Roma 12:10: Hidup dalam Kasih Persaudaraan dan Kehormatan

Roma 12:10: Hidup dalam Kasih Persaudaraan dan Kehormatan

Pendahuluan:

Roma 12:10 berbunyi:“Hendaklah kamu saling mengasihi dengan kasih persaudaraan dan saling mendahului dalam memberi hormat.” (Roma 12:10, AYT)

Ayat ini adalah bagian dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, yang menekankan pentingnya kasih dalam kehidupan orang percaya. Kasih persaudaraan dan sikap saling menghormati menjadi dasar dari komunitas Kristen yang sehat dan kuat.

Dalam artikel ini, kita akan menggali makna mendalam Roma 12:10 berdasarkan kajian teologis para pakar Reformed, memahami makna teologisnya, dan mengaplikasikan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan sehari-hari.

Konteks Roma 12:10

Surat Roma pasal 12 adalah bagian dari surat Paulus yang membahas bagaimana orang Kristen seharusnya hidup sebagai hasil dari anugerah Allah. Setelah menjelaskan doktrin keselamatan dalam pasal 1-11, Paulus mulai memberikan instruksi praktis dalam pasal 12 tentang bagaimana hidup sebagai murid Kristus.

Roma 12:10 adalah bagian dari daftar nasihat tentang bagaimana seharusnya orang percaya memperlakukan satu sama lain dalam komunitas Kristen. Ayat ini memiliki dua perintah utama:

  1. Mengasihi dengan kasih persaudaraan
  2. Saling mendahului dalam memberi hormat

Paulus mengajarkan bahwa kasih sejati bukan hanya dalam kata-kata tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

Eksposisi Roma 12:10 dalam Teologi Reformed

1. Kasih Persaudaraan dalam Alkitab

Paulus menggunakan kata Yunani philostorgos (kasih keluarga) untuk menggambarkan bagaimana hubungan orang percaya harus seperti hubungan dalam keluarga. Ini menunjukkan bahwa dalam komunitas Kristen, kasih seharusnya tidak bersifat formal atau sekadar kewajiban, tetapi harus mencerminkan kasih yang ada dalam keluarga.

Beberapa ayat lain yang berbicara tentang kasih persaudaraan:

  • Ibrani 13:1 – "Tetaplah mengasihi saudara-saudara seiman."
  • 1 Petrus 1:22 – "Kasihilah saudara-saudaramu dengan sungguh-sungguh dan dengan hati yang murni."
  • 1 Yohanes 3:16 – "Kita tahu kasih ini dari Yesus yang telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita."

Dalam teologi Reformed, kasih ini bukan hanya berdasarkan emosi, tetapi adalah hasil dari transformasi hati oleh Roh Kudus. Kasih sejati lahir dari kehidupan yang diperbarui oleh Injil.

2. Saling Mendahului dalam Memberi Hormat

Kata Yunani untuk "saling mendahului" adalah proegeomai, yang berarti "berusaha lebih dahulu" atau "berkompetisi dalam memberi penghormatan." Ini mengandung makna bahwa kita tidak hanya menunggu orang lain menghormati kita, tetapi kita harus terlebih dahulu menunjukkan penghormatan kepada mereka.

John Calvin dalam Commentary on Romans menekankan bahwa penghormatan ini bukan hanya kepada orang yang kita sukai, tetapi kepada semua saudara seiman tanpa memandang status sosial atau latar belakang mereka.

Tim Keller juga menambahkan bahwa salah satu tanda sejati dari kasih adalah kerendahan hati untuk mengutamakan orang lain. Dalam bukunya The Freedom of Self-Forgetfulness, Keller menjelaskan bahwa kasih sejati bukan tentang mengutamakan diri sendiri, tetapi tentang menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi.

Makna Teologis Roma 12:10

Dalam teologi Reformed, Roma 12:10 mengajarkan prinsip-prinsip dasar kasih Kristen yang didasarkan pada kasih Allah yang lebih dahulu mengasihi kita.

1. Kasih Persaudaraan sebagai Refleksi Kasih Kristus

John Calvin dalam tafsirannya terhadap Roma 12:10 menekankan bahwa kasih persaudaraan adalah refleksi dari kasih Allah kepada kita. Ia berkata:“Kasih yang sejati hanya dapat muncul dari hati yang telah diperbarui oleh anugerah Allah.”

Dalam doktrin Reformasi, kasih yang sejati bukanlah sesuatu yang berasal dari natur manusia yang telah jatuh dalam dosa, tetapi merupakan hasil dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati orang percaya (Galatia 5:22). Kasih ini bersumber dari kasih Kristus yang telah mengasihi kita lebih dahulu (1 Yohanes 4:19).

2. Kasih yang Aktif dan Berorientasi pada Orang Lain

R.C. Sproul, seorang teolog Reformed terkenal, menekankan bahwa kasih Kristen bukan hanya perasaan tetapi tindakan yang nyata. Ia berkata:“Kasih dalam Alkitab selalu bersifat aktif. Itu bukan sekadar emosi, tetapi tindakan yang nyata yang mencari kebaikan orang lain.”

Paulus menggunakan kata Yunani “philostorgos” dalam Roma 12:10, yang berarti kasih yang erat seperti dalam hubungan keluarga. Ini menunjukkan bahwa hubungan antar orang percaya seharusnya lebih dari sekadar pertemanan biasa, tetapi seperti hubungan saudara dalam keluarga Allah.

3. Saling Mendahului dalam Memberi Hormat

Selain kasih, Paulus juga menekankan sikap hormat. Kata Yunani yang digunakan untuk “hormat” adalah “time”, yang berarti memberi nilai atau penghormatan kepada seseorang.

John Murray, seorang teolog Reformed, menjelaskan bahwa perintah untuk “saling mendahului dalam memberi hormat” berarti:“Jangan menunggu orang lain menghormati kita lebih dulu, tetapi kita yang harus mengambil inisiatif dalam menghormati orang lain.”

Sikap ini adalah kebalikan dari sifat manusia yang cenderung ingin dihormati lebih dahulu.

Aplikasi Roma 12:10 dalam Kehidupan Sehari-hari

Roma 12:10 bukan hanya ajaran teologis tetapi juga memiliki implikasi praktis yang sangat relevan dalam kehidupan kita.

1. Mengasihi dengan Kasih yang Tulus

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali hanya mengasihi orang yang menyenangkan bagi kita. Namun, kasih persaudaraan yang Paulus maksudkan adalah kasih yang tulus, tanpa kepura-puraan.

Tim Keller berkata:“Kasih sejati bukan tentang seberapa besar kita merasa nyaman dengan seseorang, tetapi tentang komitmen untuk mengusahakan yang terbaik bagi mereka.”

Jonathan Edwards dalam Charity and Its Fruits menekankan bahwa kasih Kristen selalu terlihat dalam tindakan nyata, bukan hanya dalam teori.

Ini berarti kita harus tetap mengasihi bahkan ketika orang lain sulit dikasihi.

2. Mendahului dalam Memberi Hormat

Banyak konflik dalam keluarga, gereja, atau masyarakat terjadi karena orang ingin dihormati lebih dulu. Roma 12:10 menantang kita untuk berinisiatif dalam memberi hormat.

Sebagai contoh:

  • Dalam keluarga: Menghormati pasangan, orang tua, dan anak-anak dalam perkataan dan tindakan.
  • Dalam gereja: Menghormati pemimpin gereja dan sesama jemaat tanpa iri hati atau kebencian.
  • Dalam pekerjaan: Menghargai rekan kerja dan tidak mencari kepentingan pribadi saja.

Martyn Lloyd-Jones berkata:“Kehormatan yang sejati lahir dari hati yang rendah hati, bukan dari keinginan untuk dihormati kembali.”

3. Menjadi Teladan dalam Kasih dan Penghormatan

Orang Kristen dipanggil untuk menjadi terang dan garam di dunia. Ketika kita menunjukkan kasih persaudaraan dan saling menghormati, kita sedang menunjukkan karakter Kristus kepada dunia.

Jonathan Edwards, seorang teolog Reformed, menulis:“Orang yang paling rohani adalah mereka yang paling mengasihi dan paling rendah hati.”

Dengan menunjukkan kasih dan hormat kepada orang lain, kita memuliakan Tuhan dalam kehidupan kita.

Kesimpulan

Roma 12:10 mengajarkan dua prinsip utama:

Mengasihi dengan kasih persaudaraan
Saling mendahului dalam memberi hormat

Ayat ini bukan hanya sebuah nasihat moral, tetapi panggilan untuk mencerminkan karakter Kristus dalam kehidupan kita. Kasih dan penghormatan bukan hanya teori, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata setiap hari.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk:

  1. Mengasihi tanpa syarat, seperti kasih Kristus kepada kita.
  2. Menghormati orang lain lebih dahulu, tanpa menuntut dihormati kembali.
  3. Menjadi teladan dalam kasih dan rendah hati dalam segala aspek kehidupan.

Ketika kita menerapkan prinsip Roma 12:10, kita akan membangun komunitas yang kuat dan memuliakan Tuhan melalui kasih yang nyata dalam hidup kita.

“Hendaklah kamu saling mengasihi dengan kasih persaudaraan dan saling mendahului dalam memberi hormat.” (Roma 12:10, AYT)

Semoga kita semua hidup dalam kasih dan hormat yang sejati, sebagai bukti nyata dari pekerjaan Tuhan dalam hidup kita.

Next Post Previous Post