Matius 19:14: Anak-Anak dan Kerajaan Surga

Matius 19:14: Anak-Anak dan Kerajaan Surga

Pendahuluan:

Matius 19:14 adalah salah satu ayat yang paling sering dikutip ketika berbicara tentang anak-anak dan iman. Yesus berkata:“Namun, Yesus berkata, ‘Biarkanlah anak-anak kecil itu. Jangan menghalangi mereka datang kepada-Ku sebab Kerajaan Surga adalah milik orang-orang yang seperti anak-anak kecil ini.’” (Matius 19:14, AYT)

Ayat ini sering digunakan dalam konteks pelayanan anak-anak di gereja, tetapi memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekadar perintah untuk menyayangi anak-anak. Dalam artikel ini, kita akan menggali makna teologis dari Matius 19:14, menafsirkannya dalam terang pemikiran teologi Reformed, serta menjelaskan bagaimana ayat ini relevan bagi kehidupan orang percaya saat ini.

Konteks Matius 19:14

Untuk memahami ayat ini dengan baik, kita harus melihatnya dalam konteks yang lebih luas. Matius 19 berbicara tentang berbagai ajaran Yesus, termasuk pernikahan dan perceraian (Mat. 19:1-12), serta perjumpaan Yesus dengan orang muda yang kaya (Mat. 19:16-30).

Matius 19:13-15 mencatat bahwa beberapa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus agar Dia memberkati mereka. Namun, para murid justru menghalangi mereka. Ini mencerminkan budaya pada zaman itu, di mana anak-anak sering dianggap tidak penting dalam masyarakat. Namun, respons Yesus berbeda dari norma sosial saat itu. Ia tidak hanya menyambut anak-anak tetapi juga menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prinsip penting tentang Kerajaan Allah.

Eksposisi Ayat Matius 19:14

1. "Biarkanlah anak-anak kecil itu" – Kristus Menyambut Anak-Anak

Kata "biarkanlah" dalam bahasa Yunani adalah aphiemi, yang berarti "melepaskan" atau "mengizinkan". Yesus memberi perintah agar anak-anak dibiarkan datang kepada-Nya tanpa hambatan.

Dalam konteks budaya Yahudi, anak-anak tidak memiliki status sosial yang tinggi. Para rabi pada zaman itu lebih cenderung mengajar orang dewasa daripada anak-anak. Namun, Yesus membalikkan paradigma ini dengan menunjukkan bahwa anak-anak memiliki tempat dalam Kerajaan Allah.

Teolog Reformed seperti John Calvin menekankan bahwa ayat ini bukan hanya tentang menerima anak-anak secara fisik, tetapi juga melambangkan bahwa keselamatan diberikan kepada mereka yang datang kepada Kristus dengan sikap rendah hati dan ketergantungan total, sebagaimana anak-anak bergantung kepada orang tua mereka.

2. "Jangan menghalangi mereka datang kepada-Ku" – Panggilan untuk Tidak Menjadi Batu Sandungan

Perintah Yesus kepada murid-murid-Nya menunjukkan bahwa ada kemungkinan orang-orang percaya dapat menjadi penghalang bagi anak-anak untuk datang kepada-Nya.

Beberapa bentuk penghalang yang mungkin terjadi:

  • Ketidakpedulian terhadap pendidikan rohani anak-anak – Orang tua yang tidak mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak mereka pada dasarnya sedang menghalangi mereka untuk mengenal Kristus.
  • Pelayanan gereja yang kurang memperhatikan anak-anak – Gereja yang tidak memberikan ruang bagi pertumbuhan iman anak-anak dapat menjadi batu sandungan bagi generasi mendatang.
  • Keteladanan yang buruk – Jika orang dewasa tidak hidup sesuai dengan Injil, anak-anak dapat mendapatkan gambaran yang salah tentang iman Kristen.

Teolog Reformed Charles Spurgeon menegaskan bahwa setiap anak adalah calon anggota gereja, dan gereja bertanggung jawab untuk membimbing mereka kepada Kristus, bukan mengabaikan mereka.

3. "Sebab Kerajaan Surga adalah milik orang-orang yang seperti anak-anak kecil ini" – Kerendahan Hati dan Ketergantungan pada Allah

Yesus tidak berkata bahwa Kerajaan Surga hanya untuk anak-anak, tetapi bagi mereka yang memiliki sikap seperti anak-anak.

Sifat yang dimiliki anak-anak yang relevan dengan Kerajaan Allah:

  • Kerendahan hati – Anak-anak tidak datang dengan kebanggaan atau prestasi, mereka datang dalam ketergantungan penuh.
  • Kepercayaan – Anak-anak percaya tanpa syarat kepada orang tua mereka, sebagaimana orang percaya harus mempercayai Allah.
  • Kepolosan – Mereka tidak memiliki niat tersembunyi atau keinginan duniawi yang kompleks.

John MacArthur menafsirkan bahwa sikap anak-anak ini menggambarkan bagaimana seseorang harus datang kepada Allah – dalam iman yang tulus dan tanpa pretensi.

Matius 19:14 dalam Perspektif Teologi Reformed

Teologi Reformed menekankan doktrin anugerah dan ketergantungan total kepada Allah. Dalam terang Matius 19:14, kita dapat melihat beberapa konsep teologis yang penting:

1. Keselamatan adalah Pekerjaan Allah, Bukan Manusia

Reformator John Calvin menekankan bahwa keselamatan adalah karya anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia. Anak-anak melambangkan ketidakberdayaan manusia dalam mencapai keselamatan. Seperti bayi yang tidak bisa hidup tanpa perawatan orang tua, manusia juga tidak bisa selamat tanpa anugerah Allah.

2. Baptisan Anak dalam Teologi Reformed

Banyak gereja Reformed mempraktikkan baptisan anak berdasarkan ayat-ayat seperti Matius 19:14. Dalam teologi Reformed, baptisan anak bukan berarti anak tersebut otomatis diselamatkan, tetapi sebagai tanda perjanjian bahwa mereka termasuk dalam komunitas iman.

R.C. Sproul menjelaskan bahwa baptisan anak menggambarkan bagaimana anugerah Allah bekerja sebelum seseorang bahkan bisa membuat keputusan sadar untuk percaya.

3. Pendidikan dan Disiplin Rohani Anak

Teolog Reformed seperti Jonathan Edwards menekankan pentingnya mendidik anak-anak dalam firman Tuhan sejak kecil. Matius 19:14 adalah pengingat bahwa orang tua Kristen bertanggung jawab untuk membawa anak-anak mereka kepada Yesus, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara rohani.

Aplikasi dalam Kehidupan Orang Percaya

1. Gereja Harus Memberikan Perhatian pada Pelayanan Anak

Pelayanan sekolah Minggu dan pendidikan Kristen harus menjadi prioritas dalam gereja. Gereja harus menciptakan lingkungan di mana anak-anak dapat belajar dan bertumbuh dalam iman mereka.

2. Orang Tua Bertanggung Jawab atas Pertumbuhan Rohani Anak

Orang tua Kristen harus secara aktif mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak mereka, sebagaimana diperintahkan dalam Ulangan 6:6-7.

3. Semua Orang Percaya Harus Memiliki Iman yang Sederhana dan Tulus

Matius 19:14 mengajarkan bahwa orang percaya harus memiliki sikap seperti anak-anak dalam hubungan mereka dengan Allah – rendah hati, percaya penuh, dan bergantung sepenuhnya pada-Nya.

Kesimpulan

Matius 19:14 adalah ayat yang sangat kaya dalam makna teologis. Yesus tidak hanya menunjukkan kasih-Nya kepada anak-anak tetapi juga mengajarkan prinsip penting tentang bagaimana seseorang dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Dalam terang teologi Reformed, kita melihat bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia, dan bahwa iman yang sejati adalah iman yang sederhana, tulus, dan berserah sepenuhnya kepada Kristus.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak, menjadi teladan iman bagi mereka, serta datang kepada Allah dengan kerendahan hati dan kepercayaan seperti seorang anak kecil.

"Berbahagialah mereka yang datang kepada Allah seperti anak-anak, sebab Kerajaan Surga adalah milik mereka."

Next Post Previous Post