Matius 7:12: Hukum Emas dalam Kehidupan Kristen

Matius 7:12: Hukum Emas dalam Kehidupan Kristen

Pendahuluan:

Matius 7:12 sering disebut sebagai "Hukum Emas" (Golden Rule) dalam ajaran Yesus. Ayat ini memberikan prinsip universal tentang bagaimana kita harus memperlakukan orang lain.

"Karena itu, segala sesuatu yang kamu ingin orang lakukan kepadamu, demikian juga kamu lakukan kepada mereka karena inilah isi Hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 7:12, AYT)

Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan bahwa hukum moral Tuhan tetap berlaku bagi orang percaya dan harus diterapkan dengan kasih yang bersumber dari anugerah Allah. Artikel ini akan membahas makna mendalam dari Matius 7:12, bagaimana ayat ini berbicara tentang hubungan antara hukum Tuhan dan kasih, serta bagaimana para teolog Reformed menjelaskan makna teologisnya.

Eksposisi Matius 7:12

1. "Karena Itu, Segala Sesuatu yang Kamu Ingin Orang Lakukan Kepadamu"

Bagian ini menunjukkan bahwa Yesus memberikan prinsip moral yang mengatur interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Makna "Segala Sesuatu yang Kamu Ingin Orang Lakukan Kepadamu"?

  • Prinsip ini menekankan tindakan aktif dalam kasih, bukan hanya menghindari perbuatan jahat.
  • Bukan hanya tentang tidak menyakiti orang lain, tetapi juga melakukan kebaikan kepada mereka.
  • Yesus mengajarkan bahwa kasih kepada sesama harus ditunjukkan dalam tindakan konkret.

John Calvin dalam Commentary on Matthew menulis:"Yesus mengajarkan bahwa kasih sejati tidak bersifat pasif, tetapi aktif dalam mencari kebaikan bagi orang lain, sebagaimana kita juga ingin diperlakukan dengan baik."

Sebagai orang percaya, kita harus memiliki sikap proaktif dalam melakukan kebaikan kepada sesama, bukan hanya menghindari kejahatan.

2. "Demikian Juga Kamu Lakukan kepada Mereka"

Bagian ini menegaskan bahwa perintah Yesus bersifat aktif dan bukan hanya sekadar larangan.

Apa yang Dimaksud dengan "Lakukan kepada Mereka"?

  • Mengasihi orang lain bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata (1 Yohanes 3:18).
  • Yesus tidak hanya mengajarkan untuk tidak berbuat jahat, tetapi juga mendorong untuk melakukan perbuatan baik.
  • Kasih kepada sesama harus didasarkan pada kasih Allah yang telah kita terima lebih dahulu (1 Yohanes 4:19).

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan:"Mengasihi sesama bukanlah pilihan, tetapi perintah moral yang mencerminkan karakter Allah yang kudus dan penuh kasih."

Sebagai orang percaya, kita harus menerapkan kasih dalam tindakan konkret, bukan hanya dalam niat atau kata-kata.

3. "Karena Inilah Isi Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi"

Bagian ini menunjukkan bahwa ajaran Yesus sejalan dengan prinsip-prinsip hukum moral Allah yang dinyatakan dalam Perjanjian Lama.

Mengapa Yesus Menghubungkan Prinsip Ini dengan Hukum Taurat dan Para Nabi?

  • Hukum Taurat dan kitab para nabi merangkum kehendak Allah bagi umat manusia.
  • Yesus menegaskan bahwa kasih adalah inti dari seluruh hukum Tuhan (Matius 22:37-40).
  • Ini menunjukkan kesinambungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam ajaran moral.

John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menegaskan:"Yesus tidak membatalkan hukum moral Allah, tetapi mengajarkan bahwa hukum itu harus dipahami dalam terang kasih yang aktif dan nyata."

Sebagai orang percaya, kita harus memahami bahwa hukum Tuhan bukan sekadar aturan kaku, tetapi merupakan refleksi dari kasih dan kebaikan-Nya.

Makna Teologis dalam Teologi Reformed

1. Hukum Allah Masih Berlaku bagi Orang Percaya

  • Teologi Reformed menekankan bahwa hukum moral Allah tetap berlaku, tetapi harus dipahami dalam terang kasih karunia.
  • Orang percaya tidak diselamatkan oleh hukum, tetapi hukum tetap menjadi panduan dalam hidup mereka.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:"Hukum Allah adalah standar kekudusan yang tetap berlaku bagi semua manusia, dan kasih adalah cara untuk menggenapinya."

Sebagai orang percaya, kita tidak boleh mengabaikan hukum moral Tuhan, tetapi harus melihatnya sebagai pedoman untuk hidup dalam kasih.

2. Penggenapan Hukum dalam Kasih Kristus

  • Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum, tetapi untuk menggenapinya (Matius 5:17).
  • Kasih kepada sesama adalah refleksi dari kasih Allah kepada kita dalam Kristus.
  • Hukum moral Tuhan hanya dapat ditaati dengan benar jika kita hidup dalam anugerah-Nya.

Jonathan Edwards dalam Religious Affections menulis:"Kasih sejati bukan berasal dari usaha manusia, tetapi merupakan buah dari anugerah Tuhan yang bekerja dalam hati orang percaya."

Sebagai orang percaya, kita harus mengandalkan Roh Kudus untuk hidup dalam kasih yang sejati, bukan dalam upaya manusiawi semata.

3. Kesaksian Injil dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Orang percaya dipanggil untuk menunjukkan kasih Kristus dalam setiap interaksi dengan orang lain.
  • Ketika kita menerapkan prinsip ini, kita menjadi saksi yang hidup bagi Injil di dunia.

John Piper dalam Desiring God menegaskan:"Hidup dalam kasih yang nyata adalah salah satu cara terbaik untuk menyatakan kebenaran Injil kepada dunia yang penuh dengan kebencian dan ketidakadilan."

Sebagai orang percaya, kita harus menyadari bahwa cara kita memperlakukan orang lain mencerminkan iman kita kepada Kristus.

Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

Bagaimana kita bisa menerapkan kebenaran ini dalam kehidupan sehari-hari?

1. Berlaku Baik kepada Semua Orang, Tanpa Memandang Status

  • Perlakukan semua orang dengan hormat dan kasih, termasuk mereka yang berbeda pandangan dengan kita.
  • Hindari sikap diskriminatif atau membeda-bedakan perlakuan terhadap orang lain.

2. Mengasihi dalam Tindakan, Bukan Hanya dalam Kata-Kata

  • Tunjukkan kasih melalui perbuatan nyata, seperti menolong orang yang membutuhkan atau menghibur mereka yang sedang berduka.
  • Jangan hanya berkata "Saya mengasihi kamu", tetapi tunjukkan dengan tindakan.

3. Menjadi Saksi Kristus Melalui Kehidupan yang Penuh Kasih

  • Ketika kita hidup sesuai dengan prinsip ini, kita akan menjadi saksi nyata bagi Injil.
  • Dunia akan mengenal Kristus melalui kasih yang kita tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Matius 7:12 menegaskan bahwa hukum moral Tuhan harus diwujudkan dalam kasih yang nyata kepada sesama.

Dari perspektif teologi Reformed, kita belajar bahwa:

  1. Hukum moral Allah tetap berlaku dan digenapi dalam kasih kepada sesama.
  2. Pengampunan dan kasih kepada sesama adalah refleksi dari kasih Kristus kepada kita.
  3. Orang percaya dipanggil untuk hidup sebagai saksi Injil melalui kasih yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih yang aktif, memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan, dan mencerminkan karakter Kristus dalam setiap aspek kehidupan kita.

Next Post Previous Post