Roma 8:29: Doktrin Predestinasi dan Transformasi dalam Kristus
Pendahuluan:
Roma 8:29 adalah salah satu ayat kunci dalam Perjanjian Baru yang membahas tentang doktrin predestinasi dalam teologi Reformed. Ayat ini berbicara tentang bagaimana Allah telah menetapkan sejak semula orang-orang yang akan diselamatkan dan dibentuk menjadi serupa dengan Kristus.
Ayat ini berbunyi:
"Sebab, bagi siapa yang telah Dia kenal sejak semula, juga Dia tentukan sejak semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Roma 8:29, AYT)
Artikel ini akan membahas makna Roma 8:29 dari perspektif teologi Reformed, berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya. Kita akan menggali bagaimana ayat ini berkaitan dengan doktrin predestinasi, justifikasi, dan pengudusan, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen.
1. Eksposisi Roma 8:29 dalam Konteks Surat Roma
Roma 8 sering dianggap sebagai salah satu pasal paling teologis dan kaya dalam Perjanjian Baru. Pasal ini berbicara tentang kehidupan dalam Roh, jaminan keselamatan, dan pemeliharaan Allah atas umat-Nya.
A. "Sebab, bagi siapa yang telah Dia kenal sejak semula"
1. Foreknowledge: Allah Mengenal Umat-Nya Sejak Kekekalan
Frasa "telah Dia kenal sejak semula" (foreknowledge dalam bahasa Inggris) sering menjadi perdebatan teologis.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa foreknowledge dalam ayat ini bukan sekadar mengetahui sebelumnya (prescience), tetapi menunjuk pada pemilihan Allah yang penuh kasih terhadap umat pilihan-Nya.
"Ketika Alkitab berbicara tentang Allah ‘mengenal’ seseorang, itu berarti Dia memilih mereka dengan kasih karunia-Nya, bukan karena Dia melihat sesuatu yang baik dalam diri mereka."
R.C. Sproul dalam Chosen by God menjelaskan bahwa foreknowledge di sini berkaitan erat dengan doktrin predestinasi, yaitu bahwa Allah secara aktif memilih mereka yang akan diselamatkan, bukan sekadar mengetahui siapa yang akan percaya.
Efesus 1:4-5 mendukung konsep ini:
"Sebab, di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya."
B. "Dia juga tentukan sejak semula"
2. Predestinasi: Allah Menentukan Mereka yang Diselamatkan
Kata predestinasi (proorizō dalam bahasa Yunani) berarti "menentukan sebelumnya." Ini berarti bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya telah memilih orang-orang tertentu untuk diselamatkan.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa predestinasi adalah tindakan Allah yang bebas dan berdaulat, di mana Ia menetapkan siapa yang akan menerima keselamatan.
John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menegaskan bahwa pemilihan Allah bukan berdasarkan usaha manusia, tetapi sepenuhnya karena anugerah-Nya.
Ini sejalan dengan Yohanes 6:44:
"Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jika Bapa yang mengutus Aku tidak menariknya, dan Aku akan membangkitkannya pada hari terakhir."
C. "Untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya"
3. Transformasi Menjadi Seperti Kristus
Tujuan utama predestinasi bukan hanya keselamatan, tetapi transformasi menuju keserupaan dengan Kristus.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menekankan bahwa orang yang benar-benar telah dipilih Allah akan menunjukkan perubahan nyata dalam hidup mereka.
"Iman sejati akan selalu menghasilkan transformasi. Mereka yang benar-benar telah dipilih akan semakin serupa dengan Kristus dalam karakter mereka."
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa proses ini adalah bagian dari pengudusan (sanctification), di mana Roh Kudus bekerja dalam hidup orang percaya untuk membentuk mereka sesuai dengan karakter Kristus.
2 Korintus 3:18 mendukung konsep ini:
"Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan wajah yang tidak berselubung, dan kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambaran-Nya dari kemuliaan kepada kemuliaan, sebagaimana dari Tuhan, yang adalah Roh."
D. "Supaya Ia menjadi yang sulung di antara banyak saudara"
4. Kristus sebagai yang Sulung
Kristus disebut sebagai yang sulung (prototokos dalam bahasa Yunani), yang berarti bahwa Ia adalah yang pertama dalam kebangkitan dan kemuliaan, serta menjadi pemimpin bagi semua orang percaya.
Charles Spurgeon dalam salah satu khotbahnya berkata:
"Kristus bukan hanya Juru Selamat kita, tetapi juga teladan kita. Kita dipanggil untuk hidup seperti Dia dan berbagi dalam kemuliaan-Nya."
Kolose 1:18 menegaskan hal ini:
"Ia adalah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ia adalah yang awal, yang sulung dari antara orang mati, supaya Ia sendiri menjadi yang terutama dalam segala sesuatu."
2. Roma 8:29 dan Doktrin Teologi Reformed
A. Predestinasi dan Kedaulatan Allah
Roma 8:29 menunjukkan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah karya Allah. Tidak ada yang dapat memilih Allah dengan kekuatan mereka sendiri, tetapi Allah yang memilih mereka.
Efesus 2:8-9 berkata:
"Sebab, karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri."
John Piper dalam Desiring God menekankan bahwa predestinasi memberikan jaminan bahwa keselamatan kita tidak bergantung pada kita, tetapi pada kasih karunia Allah yang tak tergoyahkan.
B. Keselamatan dan Transformasi
Roma 8:29 juga menegaskan bahwa mereka yang dipilih oleh Allah akan mengalami transformasi menuju keserupaan dengan Kristus.
Martyn Lloyd-Jones dalam Spiritual Depression berkata:
"Jika seseorang mengaku sebagai orang percaya tetapi tidak mengalami perubahan dalam hidupnya, kita harus bertanya apakah dia benar-benar telah diselamatkan."
Yakobus 2:26 menegaskan bahwa iman yang sejati pasti menghasilkan buah.
3. Implikasi Roma 8:29 dalam Kehidupan Kristen
A. Percaya kepada Kedaulatan Allah dalam Keselamatan
Jika Allah yang memilih kita, maka kita tidak perlu takut akan kehilangan keselamatan kita. Ini memberi keyakinan besar bagi orang percaya.
B. Berusaha untuk Menjadi Seperti Kristus
Tujuan predestinasi bukan hanya pergi ke surga, tetapi menjadi seperti Kristus. Kita harus bertanya: Apakah hidup kita semakin mencerminkan Kristus?
C. Hidup dengan Rasa Syukur dan Kerendahan Hati
Karena keselamatan adalah anugerah, kita tidak boleh sombong. Kita dipanggil untuk bersyukur dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Kesimpulan
Roma 8:29 adalah ayat yang kaya dengan doktrin teologi Reformed. Ayat ini mengajarkan bahwa:
- Allah memilih umat-Nya sejak kekekalan – Predestinasi adalah rencana Allah yang berdaulat.
- Keselamatan adalah karya Allah, bukan hasil usaha manusia – Ini menguatkan doktrin sola gratia (keselamatan hanya oleh anugerah).
- Orang yang dipilih akan mengalami transformasi menjadi serupa dengan Kristus – Keselamatan sejati akan menghasilkan perubahan hidup.
- Kristus adalah yang sulung, dan kita dipanggil untuk menjadi bagian dari keluarga Allah – Kita harus hidup sesuai dengan panggilan kita.
Pandangan dari para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, dan lainnya menegaskan bahwa keselamatan kita adalah hasil dari kasih karunia Allah yang berdaulat, dan bahwa tujuan akhir dari keselamatan adalah menjadi serupa dengan Kristus.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam keyakinan akan pemilihan Allah, mengalami transformasi menuju keserupaan dengan Kristus, dan bersyukur atas kasih karunia-Nya.
Soli Deo Gloria!