Penghiburan dalam Pengharapan: Roma 8:18
Pendahuluan:
Roma 8:18 adalah salah satu ayat yang memberikan penghiburan besar bagi orang percaya yang mengalami penderitaan dalam kehidupan ini. Rasul Paulus menulis:"Sebab, aku menganggap bahwa penderitaan-penderitaan yang kita alami sekarang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:18, AYT)
Ayat ini mengajarkan bahwa penderitaan di dunia ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemuliaan surgawi yang telah disediakan Allah bagi umat-Nya. Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini menekankan kedaulatan Allah, pengharapan eskatologis, dan panggilan orang percaya untuk bertahan dalam penderitaan dengan iman.
Artikel ini akan mengulas ayat ini secara mendalam, membahas maknanya dalam konteks teologi Reformed, serta menyertakan pandangan dari beberapa teolog Reformed terkemuka.
1. Konteks Roma 8:18
Roma 8 adalah salah satu pasal paling teologis dalam Perjanjian Baru. Paulus dalam bagian ini berbicara tentang:
- Hidup dalam Roh (Roma 8:1-17)
- Pengharapan dalam penderitaan (Roma 8:18-27)
- Kedaulatan Allah dalam keselamatan (Roma 8:28-39)
Ayat 18 menjadi titik awal untuk bagian yang berbicara tentang penderitaan dalam terang kemuliaan Allah yang akan datang. Paulus, yang menulis surat ini kepada jemaat di Roma sekitar tahun 57-58 M, ingin menguatkan mereka dalam menghadapi penganiayaan yang sedang dan akan mereka alami.
2. Eksposisi Roma 8:18
A. “Sebab, aku menganggap...”
Frasa ini menunjukkan bahwa Paulus telah melakukan perenungan mendalam sebelum menyatakan kebenaran ini. Kata dalam bahasa Yunani yang digunakan adalah logizomai, yang berarti "mempertimbangkan dengan matang" atau "memutuskan berdasarkan perhitungan yang cermat".
John Calvin dalam komentarnya terhadap ayat ini menekankan bahwa iman Kristen bukanlah iman yang buta, tetapi iman yang didasarkan pada pertimbangan yang benar akan janji Allah.
B. “Penderitaan-penderitaan yang kita alami sekarang”
Paulus tidak menyangkal realitas penderitaan orang percaya. Penderitaan ini bisa berupa:
- Penderitaan karena dosa dan akibat kejatuhan manusia (Kejadian 3:16-19).
- Penderitaan karena penganiayaan akibat iman kepada Kristus (2 Timotius 3:12).
- Penderitaan dalam bentuk disiplin Tuhan untuk mendewasakan iman kita (Ibrani 12:6-7).
John Piper dalam bukunya Desiring God menyatakan bahwa penderitaan adalah alat yang Allah pakai untuk memurnikan iman dan membentuk karakter orang percaya.
C. “Tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”
Paulus membandingkan penderitaan sementara di dunia ini dengan kemuliaan kekal yang akan datang. Teologi Reformed menekankan bahwa kemuliaan ini bukan sekadar kebahagiaan subjektif, tetapi bagian dari rencana kekal Allah dalam keselamatan umat-Nya.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyebutkan bahwa kemuliaan yang dijanjikan Allah adalah kepenuhan dari rencana penebusan-Nya, di mana orang percaya akan menikmati persekutuan sempurna dengan Allah dalam kekekalan.
3. Penderitaan dalam Teologi Reformed
Teologi Reformed memiliki pandangan yang sangat jelas tentang penderitaan. Beberapa prinsip utamanya adalah:
A. Kedaulatan Allah dalam Penderitaan
Teologi Reformed menegaskan bahwa tidak ada penderitaan yang terjadi di luar kehendak Allah. Ayub 1:21 menyatakan, "TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN."
R.C. Sproul dalam bukunya The Holiness of God mengatakan bahwa bahkan penderitaan ada dalam kendali Allah dan memiliki tujuan bagi umat-Nya.
B. Penderitaan sebagai Alat Pemurnian Iman
Roma 5:3-5 menyatakan bahwa penderitaan menghasilkan ketekunan, ketekunan menghasilkan tahan uji, dan tahan uji menghasilkan pengharapan.
Jonathan Edwards menegaskan bahwa Allah menggunakan penderitaan untuk menjauhkan hati orang percaya dari dunia dan mengarahkan mereka kepada kemuliaan kekal.
C. Penderitaan sebagai Identitas Orang Percaya
Kristus sendiri menderita, dan orang percaya dipanggil untuk mengambil bagian dalam penderitaan-Nya (Filipi 1:29). Charles Spurgeon berkata, “Tidak ada murid yang lebih besar dari gurunya. Jika Yesus menderita, kita pun akan mengalaminya.”
4. Kemuliaan yang Akan Datang
Paulus tidak hanya berbicara tentang penderitaan, tetapi juga tentang kemuliaan yang akan datang. Kemuliaan ini mencakup:
A. Pemulihan Segala Sesuatu
Roma 8:21 mengatakan bahwa ciptaan sendiri akan dibebaskan dari belenggu dosa. Ini menunjukkan bahwa rencana Allah bukan hanya menyelamatkan manusia, tetapi juga memulihkan seluruh ciptaan.
B. Kebangkitan dan Tubuh yang Dimuliakan
1 Korintus 15:42-44 berbicara tentang kebangkitan tubuh orang percaya. Ini adalah bagian dari kemuliaan yang dijanjikan.
John Murray dalam Redemption Accomplished and Applied menyebutkan bahwa kemuliaan ini adalah manifestasi penuh dari keselamatan Allah, di mana umat pilihan-Nya akan menikmati persekutuan sempurna dengan-Nya tanpa dosa dan penderitaan.
5. Aplikasi Praktis Roma 8:18 dalam Hidup Sehari-hari
Bagaimana kita dapat menerapkan ayat ini dalam kehidupan kita?
A. Menghadapi Penderitaan dengan Iman
Saat kita mengalami penderitaan, kita harus mengingat bahwa itu hanyalah sementara dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang dijanjikan Allah.
B. Tetap Setia dalam Penganiayaan
Dalam dunia yang semakin menentang kekristenan, kita dipanggil untuk tetap setia kepada Kristus, mengingat bahwa penderitaan kita memiliki tujuan kekal.
C. Memberikan Penghiburan kepada Sesama
Kita harus menguatkan saudara seiman yang sedang menderita dengan pengharapan bahwa Allah setia dan kemuliaan-Nya akan datang.
Kesimpulan
Roma 8:18 adalah ayat yang memberikan penghiburan besar bagi orang percaya. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini mengajarkan bahwa:
- Penderitaan adalah bagian dari kehidupan orang percaya, tetapi tidak akan berlangsung selamanya.
- Allah yang berdaulat memakai penderitaan untuk membentuk dan memurnikan umat-Nya.
- Kemuliaan yang akan datang jauh lebih besar daripada penderitaan yang kita alami saat ini.
- Orang percaya harus menjalani kehidupan dengan iman dan pengharapan akan janji Allah.
Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk menatap ke depan dengan iman, mengarahkan hati kita kepada kemuliaan kekal yang telah dijanjikan oleh Allah. Seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam 2 Korintus 4:17:"Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini mengerjakan bagi kita kemuliaan yang jauh lebih besar dan kekal."
Mari kita bertahan dalam penderitaan dengan keyakinan bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan kita dan akan menyatakan kemuliaan-Nya pada waktunya. Soli Deo Gloria!