Kerendahan Hati Paulus dalam Pelayanan (1 Korintus 15:9-11)
Pendahuluan:
Kerendahan hati merupakan karakteristik penting dalam kehidupan seorang hamba Tuhan. Rasul Paulus adalah contoh nyata dari seorang pelayan Tuhan yang rendah hati dalam pelayanannya. Dalam 1 Korintus 15:9-11, ia mengakui bahwa dirinya adalah yang paling hina di antara rasul-rasul, tetapi anugerah Allah yang bekerja dalam dirinya membuatnya dapat melayani dengan penuh semangat dan dedikasi.
Artikel ini akan menguraikan makna kerendahan hati Paulus dalam pelayanan, hubungannya dengan anugerah Allah, serta pandangan beberapa pakar teologi Reformed mengenai topik ini.
Berikut adalah kutipan dari 1 Korintus 15:9-11 (AYT):1 Korintus 15:9 Sebab, akulah yang terkecil di antara rasul-rasul-Nya dan tidak layak disebut sebagai rasul karena aku menganiaya jemaat Allah.1 Korintus 15:10 Namun, karena anugerah Allah, aku adalah aku yang sekarang. Dan, anugerah-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Aku bekerja lebih giat daripada mereka semua, tetapi bukannya aku, melainkan anugerah Allah yang menyertaiku.1 Korintus 15:11 Oleh karena itu, baik olehku ataupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu telah percaya.Dalam bagian ini, Paulus mengungkapkan kesadarannya akan dosa masa lalu, pengakuannya bahwa segala yang ia miliki berasal dari anugerah Allah, serta dedikasinya untuk bekerja keras dalam pelayanan Injil.
Makna Kerendahan Hati Paulus dalam Pelayanan
1. Paulus Mengakui Ketidaklayakannya (1 Korintus 15:9)
Paulus menganggap dirinya "yang terkecil di antara rasul-rasul" dan bahkan "tidak layak disebut rasul" karena dosa masa lalunya dalam menganiaya jemaat Allah.
Dalam Filipi 3:6, Paulus sendiri mengakui bahwa ia dahulu adalah seorang penganiaya jemaat. Sebagai seorang Farisi yang fanatik, ia melihat Kekristenan sebagai ancaman terhadap Yudaisme, dan dengan penuh semangat ia berusaha menghancurkannya.
Menurut John Calvin, pernyataan Paulus ini menunjukkan bahwa pengakuan dosa dan kesadaran akan ketidaklayakan adalah dasar dari kerendahan hati yang sejati. Calvin menulis dalam komentarnya tentang 1 Korintus 15:9:"Paulus tidak mencari pujian atas pelayanannya, tetapi sebaliknya, ia mengingat masa lalunya yang penuh dosa untuk menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ia capai adalah murni karena anugerah Tuhan."
Kerendahan hati Paulus adalah bukti bahwa ia tidak membanggakan dirinya sendiri, tetapi selalu mengarahkan perhatian kepada Kristus yang telah mengubah hidupnya.
2. Segala Sesuatu adalah Anugerah Allah (1 Korintus 15:10a)
Paulus menegaskan bahwa anugerah Allahlah yang menjadikannya seperti sekarang ini. Ini adalah doktrin penting dalam teologi Reformed, yang mengajarkan bahwa seluruh aspek kehidupan Kristen—keselamatan, pelayanan, dan pertumbuhan rohani—semuanya adalah anugerah Allah.
Louis Berkhof, dalam bukunya Systematic Theology, menekankan bahwa anugerah Allah bukan hanya memberi kesempatan untuk berubah, tetapi juga mengubah manusia secara aktif dari dalam. Paulus tidak hanya menerima anugerah, tetapi anugerah itu sendiri yang membentuk dirinya menjadi seorang rasul.
Teolog Reformed lainnya, R.C. Sproul, menekankan bahwa anugerah ini bersifat monergistik, artinya Allah sendirilah yang bekerja untuk mengubah Paulus, bukan hasil usaha manusia.
Paulus tidak berusaha mengangkat dirinya sendiri, tetapi ia mengakui bahwa tanpa anugerah Allah, ia tetaplah seorang penganiaya dan orang berdosa.
3. Kerja Keras Paulus dalam Pelayanan (1 Korintus 15:10b)
Meskipun segala sesuatu adalah anugerah Allah, Paulus tidak menggunakan anugerah tersebut sebagai alasan untuk bersantai. Sebaliknya, ia berkata:"Aku bekerja lebih giat daripada mereka semua, tetapi bukannya aku, melainkan anugerah Allah yang menyertaiku."
Ini menunjukkan tanggung jawab manusia dalam anugerah Allah. Dalam doktrin synergisme pelayanan, meskipun keselamatan sepenuhnya dari Allah, namun dalam pelayanan, kita harus berusaha dengan tekun dalam ketaatan kepada Tuhan.
Menurut Jonathan Edwards, ada dua hal penting dalam ayat ini:
- Anugerah Allah yang mengubah seseorang.
- Panggilan untuk bekerja keras sebagai respons terhadap anugerah itu.
Edwards menekankan bahwa anugerah yang sejati selalu menghasilkan tindakan nyata. Jika seseorang benar-benar menerima anugerah Allah, maka ia akan terdorong untuk melayani dengan penuh semangat dan kesetiaan.
Charles Hodge dalam komentarnya menambahkan:"Meskipun Paulus menyatakan bahwa ia bekerja lebih giat daripada rasul lain, ia tetap mengakui bahwa itu bukan karena dirinya sendiri, tetapi karena anugerah Allah. Ini adalah contoh sempurna dari bagaimana anugerah Allah dan tanggung jawab manusia bekerja bersama dalam kehidupan seorang Kristen."
Paulus bukanlah orang yang pasif dalam anugerah Allah. Sebaliknya, ia berusaha dengan giat, bukan untuk membuktikan dirinya, tetapi sebagai tanggapan terhadap anugerah yang ia terima.
4. Konsistensi dalam Ajaran Injil (1 Korintus 15:11)
Paulus menutup bagian ini dengan pernyataan bahwa Injil yang ia ajarkan adalah Injil yang sama dengan yang diajarkan oleh rasul-rasul lain:
"Oleh karena itu, baik olehku ataupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu telah percaya."
Ini menunjukkan bahwa keaslian pelayanan Paulus bukan berasal dari dirinya sendiri, tetapi dari keseragaman dengan ajaran para rasul lainnya.
Menurut B.B. Warfield, ayat ini penting karena menegaskan bahwa kekristenan sejati didasarkan pada kesatuan ajaran yang konsisten. Paulus tidak membawa ajaran baru, tetapi ia meneruskan kebenaran Injil yang telah diwahyukan kepada semua rasul.
Teolog Cornelius Van Til menambahkan bahwa kesatuan Injil adalah bukti bahwa itu berasal dari Tuhan, bukan dari manusia. Jika ajaran itu hanyalah buatan manusia, maka pasti akan ada perbedaan dan kontradiksi. Tetapi karena itu berasal dari Tuhan, semua rasul mengajarkan kebenaran yang sama.
Pelajaran dari Kerendahan Hati Paulus dalam Pelayanan
Dari 1 Korintus 15:9-11, kita bisa belajar beberapa prinsip penting:
Menyadari ketidaklayakan kita di hadapan Tuhan.
- Kita tidak layak melayani Tuhan, tetapi anugerah-Nya yang membuat kita layak.
Segala sesuatu dalam kehidupan kita adalah anugerah Allah.
- Jangan sombong atas keberhasilan kita, karena semuanya berasal dari Tuhan.
Anugerah Allah seharusnya mendorong kita untuk bekerja lebih giat dalam pelayanan.
- Keselamatan adalah gratis, tetapi pelayanan membutuhkan usaha dan ketekunan.
Kita harus setia kepada Injil yang sejati.
- Jangan mengubah Injil demi popularitas atau keuntungan pribadi.
Kesimpulan
Paulus adalah contoh terbaik dari seorang pelayan yang rendah hati dan berdedikasi. Ia tidak membanggakan dirinya sendiri, tetapi selalu mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari anugerah Allah.
Dalam dunia yang sering memuliakan kesuksesan dan pencapaian pribadi, kita diingatkan bahwa pelayanan yang sejati bukanlah tentang kita, tetapi tentang Kristus yang bekerja melalui kita.
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk memiliki kerendahan hati Paulus, menyadari anugerah Tuhan dalam hidup kita, dan bekerja dengan tekun dalam pelayanan untuk kemuliaan Allah.