Yesus dan Bapa-Nya. Dalam perspektif teologi Reformed, doa ini mengungkapkan otoritas Kristus, ketergantungan-Nya kepada Bapa, serta tujuan ilahi dalam mujizat yang dilakukan-Nya.

Artikel ini akan membahas secara mendalam makna Yohanes 11:41-42, bagaimana doa Yesus mencerminkan keilahian-Nya, serta bagaimana hal ini berhubungan dengan iman dan doa orang percaya.

Teks Yohanes 11:41-42, AYT"Jadi, mereka mengangkat batu itu. Kemudian, Yesus menengadah dan berkata, 'Bapa, Aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah mendengarkan Aku.'" (Yohanes 11:41, AYT)"Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi karena orang-orang yang berdiri di sekeliling-Ku, Aku mengatakan hal itu supaya mereka percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.'"

Eksposisi Yohanes 11:41-42

1. “Mereka Mengangkat Batu Itu” – Tindakan Iman dalam Mujizat

Sebelum Yesus berdoa, orang-orang harus mengangkat batu yang menutup kubur Lazarus.

Apa makna tindakan ini?

  • Mujizat membutuhkan tindakan iman – Orang-orang harus melakukan bagian mereka sebelum mereka melihat kuasa Tuhan.
  • Yesus bisa saja langsung membangkitkan Lazarus tanpa mengangkat batu itu, tetapi Ia menghendaki keterlibatan manusia dalam pekerjaan-Nya.
  • Ini menunjukkan bahwa iman sejati disertai dengan ketaatan kepada firman Tuhan.

John Calvin dalam Commentary on John menulis:"Yesus tidak meminta mereka mengangkat batu karena Ia tidak bisa melakukannya, tetapi karena iman mereka harus diuji melalui ketaatan."

Mereka yang ragu bisa saja menolak mengangkat batu itu, tetapi mereka yang percaya akan taat meskipun belum melihat hasilnya.

2. "Yesus Menengadah dan Berkata" – Sikap Yesus dalam Doa

Yesus menengadah ke langit sebelum berdoa.

Apa yang dapat kita pelajari dari sikap ini?

  • Menunjukkan ketergantungan penuh kepada Bapa.
  • Menunjukkan hubungan pribadi Yesus dengan Bapa-Nya.
  • Mengajarkan bahwa doa sejati berfokus kepada Allah, bukan kepada diri sendiri.

Jonathan Edwards dalam Religious Affections menulis:"Sikap hati dalam doa lebih penting daripada kata-kata. Yesus menunjukkan bahwa doa adalah komunikasi langsung dengan Bapa, bukan sekadar ritual kosong."

Yesus memberikan teladan dalam doa, bahwa kita harus datang kepada Bapa dengan hati yang berserah dan penuh keyakinan.

3. "Bapa, Aku Bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah Mendengarkan Aku" – Doa Syukur Sebelum Mujizat Terjadi

Yesus tidak langsung meminta Lazarus dibangkitkan, tetapi bersyukur terlebih dahulu.

Apa yang bisa kita pelajari dari doa ini?

  • Yesus tidak ragu bahwa Bapa sudah mendengar-Nya, bahkan sebelum Ia meminta sesuatu.
  • Ini menunjukkan keselarasan antara kehendak Yesus dan kehendak Bapa.
  • Mengajarkan bahwa doa bukan hanya tentang permohonan, tetapi juga tentang pengakuan dan ucapan syukur.

R.C. Sproul dalam Knowing Scripture menegaskan:"Ketika Yesus berdoa, Ia tidak ragu akan jawaban dari Bapa, karena Ia dan Bapa adalah satu dalam kehendak dan tujuan."

Sebagai orang percaya, kita harus belajar untuk bersyukur dalam doa, bahkan sebelum melihat jawaban dari Tuhan.

4. "Aku Tahu bahwa Engkau Selalu Mendengarkan Aku" – Keintiman Relasi Kristus dengan Bapa

Yesus menyatakan dengan tegas bahwa Bapa selalu mendengar-Nya.

Apa makna dari pernyataan ini?

  • Menunjukkan hubungan kekal antara Yesus dan Bapa dalam Tritunggal.
  • Yesus tidak perlu berdoa untuk meyakinkan Bapa, karena doa-Nya selalu selaras dengan kehendak Allah.
  • Menunjukkan bahwa doa Yesus bukanlah permohonan, tetapi pernyataan iman dan otoritas.

John MacArthur dalam Biblical Doctrine menulis:"Yesus tidak berdoa seperti manusia biasa yang penuh ketidakpastian, tetapi dengan kepastian bahwa Bapa selalu mendengarkan-Nya karena kesatuan mereka dalam keilahian."

Ini memberikan keyakinan bagi kita bahwa doa kita juga akan didengar jika kita berdoa dalam nama Yesus dan sesuai dengan kehendak Bapa (1 Yohanes 5:14-15).

5. "Tetapi karena Orang-Orang yang Berdiri di Sekeliling-Ku" – Doa yang Mengajar

Yesus tidak perlu berdoa keras-keras, tetapi Ia melakukannya agar orang-orang di sekitarnya bisa mendengar.

Mengapa Yesus berdoa dengan suara keras?

  • Untuk mengajarkan bahwa segala sesuatu yang Ia lakukan berasal dari Bapa.
  • Untuk memperkuat iman orang-orang yang menyaksikan mujizat ini.
  • Untuk menegaskan bahwa Ia diutus oleh Bapa, sehingga mereka percaya kepada-Nya.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:"Yesus tidak melakukan mujizat hanya untuk menunjukkan kuasa-Nya, tetapi untuk menegaskan kebenaran Injil dan membawa orang kepada iman yang sejati."

Doa Yesus bukan hanya komunikasi pribadi dengan Bapa, tetapi juga alat untuk mengajar dan meneguhkan iman orang-orang di sekitarnya.

Implikasi Doa Yesus bagi Kehidupan Kristen

1. Doa Harus Didasarkan pada Hubungan yang Intim dengan Tuhan

  • Yesus berdoa bukan karena Ia meragukan Bapa, tetapi karena hubungan-Nya yang erat dengan-Nya.
  • Kita harus belajar untuk berdoa dengan keyakinan bahwa Tuhan mendengar doa kita.

2. Doa Harus Disertai dengan Ucapan Syukur

  • Yesus bersyukur sebelum mujizat terjadi, menunjukkan iman yang penuh kepada Bapa.
  • Kita harus belajar bersyukur dalam segala hal, bahkan sebelum doa kita dijawab.

3. Doa Bisa Menjadi Kesaksian bagi Orang Lain

  • Yesus berdoa dengan suara keras untuk memperkuat iman orang lain.
  • Doa kita juga bisa menjadi kesaksian bagi orang di sekitar kita.

4. Doa dan Iman Harus Dibarengi dengan Tindakan

  • Sebelum Lazarus dibangkitkan, orang-orang harus mengangkat batu dari kuburnya.
  • Kita juga harus melakukan bagian kita dalam iman sebelum melihat kuasa Tuhan bekerja.

Kesimpulan

Yohanes 11:41-42 adalah salah satu doa Yesus yang mengajarkan keintiman dengan Bapa, iman yang teguh, serta tujuan dari mujizat yang dilakukan-Nya.

Dari perspektif teologi Reformed, kita belajar bahwa:

  1. Yesus berdoa dengan keyakinan penuh bahwa Bapa selalu mendengar-Nya.
  2. Doa-Nya mengajarkan bahwa keselamatan dan mujizat adalah bagian dari rencana ilahi.
  3. Kita harus meniru sikap doa Yesus—dengan iman, syukur, dan kesaksian bagi orang lain.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk berdoa dengan iman, bersyukur dalam segala keadaan, dan bersandar kepada Tuhan yang selalu mendengar doa anak-anak-Nya.

Next Post Previous Post