Yohanes 12:1-8: Pengurapan Kedua Yesus dan Maknanya

Yohanes 12:1-8: Pengurapan Kedua Yesus dan Maknanya

Pendahuluan:

Peristiwa pengurapan Yesus oleh Maria di Betania dalam Yohanes 12:1-8 adalah salah satu momen yang sangat bermakna dalam Injil. Ini dikenal sebagai pengurapan kedua Yesus sebelum penyaliban-Nya. Berbeda dengan pengurapan pertama oleh seorang perempuan berdosa (Lukas 7:36-50), pengurapan ini dilakukan oleh Maria, saudara Lazarus.

Kisah ini penuh dengan simbolisme teologis dan makna mendalam tentang penyembahan sejati, pengorbanan Kristus, dan respons manusia terhadap-Nya. Dalam artikel ini, kita akan membahas ayat ini secara mendalam berdasarkan beberapa pandangan teologi Reformed dan bagaimana teks ini tetap relevan bagi kehidupan Kristen saat ini.

Yohanes 12:1-8: Yohanes 12:1 Enam hari sebelum Paskah  Yesus datang ke Betania, l tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 12:7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."

Konteks Yohanes 12:1-8

1. Lokasi dan Waktu

Peristiwa ini terjadi enam hari sebelum Paskah, di Betania, rumah Maria, Marta, dan Lazarus. Betania adalah desa kecil yang terletak di dekat Yerusalem. Ini adalah tempat di mana Yesus sering beristirahat sebelum menuju ke Yerusalem.

2. Karakter Utama dalam Peristiwa Ini

  • Yesus: Sang Mesias yang akan segera menghadapi kematian-Nya di kayu salib.
  • Maria: Saudari Lazarus dan Marta, yang menunjukkan kasih dan pengabdian yang luar biasa kepada Yesus.
  • Marta: Seperti biasa, ia sibuk melayani (bandingkan dengan Lukas 10:38-42).
  • Lazarus: Baru saja dibangkitkan oleh Yesus (Yohanes 11).
  • Yudas Iskariot: Murid yang akhirnya mengkhianati Yesus, menunjukkan sikap munafik dan cinta uang.

3. Minyak Narwastu yang Sangat Mahal

Maria menggunakan minyak narwastu murni yang sangat mahal untuk mengurapi Yesus. Yohanes mencatat bahwa minyak ini bernilai tiga ratus dinar, jumlah yang setara dengan upah satu tahun kerja seorang buruh. Ini menunjukkan bahwa pengorbanan Maria sangat besar dan menunjukkan kasih serta hormatnya kepada Yesus.

Eksposisi Yohanes 12:1-8

1. Konteks Peristiwa: Betania, Enam Hari Sebelum Paskah

Menurut Dr. D.A. Carson, peristiwa ini terjadi enam hari sebelum Paskah, menunjukkan bahwa pengurapan ini terjadi menjelang penyaliban Yesus.

  • Betania adalah tempat di mana Yesus sebelumnya membangkitkan Lazarus dari kematian (Yohanes 11).
  • Marta, Maria, dan Lazarus adalah sahabat-sahabat dekat Yesus.
  • Jamuan makan ini bukan hanya perjamuan biasa, tetapi perayaan atas mujizat yang dilakukan Yesus.

Dalam teologi Reformed, setiap peristiwa dalam kehidupan Yesus memiliki tujuan redemptif (penebusan). Kehadiran Yesus di Betania bukan kebetulan, tetapi merupakan bagian dari rencana Allah yang lebih besar menjelang pengorbanan-Nya.

2. Maria dan Penyembahan yang Sejati

Maria menunjukkan bentuk penyembahan yang mendalam melalui pengurapan kaki Yesus dengan minyak narwastu.

Menurut John Calvin, tindakan Maria menunjukkan bahwa penyembahan sejati adalah ekspresi kasih yang tulus kepada Kristus. Calvin menulis:"Maria tidak hanya menghormati Kristus dengan minyak wangi, tetapi juga menunjukkan bahwa Dia adalah Mesias yang diutus untuk menebus dosa manusia."

🔹 Narwastu yang mahal – menunjukkan bahwa penyembahan kepada Kristus harus dilakukan dengan pengorbanan.
🔹 Meminyaki kaki Yesus – dalam budaya Yahudi, hanya seorang hamba yang membasuh kaki tamu. Ini menunjukkan kerendahan hati Maria.
🔹 Mengeringkan dengan rambutnya – tindakan radikal ini menunjukkan penyerahan total kepada Kristus, karena rambut adalah mahkota kehormatan seorang wanita (1 Korintus 11:15).

Bagi orang percaya, ini adalah teladan bagaimana kita harus menyembah Kristus—dengan totalitas dan tanpa syarat.

3. Yudas Iskariot dan Penyembahan Palsu

Kontras dengan Maria, Yudas Iskariot mengkritik tindakan tersebut dengan alasan “uang itu lebih baik diberikan kepada orang miskin.”

Namun, Yohanes mencatat bahwa Yudas sebenarnya bukan peduli pada orang miskin, tetapi karena ia seorang pencuri.

Menurut Dr. R.C. Sproul, reaksi Yudas menunjukkan dua tipe penyembahan:

  • Penyembahan sejati (Maria) – penuh kasih dan pengorbanan kepada Kristus.
  • Penyembahan palsu (Yudas) – mementingkan diri sendiri dan memanfaatkan pelayanan demi keuntungan pribadi.

Teologi Reformed menekankan bahwa hati manusia secara alami cenderung kepada dosa (total depravity). Yudas adalah contoh nyata bagaimana seseorang bisa dekat dengan Yesus secara fisik, tetapi tetap jauh dari-Nya secara rohani.

4. Yesus dan Pengurapan sebagai Persiapan Penguburan

Yesus menjawab, “Biarkanlah perempuan itu, dia melakukannya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.”

Menurut Herman Bavinck, pernyataan ini menunjukkan bahwa:
Yesus memahami misi-Nya sebagai Mesias yang akan mati untuk dosa manusia.
Maria mungkin tidak sepenuhnya mengerti makna tindakannya, tetapi Allah mengarahkannya sebagai tanda nubuat akan kematian Kristus.
Minyak wangi yang memenuhi rumah adalah gambaran bahwa kematian Yesus akan membawa dampak yang kekal bagi dunia.

5. “Orang Miskin Selalu Ada, Tetapi Aku Tidak Selalu Ada”

Ayat ini sering disalahpahami seolah-olah Yesus tidak peduli kepada orang miskin. Namun, dalam konteksnya, Yesus sedang mengajarkan prioritas yang benar.

Menurut Dr. Sinclair Ferguson, perkataan Yesus berarti:

  • Melayani orang miskin itu penting, tetapi penyembahan kepada Kristus lebih utama.
  • Orang miskin akan selalu ada, tetapi kesempatan untuk menyembah Kristus secara langsung saat itu terbatas karena Dia akan segera disalibkan.

Dalam teologi Reformed, Kristus selalu menjadi pusat dari setiap tindakan orang percaya. Segala pelayanan sosial harus lahir dari hubungan yang benar dengan Kristus dan bukan menggantikan penyembahan kepada-Nya.

Makna Teologis Yohanes 12:1-8

1. Pengurapan sebagai Simbol Persiapan Penguburan Yesus

John Calvin dalam komentarnya tentang Yohanes 12:7 menekankan bahwa tindakan Maria memiliki makna profetis. Calvin menulis:“Maria tidak mungkin sepenuhnya memahami bahwa ia sedang mempersiapkan Yesus untuk penguburan, tetapi Roh Kudus membimbingnya untuk melakukan tindakan ini sebagai persiapan bagi kematian-Nya yang segera datang.”

Yesus sendiri mengonfirmasi hal ini dalam Yohanes 12:7:“Biarkanlah perempuan itu, dia melakukannya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.”

Ini menunjukkan bahwa pengorbanan Yesus di kayu salib bukan suatu kebetulan, tetapi merupakan bagian dari rencana keselamatan Allah yang sudah dinubuatkan sejak lama.

2. Maria sebagai Contoh Iman dan Penyembahan yang Sejati

R.C. Sproul menekankan bahwa tindakan Maria adalah ekspresi dari iman dan penyembahan yang sejati. Sproul berkata:“Maria tidak hanya memberikan apa yang terbaik yang dia miliki, tetapi dia juga menunjukkan penyembahan yang rendah hati dengan mengusap kaki Yesus dengan rambutnya.”

Dalam budaya Yahudi, rambut seorang wanita adalah simbol kehormatan dan kemuliaan. Dengan menggunakan rambutnya untuk menyeka kaki Yesus, Maria menunjukkan kerendahan hati dan penyerahan total kepada Kristus.

3. Kontras antara Maria dan Yudas Iskariot

Charles Hodge, seorang teolog Reformed abad ke-19, menekankan kontras antara Maria dan Yudas dalam peristiwa ini.

  • Maria: Mengorbankan sesuatu yang sangat berharga untuk Yesus, menunjukkan kasih dan penyembahan sejati.
  • Yudas: Mengkritik tindakan Maria dengan alasan yang tampaknya baik, tetapi sebenarnya dia mementingkan diri sendiri dan penuh keserakahan.

Yohanes dengan jelas menyatakan motif Yudas dalam Yohanes 12:6:“Dia mengatakan demikian bukan karena dia peduli kepada orang miskin, melainkan karena dia adalah seorang pencuri.”

Ini menunjukkan bahwa tidak semua orang yang berbicara tentang keadilan sosial memiliki motivasi yang benar. Hati yang dipenuhi oleh cinta uang dan ambisi pribadi dapat menyamar sebagai kepedulian terhadap sesama.

4. Prioritas dalam Mengikuti Kristus

Yesus berkata dalam Yohanes 12:8:“Sebab, orang miskin selalu ada bersamamu, tetapi Aku tidak selalu ada bersamamu.”

Martyn Lloyd-Jones menjelaskan bahwa pernyataan ini bukan berarti Yesus meremehkan pelayanan kepada orang miskin, tetapi menegaskan bahwa mengikuti Kristus harus menjadi prioritas utama. Lloyd-Jones berkata:“Pelayanan sosial sangat penting, tetapi penyembahan dan hubungan pribadi dengan Kristus jauh lebih utama.”

Ini mengajarkan bahwa pekerjaan amal tidak boleh menggantikan prioritas utama kita dalam menyembah dan melayani Kristus.

Aplikasi Yohanes 12:1-8 dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Memberikan yang Terbaik untuk Kristus

Maria mengorbankan sesuatu yang sangat berharga bagi Yesus. Kita juga dipanggil untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan dalam hidup kita.

Jonathan Edwards berkata:“Kasih sejati kepada Kristus selalu diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan hanya dalam kata-kata.”

Apakah kita memberikan yang terbaik dalam waktu, talenta, dan sumber daya kita untuk Tuhan?

2. Penyembahan Sejati Harus Disertai dengan Kerendahan Hati

Maria tidak hanya memberi, tetapi juga merendahkan dirinya dengan mengusap kaki Yesus dengan rambutnya.

A.W. Tozer berkata:“Penyembahan sejati bukan tentang kita, tetapi tentang Kristus yang kita sembah.”

Kita harus belajar menyembah Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati, bukan hanya sekadar ritual.

3. Jangan Biarkan Uang atau Ambisi Dunia Menguasai Hati Kita

Yudas adalah contoh orang yang lebih mencintai uang daripada Kristus. Kita harus berhati-hati agar ambisi dan materi tidak menggeser kasih kita kepada Tuhan.

4. Prioritaskan Hubungan dengan Kristus di Atas Segala Hal

Yesus berkata bahwa “Aku tidak selalu ada bersamamu”, mengajarkan bahwa kesempatan untuk melayani dan bersekutu dengan Tuhan harus menjadi prioritas utama kita.

Kesimpulan: Makna Theologis dari Pengurapan Kedua Yesus

Pengurapan Maria terhadap Yesus di Betania adalah tindakan penyembahan sejati dan persiapan bagi pengorbanan Kristus. Dari perspektif teologi Reformed, kita belajar bahwa:

Yesus adalah Mesias yang datang untuk mati bagi dosa manusia.
Penyembahan sejati haruslah penuh kasih dan pengorbanan.
Hati manusia secara alami cenderung kepada penyembahan yang palsu (seperti Yudas).
Yesus lebih berharga daripada harta duniawi.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengikuti teladan Maria—menyembah Kristus dengan hati yang tulus, penuh kasih, dan pengorbanan.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post